Lokakarya Departemen Perbendaharaan RI dan UTM memaparkan lokasi desa dalam Peta Pembangunan Nasional - WisataHits
Jawa Timur

Lokakarya Departemen Perbendaharaan RI dan UTM memaparkan lokasi desa dalam Peta Pembangunan Nasional

KM.ID I PAMEKASAN — Universitas Trunojoyo Madura (UTM) co-host konferensi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI bengkel bertajuk “Pemberdayaan Desa dan Badan Usaha Milik Desa”, Selasa (8/9/2022).

kegiatan dari offline di lantai 10 gedung rektorat UTM dan on line di atas Rapat zoom sebaik hidup di Youtube Direktorat Jenderal BU Kementerian Keuangan Republik Indonesia mulai bekerja pukul 08.00 WIB.

Pembicara yang hadir adalah Direktur Dana Transfer Umum (DTU), Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Adriyanto, Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Jatim Taukhid dan Tim Regional and Ahli Keuangan Provinsi Ardi Hamzah.

Turut hadir Pj Kepala DPMD Jatim Soekaryo dan Manajer BUMDes Kertoraharjo Kabupaten Malang Syamsul Arifin.

Sedangkan dari internal kampus UTM yaitu Rektor Muh. Syarif dan Dekan Fakultas Ekonomi Sutikno. Sementara peserta bengkel terdiri dari pejabat DPMD, pengelola BUMDes dan orang yang tertarik diikat bersama.

Rektor UTM Moo. Syarif menjelaskan bahwa kegiatan bengkel Hal ini dilakukan bekerja sama dengan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

“Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas perangkat desa dan pengelola BUMDes untuk membawa perubahan ekonomi di desa,” jelasnya.

Syarif mengatakan UTM telah proaktif dalam mendorong kemajuan desa. Bahkan, UTM termasuk dalam daftar sembilan perguruan tinggi negeri di Indonesia yang mempelopori berdirinya perguruan tinggi desa.

“Ini dikelola oleh kementerian desa,” katanya.

Pengurus Daerah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengatakan desa merupakan tumpuan pembangunan daerah. “Kalau tidak siap, pembangunan daerah akan rapuh,” jelasnya.

Untuk itu, desa-desa di Madura harus didorong untuk berkembang dan maju. Dikatakannya, dengan sejumlah potensi yang ada, desa-desa di Madura bisa berkembang dan berkembang lebih jauh.

Ini termasuk garam, tembakau, pariwisata dan industri kreatif.

“Misalnya, kami telah merancang Halal untuk pariwisata” pariwisata di Madura dan empat kabupaten di Madura keinginan politik sama untuk mewujudkannya,” jelasnya.

keinginan politik Ini bisa berupa regulasi atau penyesuaian anggaran. Terutama untuk desa wisata. “Madura tidak bisa kita bangun sebagian atau hanya dari satu kabupaten,” katanya.

Sementara itu, Kepala Kanwil Ditjen Keuangan Jawa Timur, Taukhid, mengatakan perspektif pembangunan sudah lama berubah. “Sekarang kita semua mulai dari bawah,” katanya.

Dulu, orang hanya tahu tentang keuangan negara, katanya. Penganggaran dibahas dan disadap dari atas. “Anggaran ini hanya perkiraan dari atas,” katanya.

Namun kini, lanjut Taukhid, pembangunan sudah dimulai dari desa. Desa diberikan Dana Desa (DD) dan Anggaran Dana Desa (ADD). APBDes dirancang dan dibahas di desa.

“Sekarang tinggal bagaimana mengelola dan memaksimalkan potensi dari bawah, dari desa ini,” jelasnya. “Dan semoga UTM bisa mendorong itu ke depan,” tambahnya.

Ia mengatakan, pemerintah desa dan pengelola BUMDes masih perlu didorong untuk berpikir bijak. Taukhid mengatakan, desa berpotensi untuk menyusun anggaran karena memiliki perhitungan yang tepat. Karena hanya pemerintah desa (Pemdes) yang bisa melihat masyarakat dengan sangat jelas.

Aturan fiskal yang sebenarnya Itu di desa karena penduduknya jelas, orang miskinnya jelas, penganggurannya jelas, dan apa yang ingin dikembangkan juga jelas terlihat,” jelasnya.

Setelah materi pembicara kedua diserahkan, acara dilanjutkan dengan penandatanganan buku transkrip kontrak (MoA) dengan tiga BUMDes; dari Kabupaten Sampang, Pamekasan dan Malang.

Setelah itu dilanjutkan dengan pertemuan dimana materi inti disampaikan oleh Direktur Jenderal Dana Transfer Umum (DTU) Dirjen Perimbangan Anggaran Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Adriyanto.

Dalam materinya ia merangsang imajinasi karya BUMDes tidak hanya untuk wilayah desa. “BUMDes ini bisa bergerak secara nasional, membantu menyerap tenaga kerja, menaikkan pajak saat dijalankan, sekarang,Sekarang bagaimana bisnis desa ini bisa diperkuat,” jelasnya.

Ia mengatakan, penguatan tata kelola BUMDes membutuhkan bantuan banyak pihak.

“Salah satunya yang bisa berperan adalah kampus, karena kampus ini gudang ilmu, punya kemampuan riset,” jelasnya.

Kampus UTM, kata Adriyanto, akan berperan dalam hal ini. Menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas pengelolaan potensi desa.

Antara lain, UTM akan memberikan dukungan ke depan dengan menggunakan tenaga ahli dari kampus.

bengkel Ini merupakan langkah awal untuk lebih saling bersinergi untuk memperkuat BUMDes di Indonesia,” pungkasnya.

reporter:KM1
editor: Ongky Arista UA

Source: kabarmadura.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button