Mari berlibur sambil belajar sejarah di Bumi Majapahit - WisataHits
Jawa Tengah

Mari berlibur sambil belajar sejarah di Bumi Majapahit

Selain destinasi wisata alam yang indah seperti Pacet dan Trawas, Kabupaten Mojokerto juga memiliki sejumlah tempat wisata sejarah yang layak untuk dikunjungi jika Anda berlibur bersama keluarga. Ini juga merupakan tempat untuk belajar dan mengingat sejarah Kerajaan Majapahit yang terkenal.

Berikut beberapa tempat wisata sejarah di Kabupaten Mojokerto yang dikunjungi rombongan wartawan dalam acara Mblararah Wartawan dengan Diskominfo.

1. Museum Majapahit

Museum ini dulunya bernama Oudheeidkundhige Vereeneging Majapahit (OVM), sebuah perkumpulan yang didedikasikan untuk meneliti peninggalan Majapahit. OVM ini terletak di jalan raya Mojokerto – Jombang km 13, dibangun pada tahun 1924 oleh RAA Kromodjojo Adinegoro, salah seorang Bupati Mojokerto, dengan Ir. Henry Mcline Pont adalah seorang arsitek Belanda.

Pada tahun 1942 museum ditutup untuk umum karena Mcline Pont ditangkap oleh Jepang. Sejak saat itu, museum berpindah tangan dan dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Mojokerto, Dinas Provinsi Jawa Timur. Misi kantor tersebut tidak hanya untuk melindungi aset budaya dari Majapahit, tetapi semua peninggalan kuno yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur. Jadi koleksinya bertambah.

Untuk mengatasi hal tersebut, museum dipindahkan ke area yang lebih luas, +2 km dari lokasi aslinya, tepat di Jalan Pendopo Agung, Desa Ngelinguk, Trowulan, Mojokerto. Museum yang baru itu kini bernama Museum Majapahit, namun masih dikenal masyarakat umum dengan sebutan Museum Trowulan.

Museum Majapahit didirikan dengan tujuan untuk melestarikan artefak yang diperoleh baik melalui survei atau penemuan kebetulan. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi tentang sejarah Majapahit. Nama Museum Majapahit telah berubah nama dari Arca Rescue Center, Pusat Informasi Majapahit dan akhirnya Museum Majapahit BPCB Mojokerto Wilayah Kerja Provinsi Jawa Timur.

Ada banyak koleksi penemuan benda-benda bersejarah di Museum Majapahit ini. Sesuai dengan sejarahnya, koleksi Museum Majapahit didominasi oleh benda-benda cagar budaya dari Majapahit. Melalui peninggalan-peninggalan tersebut, berbagai aspek Majapahit dapat dipelajari lebih lanjut, seperti budaya di bidang pertanian, irigasi, arsitektur, perdagangan, industri, agama, dan seni.

Seluruh koleksi disimpan di gedung, paviliun, dan halaman museum. Berdasarkan koleksi bahan yang dipamerkan, Museum Majapahit dapat dibagi menjadi beberapa kelompok.

– koleksi tanah liat (terakota)

– Koleksi keramik.

Koleksi keramik Museum Majapahit berasal dari beberapa negara seperti China, Thailand dan Vietnam. Tembikar juga memiliki berbagai bentuk dan fungsi, seperti kendi, teko, piring, mangkuk, sendok dan vas bunga.

– koleksi logam.

Koleksi benda-benda logam cagar budaya yang dimiliki Museum Majapahit dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, mis. B. Koleksi mata uang kuno, koleksi alat-alat upacara seperti mangkok, pedang, lampu, cermin, kendi dan lonceng, serta koleksi alat musik.

– Koleksi batu.

Koleksi benda budaya batu dapat dibagi menjadi beberapa kelompok menurut jenisnya: koleksi miniatur dan bagian candi, koleksi arca, koleksi relief, koleksi prasasti. Koleksi artefak budaya batu Museum Majapahit sekarang termasuk alat dan fosil hewan dari zaman prasejarah.

“Sejauh ini sudah ada sekitar 86.000 koleksi. Museum ini didirikan oleh RAA Kromodjojo Adinegoro, salah seorang Bupati Mojokerto, bersama Ir. Henry Mcline Pont, seorang arsitek dari Belanda. Trowulan, itu sekitar tahun 1916,” kata Subandi, salah satu staf Museum Majapahit, Jumat, 29 Juli 2022.

Banyaknya peninggalan Majapahit di kabupaten Trowulan, membuktikan bahwa pusat ibukota Majapahit ada di kabupaten ini.

“Ada bukti fisik bahwa Trowulan merupakan pusat kerajaan Majapahit, dibuktikan dengan adanya bangunan-bangunan monumental. Bangunan candi, gapura, sambaran petir, kolam dan makam yang dikenal dengan Makam Tujuh Troloyo,” kata Subandi.

2. Patung Buddha Tidur

Patung Buddha tidur terbesar di Indonesia ini dipadati pengunjung setiap akhir pekan. Patung ini menggambarkan saat-saat kematian Buddha Gautama, 29 tahun. Pondasinya dihiasi dengan relief dengan berbagai cerita menarik.

Patung Buddha tidur raksasa ini terletak di Maha Vihara Mojopahit di Desa Bejijong, Trowulan, Mojopahit. Ini di sebelah selatan gedung Sasono Bhakti yang merupakan tempat peribadatan umat Buddha.

Pandita Maha Vihara Mojopahit, Sariyono mengatakan, kisah pendirian patung Buddha tidur tak lepas dari pendirian Maha Vihara Mojopahit. Keduanya diprakarsai oleh Bhikkhu Viriyanadi Maha Tera. Hanya saja biara dibangun terlebih dahulu.

Menurutnya, Maha Vihara Mojopahit dibangun pada tahun 1987 dan diresmikan pada 31 Desember 1989 oleh Gubernur Jawa Timur, Soelarso. Sedangkan patung Buddha Tidur dibangun pada tahun 1993 dengan partisipasi pematung dari Solo, Jawa Tengah, serta pematung dari Desa Bejijong dan Desa/Kecamatan Trowulan.

Patung besar yang merupakan salah satu tempat wisata paling populer di Trowulan ini disebut juga Patung Buddha Maha Paranibbana. Ini menggambarkan saat-saat kematian Buddha Gautama. Sang Buddha meninggal dalam posisi seolah-olah sedang tidur miring ke kanan dengan telapak tangan kanan menopang kepalanya.

Toleransi antara orang yang berbeda begitu besar di tempat ini. Saat ini objek wisata tersebut dikelola oleh Yayasan Lumbini. Setiap pengunjung diwajibkan membayar biaya kebersihan sebesar Rp 5.000 per orang dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak.

3. Lembah Bencirang

Destinasi wisata ini bukanlah tempat bersejarah, namun tempat wisata ini merupakan wisata alam yang berada di Desa Kebonunggul Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto.

Wisata Lembah Mhatrang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Gajah Mada, sebuah perusahaan milik pemerintah desa Kebonunggul, sehingga fasilitas yang ada cukup lengkap dan terawat dengan baik.

Wisata Desa Lembah Mhatrang ini menawarkan pemandangan indah pemandangan alam Gunung Welirang dan Gunung Anjasmoro. Selain itu, wahana di desa wisata ini cukup luas dan tentunya akan membuat semua pengunjung terhibur.

Wisata Desa Lembah Mhatrang tergolong sebagai tempat wisata yang baru berdiri sejak tahun 2017 dan masih terus melakukan pengembangan desa wisata hingga saat ini dengan visi dan misi menjadi desa wisata alam nomor satu di Mojokerto.

Selain itu, tempat ini mengutamakan pertunjukan budaya. Seperti pertunjukan gamelan yang diadakan setiap hari Senin dan Jumat. Para pemusik gamelan dalam wisata ini juga beragam, dari remaja hingga usia lanjut.

Selain itu, tempat ini juga menjadi tempat latihan menari. Dari anak-anak hingga remaja, tari remo dipraktekkan setiap hari. Tujuannya agar seni dan budaya tetap kuat di kawasan wisata ini.

Source: www.ngopibareng.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button