Marah karena polisi masih mengawal bus wisata di Jogja, ini tanggapan Elanto Wijoyono - WisataHits
Yogyakarta

Marah karena polisi masih mengawal bus wisata di Jogja, ini tanggapan Elanto Wijoyono

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Seorang warga Yogyakarta bernama Elanto Wijoyono kembali membuat polisi geleng-geleng kepala karena menghentikan mobil patroli yang mengawal rombongan bus wisata tadi malam, Minggu (14/11/2022).

Tindakan Elanto menghentikan mobil patroli bukan kali pertama, pihaknya juga baru-baru ini melaporkan seorang sopir bus wisata yang menabrak dirinya sendiri di Jalan Adi Sutjipto, Minggu (7/4/2022).

Sayangnya, bus yang menabraknya juga mendapat pengawalan polisi khusus.

Untuk kejadian Minggu malam kemarin, dia melakukan perjalanan dari arah Blok O lalu melaju ke JEC.

“Di sana saya bertemu rombongan bus wisata yang dikawal mobil patroli dari masing-masing motor patroli Polres Yogyakarta,” katanya, Selasa (15/11/2022).

Baca Juga: Soal Klitih di Jogja, Elanto Wijoyono: Pemerintah Daerah Lebih Fokus Memuaskan Wisatawan

Elanto kemudian membalikkan kendaraannya dan mengejar bus wisata tersebut.

Setibanya di dekat sebuah rumah makan di dekat flyover Janti, mobil dan sepeda motor Patwal berhasil dihentikan.

“Saya meminta mobil patroli untuk berhenti. Bus melanjutkan perjalanan ke sana. Tetapi saya menghentikan patroli mobil dan sepeda motor dan polisi itu berkomunikasi dengan saya. kata Elanto.

Menurutnya, langkah polisi mengawal bus wisata tersebut sangat disayangkan.

Selain itu, polisi menjelaskan tujuan pengawalan bus wisata tersebut adalah agar wisatawan mendapat pelayanan yang baik karena merasa aman dan nyaman saat berkunjung ke Jogja.

“Sangat disayangkan ketika pernyataan resmi di tingkat resmi berbunyi seperti ini. Karena ada beberapa asas pertama yang berkaitan dengan urgensi, apakah kelompok wisata itu termasuk kriteria yang diwajibkan undang-undang untuk dikawal?” ujarnya.

Menurutnya, diskresi pengawalan kendaraan bisa dimaklumi jika dilakukan oleh institusi yang terbukti konsisten.

Jika konsistensi ini tidak dapat dipenuhi oleh suatu instansi, maka hanya akan muncul item karet yang menjadi celah bagi petunjuk tindak pidana korupsi.

“Kalau nanti ada alasan atau argumentasi menggunakan jasa Patwal untuk menjaga keamanan wisatawan, itu harus dikritisi secara luas oleh masyarakat,” kata Elanto.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button