Jember tidak memiliki kalender kegiatan wisata - WisataHits
Jawa Timur

Jember tidak memiliki kalender kegiatan wisata

Jember tidak memiliki kalender kegiatan wisata

Jember (beritajatim.com) – Kabupaten Jember, Jawa Timur belum memiliki kalender kegiatan pariwisata yang dapat menarik wisatawan. DPRD Jember meminta agar kalender tahun depan tersedia.

“Anggaran (untuk Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan) tahun 2023 sangat mendukung. Artinya, sasaran program kegiatan tahun 2023 adalah meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Saya berharap apa yang sudah direncanakan tentu menjadi bagian dari peningkatan PAD,” kata Danang Kurniawan, anggota Komisi B DPRD Jember, saat rapat kerja dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di gedung DPRD, Senin (24/10). ). 2022 ).

Danang meminta agar kegiatan pariwisata Jember diimbangi dengan strategi promosi yang baik. “Kalender perjalanan belum ada. Karena ini bagian dari strategi dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), saya berharap kalender pariwisata tahun depan bisa dibuat,” kata Danang.

“Dengan cara ini, masyarakat kita, baik turis lokal maupun mancanegara, bisa melihat bahwa Jember punya program, punya event, juga punya museum. Museum berharap dapat menjadi pusat informasi wisata. Oleh karena itu, penting bagaimana masyarakat kita mengetahui kegiatan dan event pariwisata di Jember ke depan,” kata Danang.

Danang juga meminta agar semua kegiatan pariwisata dinilai. “Saya lihat di tempat-tempat wisata masih kurang kebersihannya. Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) yang dibentuk di desa terkesan (tidak tahu) apa tujuan utama fungsinya. Saya setuju akan ada jambore Pokdarwis ke depan,” ujarnya.

Nyoman Aribowo, anggota Komisi B lainnya, mengatakan anggaran sebesar Rp 19,849 miliar untuk Dinas Pariwisata Jember harus dimaksimalkan dalam APBD 2023. “Bahkan, Indonesia telah mendeklarasikan bahwa sekarang adalah era industri kreatif. Kemudian Pak Jokowi menjelaskan bahwa industri kreatif akan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap PDB (produk domestik bruto) bagi Indonesia,” ujarnya.

Nyoman mengingatkan bahwa industri kreatif adalah bisnis yang tidak pernah mati. “Karena sumbernya adalah akal. Ada 16 subsektor di industri kreatif. Tolong perhatikan bagian industri kreatif ini. Kuliner nomor satu,” ujarnya.

Berikutnya adalah seni pertunjukan. “Kita sudah punya JFC (Jember Fashion Carnaval), Tanoker. Ada hal lain yang perlu kita bangun. Saya pernah diundang ke Festival Ladang Bulan di Pantai Watu Ulo, sebuah festival tari. Saya merinding. Ini bagus bila direncanakan dan dipromosikan. Anda mandiri kemarin. Mohon dukungannya,” kata Nyoman.

Nyoman ingin pertunjukan seni dikemas dengan baik. “Pariwisata harus bersinergi dengan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), bersinergi dengan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan serta Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dengan demikian, pertunjukan seni ini bekerja di mana-mana. Saya meminta program kantor pariwisata lain yang bisa menjadi semacam ikon,” katanya.

“Saat ini, pariwisata adalah kebutuhan dasar. Orang mungkin memiliki pendapat yang berbeda. Sabtu hingga Minggu orang sudah merencanakan mau kemana. Kami bersyukur perjalanan tidak lagi harus keluar kota. Ada wisata lokal yang kami rekomendasikan hanya di Jember jika diperlukan. Saya setuju ada Jambore Pokdarwis. Desa wisata perlu dikembangkan,” kata Nyoman.

“Anda bisa berkembang banyak di sini. Jambore Pokdarwis, mohon draftnya bagus. Jika memungkinkan, masyarakat memiliki pola pikir pengelolaan pariwisata yang menarik sehingga masyarakat tidak harus keluar dari Jember,” kata Nyoman.[wir/but]

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button