Libur Tahun Baru Imlek, Kunjungi Kampung Wisata Pecinan Ketandan yang populer di Jogja - WisataHits
Yogyakarta

Libur Tahun Baru Imlek, Kunjungi Kampung Wisata Pecinan Ketandan yang populer di Jogja

Libur Tahun Baru Imlek, Kunjungi Kampung Wisata Pecinan Ketandan yang populer di Jogja

TRIBUNTRAVEL.COM – Mumpung masih dalam mood natal menjelang imlek, ada baiknya kamu berwisata pecinan di jogja.

Ada rekomendasi tempat wisata Pecinan di Jogja yang menarik untuk dikunjungi saat Imlek yaitu Kampung Ketandan.

Ketandan, seperti kawasan Pecinan di Yogyakarta
Ketandan sebagai kawasan Pecinan di Yogyakarta (Bramasto Adhy/Tribune Jogja)

Kampung Ketandan merupakan tempat wisata pecinan yang populer dan melegenda di Jogja.

Lokasinya tidak jauh dari kawasan Malioboro.

Baca Juga: Jumlah Penumpang KA Meningkat Saat Libur Tahun Baru Imlek Mencapai Puluhan Ribu Sehari

Saat Imlek tiba, ornamen serba merah seperti lampion dan lainnya biasanya mulai menghiasi jalan-jalan kota hingga kawasan wisata.

Tak terkecuali Desa Ketandan.

Keberadaan Kampung Ketandan di Jogja juga menjadi salah satu bukti akulturasi budaya dan keharmonisan sosial antara etnis Jawa dan Tionghoa di Jogja pada masa lalu.

Anda yang ingin melihatnya langsung bisa datang ke lokasinya yang berada di pusat Kota Jogja.

Kampung ini merupakan kampung Pecinan di Kota Yogyakarta yang memiliki sejarah sejarah hubungan etnis Tionghoa dengan Kesultanan Yogyakarta.

Baca Juga: Petunjuk, 10 Tempat Nonton Barongsai di Jakarta Saat Imlek, Jadwal Lengkap

Kampung Ketandan lahir pada akhir abad ke-19 sebagai pusat pemukiman Tionghoa pada zaman Belanda.

Asal usul nama Ketandan berasal dari kata “tondo”, sebutan yang digunakan untuk pemungut pajak etnis Tionghoa pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwana III.

Pemerintah Belanda kemudian memberlakukan aturan pembatasan pergerakan (passentelsel) dan pembatasan wilayah pemukiman Tionghoa (wijkertelsel).

Gerbang tersebut memasuki desa Ketandan di kota Yogyakarta, tempat diselenggarakannya acara PBTY 2020.
Gerbang tersebut memasuki desa Ketandan di kota Yogyakarta, tempat diselenggarakannya acara PBTY 2020. (Tribune Jogja/Amalia Nurul Fathonaty)

Namun atas izin Sri Sultan Hamengku Buwono II, warga Tionghoa ini tetap dapat tinggal di pedesaan sebelah utara pasar Beringharjo dengan maksud untuk meningkatkan kegiatan perdagangan dan ekonomi masyarakat.

Arsitektur bangunan di kabupaten ini masih bercirikan nuansa tempo dulu.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button