Ketika platform SuperApps mendukung kebangkitan pemain industri pariwisata - WisataHits
Jawa Timur

Ketika platform SuperApps mendukung kebangkitan pemain industri pariwisata

JAKARTA, Investor.id Pandemi Covid-19 membuat sejumlah industri lumpuh, terutama yang terkait dengan pariwisata. Pembatasan kegiatan publik oleh kebijakan PPKM sebagai langkah preventif terhadap penyebaran langsung virus Covid-19 telah melumpuhkan pelaku usaha pariwisata seperti hotel, resort dan penginapan akibat penurunan drastis jumlah wisatawan yang menggunakan jasanya.

Di sisi lain, budaya baru membeli produk dan layanan secara online tumbuh melalui sejumlah Perdagangan elektronik tetap pasar, yang dianggap efisien karena tidak tatap muka. Semua aktivitas dan transaksi ekonomi kini dilakukan dengan tangan, melalui smartphone.

Seiring dengan dibukanya kembali aktivitas masyarakat sejak mudik Lebaran tahun ini, harapan kembali bangkit bagi para pemangku kepentingan industri pariwisata. Kawasan wisata kembali ramai dikunjungi wisatawan dari dalam dan luar negeri, dan bisnis yang mendukung industri pariwisata kembali bermunculan.

Salah satu faktor pendukung selanjutnya yang turut merevitalisasi bisnis mereka adalah peran saluran distribusi digital berupa e-commerce.Arkade, e-niagamemudahkan wisatawan untuk memesan akomodasi dan akomodasi yang akan menampung mereka di tempat tujuan wisata.

Sinergi dengan marketplace atau bahkan gaya hidup SuperApp diakui oleh sejumlah perusahaan pariwisata pendukung industri, yang sangat membantu meningkatkan jumlah pendapatan membantu mereka atau bahkan membantu mereka pulih dari perlambatan yang disebabkan oleh krisis yang disebabkan oleh pandemi.

Hal ini diakui Angga Chairul, pemilik Perusahaan Otobus (PO) Naikilah Perusahaan Minang (NPM) yang berbasis di Sumatera Barat. Seperti yang diinformasikan Angga kepada media, Selasa (12/7/2022), pandemi telah menurunkan penjualan tiket bus hingga 40% di tahun 2020.

“Kami bingung bagaimana menghadapi pandemi dari Maret hingga Mei 2020 karena saat itu peraturan pembatasan aktivitas publik masih berubah,” kata Angga. Manajemen juga berhasil menghindari kondisi lesu tersebut dengan menggabungkan 50% layanan penumpang dengan angkutan barang pada sejumlah armada bus penumpangnya. Namun tidak terlalu berdampak positif terhadap penjualan

Padahal, PO NPM sudah memiliki saluran distribusi digital. Namun, perubahan signifikan pada angka penjualan terjadi ketika PO NPM memutuskan untuk bekerja sama dengan platform superApps Traveloka. Menurutnya, kerja sama ini memberikan dampak yang sangat positif bagi perusahaan.

“Selama pandemi 2019-2021, hanya 7% hingga 7,5% penjualan yang dilakukan secara online. Namun, setelah berkolaborasi dengan Traveloka pada 2020, penjualan online tumbuh 12%-13% dari 2021 hingga Juni 2022,” kata Angga. Alhasil, lanjut Angga, penjualan PO NPM meningkat drastis di semester I 2022, hampir mencapai angka penjualan 2019, saat pandemi belum merebak.

Pengalaman yang sama juga disampaikan Budi Patiran, Direktur pengatur Life Styles Hotel adalah jaringan hotel bintang 3 yang berbasis di Surabaya. Menurut Budi, okupansi yang dulunya mencapai 80%-90% sebelum pandemi, harus turun menjadi hanya 20% selama pandemi. “Kami terpaksa memotong staf,” kata Budi.

Budi mengaku dengan bekerja sama dengan lifestyle superapps seperti Traveloka, dia berhasil mengembalikan bisnisnya ke jalur semula pulih. “Kami telah terbantu dengan beberapa program promosi Traveloka seperti: B. Penjualan Epik, kita lebih baik sekarang,” dia menambahkan.

Budi mengatakan bisnis hotel yang dikelolanya tumbuh 20% pada 2021. Ia membandingkan situasi sebelum pandemi pada 2019, yang tumbuh antara 25% hingga 30%.

Kisah yang sama juga dituturkan oleh Ronny Soetanto, pemilik jaringan akomodasi Apartemen The Rooms yang berbasis di Pulau Dewata. Menurut Ronny, ia punya cerita pahit beberapa saat setelah The Rooms Apartment dibuka pada Maret 2019. Belum lagi merasakan manisnya bisnis akomodasi di Bali, pandemi membuat harapannya pupus. Okupansi dari 120 kamar yang ia kelola, yang biasanya sekitar 90%, harus turun menjadi hanya 40%.

Bahkan, dia harus menerapkan strategi untuk mengubah segmen pasarnya lama tinggal atau sewa bulanan tinggal sehari-hari. “Tidak kurang dari 50% – 70% tamu wisata kami memilihnya lama tinggal. Dan pada saat itu banyak penyedia akomodasi seperti kami mengubah strategi mereka dan menyewa tinggal setiap hari yang sebenarnya membutuhkan banyak staf,” katanya.

Seperti dua pelaku bisnis sebelumnya, Ronny harus mengakui pentingnya bekerja sama dengan superapp platform e-commerce atau lifestyle seperti Traveloka. “Selain program promosi seperti Epic Sale yang rutin diselenggarakan oleh Traveloka, ada beberapa fitur yang mendukung penjualan kami. Seperti Menginap Sekarang, Bayar Nanti, yang membantu meningkatkan jumlah tamu yang meminta ini tinggal di Apartemen The Rooms, kata Ronny.

Saat ini, menurut Ronny, berkolaborasi menjadi pilihan logis untuk meningkatkan penjualan, dan berkolaborasi dengan platform e-commerce seperti Traveloka telah membantu industri pariwisata di tanah air.

Pada kesempatan yang sama Kepala Manajemen Pasar Traveloka, Eko Cahyo Wibowo mengatakan, Traveloka akan selalu berinovasi melalui teknologi yang dapat digunakan untuk memulihkan pemulihan ekonomi di tanah air. “Kami akan terus mengembangkan fitur-fitur yang dapat berkontribusi pada pemulihan ekonomi pascapandemi,” kata Eko.

Ia pun optimistis potensi pertumbuhan industri pariwisata kembali terbuka lebar pada tahun ini, terutama berkat dukungan pemerintah yang telah melonggarkan aktivitas masyarakat sejak Mudik Lebaran tahun ini.

“Kami yakin jumlah perjalanan akan bertambah lagi dan kami siap menjadi sahabat hidup bagi masyarakat yang ingin berwisata,” ujar Eko.

Penerbit: Fajar Widhi ([email protected])

Sumber: Majalah Investor

Source: investor.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button