Kemampuan mengolah jamu bagi masyarakat Wareng menjadi perhatian tim PKM FF UAD - WisataHits
Yogyakarta

Kemampuan mengolah jamu bagi masyarakat Wareng menjadi perhatian tim PKM FF UAD

GUNUNGKIDUL — Kemandirian usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) milik masyarakat dalam pengolahan jamu merupakan salah satu tujuan akhir Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (FF UAD).

Elemen masyarakat Desa Wareng, Kapanewon Wonosari, mengidentifikasi masalah serupa. Beberapa perusahaan non-komunitas membutuhkan dukungan untuk mengembangkan kualitas dan kuantitas produk.

Selasa (23/822), tim PKM FF UAD melakukan konsultasi budidaya pengadaan bahan baku dengan standar kualitas berkelanjutan di Desa Wareng, Wonosari.

DIDUKUNG:

Pada pembukaan IKM di Umbulharjo, Dinas Perinkopukm Jogja berharap IKM naik peringkat

Agenda ini merupakan kegiatan pertama untuk mendukung program pengembangan produk.

Pembicaranya adalah Zuchrotus Salamah, dosen program studi Pendidikan Biologi FKIP UAD. Dalam paparannya, Salamah menjelaskan pentingnya memilih dan mengidentifikasi bibit tanaman herbal yang baik agar tanaman menghasilkan bahan baku herbal yang berkualitas.

BACA JUGA: Mampu Menampung Hingga 40 Unit Kapal 40 GT, Kapan Pelabuhan Gesing Selesai?

Selain itu, beliau menjelaskan cara menentukan waktu tanam, cara tanam, masa tanam, perawatan dan proses panen, pasca panen dan cara penyimpanan kualitas.

Faktor lain yang menjadi segmen penjelas adalah penggunaan pupuk organik yang tidak hanya berguna untuk pemupukan tetapi juga aman bagi tanaman.

Selanjutnya peserta akan mendapatkan pelatihan cara membuat pupuk organik sehingga dapat melakukannya sendiri, menggunakan bahan yang berasal dari limbah rumah tangga, khususnya makanan, yang dapat diubah menjadi pupuk organik cair (POC). Pupuk ini berperan sebagai stimulan pertumbuhan saat tanaman berkecambah dari fase vegetatif ke fase generatif dari pertumbuhan buah dan biji.

Usai konsultasi budidaya, acara PKM dilanjutkan dengan pemaparan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), yang berlangsung pada Rabu (10/5/2022).

Hadir sebagai pemateri adalah Dosen FF UAD Biologi Farmasi, Ichwan Ridwan Rais. Kegiatan ini berfokus untuk menjelaskan bagaimana UMKM di Desa Wareng dapat menerapkan prinsip dan prosedur penerapan CPOTB untuk memenuhi persyaratan pendaftaran produknya.

Sebagian besar peserta mengajukan pertanyaan dan mengajukan keluhan terkait perkembangan kualitas produk sehingga dapat diterima dengan baik oleh pasar.

Antusiasme peserta ditandai dengan dibuatnya kriteria sistem dan proses produksi yang akan diujicobakan sebagai prasyarat untuk mendapatkan izin. Konsisten dengan isu utama, Ichwan menjelaskan kriteria bangunan dan fasilitas yang ditetapkan pemerintah dalam pedoman CPOTB 2021 terbaru.

Titik kritis diskusi adalah peralatan proses produksi dan ruang yang digunakan dalam proses produksi. Hadir dalam acara tersebut Ibu Yuni, ketua ibu-ibu PKK Desa Wareng yang sudah memiliki usaha pembuatan jamu yang sedang berkembang.

Produk tersebut bernama Herbal YUNIARI, dengan berbagai jenis persiapan dan aktivitas produk. Dalam diskusi, ia meminta izin untuk menggunakan singkatan Tema PKM desa wisata jamu wareng Menjadi dewi jawasebagai jargon untuk semangat membangun dan mengembangkan UKM di Desa Wareng.

Kesepakatan ini merupakan awal dari pelaksanaan PKM yang diawali dengan kegiatan pertama Dewi Jawa dengan memberikan penyuluhan tentang budidaya tanaman obat untuk produksi jamu yang berkualitas.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Source: jogjapolitan.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button