Kisah operator bioskop legendaris di Bandung - WisataHits
Jawa Barat

Kisah operator bioskop legendaris di Bandung

bandung

Jalan Braga memang estetis. Jalan ikonik di kota Bandung ini menyimpan banyak cerita menarik.

Braga adalah saksi hidupnya di dunia perfilman Bandung di masa lalu. Ada sebuah bangunan di sini yang dikenal sebagai Majestic. Majestic adalah bioskop utama di kota Bandung. Gaya arsitekturnya adalah Indo-Europeeschen Arshcitectuur Stijl.

Majestic dikutip dari bandung.go.id dan dibangun pada tahun 1920 oleh Technisch Bureu Soenda. Itu ada sebagai bioskop, tetapi bangunan ini kemudian diubah menjadi Pusat Kebudayaan Asia Afrika (AACC) pada tahun 2000.

Serangkaian peristiwa sejarah mewarnai eksistensi estetika Majestic. Baru-baru ini, Majestic telah digunakan sebagai ruang untuk berekspresi, hiburan, dan menonton komunitas.

“Ini adalah keberuntungan provinsi, bahkan negara bagian. Kami memiliki proyektor, sound system, dan lainnya. Masih digunakan untuk kegiatan seni,” kata Satpam Majestic Tatang Sopian, 56 tahun detikJabarRabu (21/9/2022).

Tatang adalah seorang safety yang memiliki keahlian kelistrikan. Bekerja di BUMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu di Jaswita sejak tahun 2000. Sebelumnya ia ditugaskan di departemen teknisi hotel di Jaswita. Lima tahun kemudian, dia dipindahkan ke Guard Majestic.

Jaswita memiliki misi untuk melindungi aset Majestic melalui keahlian Tatang, seorang tukang listrik. Pasalnya, instalasi listrik di Majestic sama persis seperti dulu, saat Majestic masih digandrungi elite Eropa. Tugas Tatang tentu bertambah.

“Di sini saya juga fokus mengecek instalasi listrik, panel-panelnya. Katanya dulu ada kebakaran,” kata Tatang.

Majestic adalah salah satu wajah peradaban. Warisan sejarah yang harus dilestarikan. Tatang setuju. Ia mengaku bangga bisa menjaga bangunan bersejarah melalui keahliannya. Lulusan SMK tersebut saat ini sedang mengemban tugas menjaga peradaban.

“Kalau gedungnya terbakar, ceritanya akan hilang,” kata Tatang.

Tatang Sopian.Bangunan megah di Jalan Braga, kota Bandung. Foto: Sudirman Wamad/detikJabar

“Alhamdulillah, tidak pernah ada kerusakan atau semacamnya. Masih aktif digunakan. Sekarang juga ada jadwal pembuatan video klip KOIL. Sebelumnya, komunitas pecinta K-pop juga mengadakan nobar,” kata Tatang.

Meski tidak ada gangguan listrik sejak Tatang melayani Majestic. Jasvita terus menyediakan alat pemadam api ringan. “Untuk berjaga-jaga. Ya semoga kejadian korsleting listrik tidak terjadi lagi,” kata Tatang.

Tata sedang sibuk. Sebelumnya, selama masa pandemi, aktivitas di Majestic sangat sepi. Saat ini Tatang sedang dibanjiri baik secara fisik maupun elektronik dengan surat permohonan penggunaan Majestic.

“Sebulan sebelumnya penuh. sekarang penuh juga,” katanya.

Apakah Anda ingin membuka layanan?

Pengetahuan kelistrikan Tatang berasal dari sekolah. Ia kemudian memperdalam ilmunya di bidang pelayanan sebagai teknisi.

Lulusan SMK tahun 1987 itu pensiun tahun ini. Tatang tampaknya tidak ingin bersantai setelah pensiun. Kebutuhan hidup dan ilmu pengetahuan menjadi alasan para pendukung Tatang.

“Sekarang sebenarnya safety, tugas tambahannya adalah mengurus kelistrikan. Nanti kalau akhir tahun nanti saya pensiun, saya mau rencana buka jasa,” kata Tatang sambil tersenyum.

Tatang ingin menyalurkan ilmunya. Pembukaan kebaktian gereja di dekat rumahnya di Desa Cicadas, Kecamatan Cibeunyin Kidul, Kota Bandung. Tatang masih sangat bersemangat dengan usianya untuk tetap produktif.

Tatang begitu bersemangat untuk belajar banyak hal. Saat dimutasi sebagai Guardian of Majestic, Tatang rupanya sedang belajar sejarah. Dia selalu bertanya kepada orang-orang yang mengenal Majestic.

“Saya sering bertanya kapan teman-teman dari Bandung Heritage datang berkunjung. Saya bertanya padanya, saya ingin belajar sejarah. Karena selama saya jaga di sini, saya sering ditanya oleh pengunjung,” ujarnya.

(Selatan/Bola)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button