Jalan yang benar menuju penyembuhan tanpa stres dari keramaian di tujuan wisata utama - WisataHits
Jawa Barat

Jalan yang benar menuju penyembuhan tanpa stres dari keramaian di tujuan wisata utama

TEMPO.CO, jakarta – Sesuai dengan namanya, target arus utama, selalu menjadi tujuan pertama bagi wisatawan. Akibatnya, tempat wisata ini selalu ramai dan sulit untuk dihindari. Terkadang tujuan utama untuk mendapatkan heal tidak tercapai karena target terlalu ramai.

Namun bukan berarti kita tidak bisa menghindari keramaian di destinasi mainstream. Ya, benar, selama kita memahami tips dan triknya.

Hindari keramaian di tujuan wisata utama

1. Datanglah di hari kerja

momen hari dalam seminggu Destinasi mainstream biasanya lebih sepi daripada akhir pekan. Dengan demikian, kecuali bertepatan dengan liburan panjang atau liburan sekolah, kemungkinan besar Anda akan menghindari keramaian tujuan wisata utama jika Anda memutuskan untuk berkunjung pada hari kerja atau hari kerja.

Selain memungkinkan Anda untuk menghindari keramaian, juga ramah kantong untuk tujuan utama hari kerja. Akomodasi yang terjangkau. Hal ini wajar, karena permintaan turun sementara hotel dan tempat wisata harus tetap beroperasi.

2. Jauhi keramaian

Cara lain untuk menghindari keramaian di destinasi mainstream adalah dengan sedikit menjauh dari keramaian. Saat bepergian di Yogyakarta, hindari menginap di dekat Malioboro. Misalnya, tinggal di Bali agak jauh dari Kuta.

Di zaman modern seperti sekarang ini tentunya sangat mudah untuk mencari penginapan yang jauh dari pusat keramaian. Tidak sampai lima menit Cari di pasar Aplikasi pariwisata atau hotel harus dipenuhi.

3. Hindari atraksi mainstream

Jika Anda sampai ke tujuan utama dan kemudian bermain di lokasi utama yang sama, Anda akan mengalaminya konsepsi arus utama. Niat penyembuhannya sirna saat melihat keramaian orang di tempat ini, bukan tidak mungkin menimbulkan rasa mual dan pusing. Sebaliknya, hindari atraksi utama. Jika perlu, jangan menetapkan tujuan di tempat A, B atau C, tetapi buatlah secara spontan. Lebih menantang dan menyenangkan. Ikuti saja kemana angin bertiup. Melalui prosedur ini, Anda secara tidak sengaja akan tersesat di tempat-tempat yang menyenangkan.

4. Jangan ikuti referensi di Internet

Untuk menghindari keramaian di destinasi wisata mainstream, lebih baik tidak menyalin referensi yang ditulis oleh pejalan kaki di Internet. Mungkin ada puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan orang lain yang membaca informasi yang sama. Akibatnya, tempat wisata yang direkomendasikan akan ramai karena terlalu banyak menggunakan referensi.

Daripada mengikuti referensi di internet, kita bisa bertanya kepada penduduk lokal yang kita temui. Mereka pasti tahu daerahnya sendiri lebih baik daripada orang yang hanya mengulas destinasi wisata di internet.

5. Gunakan sarana transportasi alternatif

Agar tidak terjebak macet di destinasi mainstream, coba gunakan moda transportasi alternatif seperti ojol – apalagi saat sistem transportasi publik di destinasi mainstream masih semrawut. Jika Anda menginginkan dampak yang lebih lokal, Anda dapat membayar penduduk setempat untuk menyediakan layanan antar-jemput atau wisata kota. Lebih eksklusif kan?

Artikel ini dipublikasikan pada CariRI

Baca Juga: Tak Hanya Tol Instragamable di Salatiga, Ini Daftar 7 Destinasi Wisata di Salatiga

Selalu update informasi terbaru. Lihat berita Tempo.co terbaru dan berita unggulan di saluran Tempo.co Update Telegram. Klik Pembaruan Tempo.co untuk bergabung. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram.

Source: travel.tempo.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button