Yogyakarta

Konferensi Big Data Internasional di Jogja membawa manfaat bagi sektor pariwisata dan bisnis

tanpa judul

SLEMAN – Indonesia, dengan DIY sebagai townhouse-nya, akan menjadi tuan rumah International Conference on Big Data for Official Statistics pada 7-11 November 2022 di Alana Convention Center. Acara ini diikuti oleh 98 peserta dari 30 negara.

Imam Mahdi, panitia pengarah International Conference on Big Data for Official Statistics, mengatakan Indonesia dan Badan Pusat Statistik (BPS) telah dipercaya untuk menyelenggarakan International Conference on Big Data 2022. Menurutnya, saat ini di dunia beberapa topik terkait Big Data sedang diperbincangkan, yakni terkait verifikasi dan perubahan cepat yang perlu dilakukan oleh para pemangku kepentingan di masing-masing negara.

“Big data adalah teknologi baru untuk data statistik resmi. Kita harus mengambil langkah maju. Data tersebut saat ini tersebar di internet dan media sosial dan dapat digunakan untuk menghasilkan data statistik. Sejauh ini kami telah mengumpulkan data dari area door-to-door klasik. Big data membutuhkan kecepatan, untuk menghasilkan kecepatan kita bisa menggunakan big data. Masalah saat ini adalah validasi karena banyaknya informasi hoax di internet. Itu harus kita kelola dan maksimalkan,” ujarnya usai pembukaan, Senin (11/7/2022).

Secara khusus, Imam menyampaikan bahwa Big Data Conference telah memberikan kontribusi bagi DIY yang dapat belajar mengelola data science dengan lebih cepat. Di sisi lain, potensi DIY dapat dikuasai dengan cepat dan sesuai dengan kebutuhan baik di sektor pariwisata maupun ekonomi.

“Misalnya BPS menyusun statistik pariwisata, bisa mengetahui kunjungan wisatawan ke destinasi. Setelah keluar dari lapangan, sekarang Anda dapat memanfaatkan data besar. Kami dapat memantau pergerakan ponsel saat Anda bepergian ke tujuan wisata. Big data memungkinkan kita untuk menghitung dari mana ke mana. Dulu butuh 6 bulan, sekarang butuh 2 bulan. Ini bisa membawa manfaat bagi pemerintah, termasuk di DIY,” lanjutnya.

Beberapa delegasi, misalnya dari Afrika Selatan, mengungkapkan bahwa Big Data dapat digunakan untuk bidang kehidupan manusia seperti Mulai dari penentuan kejernihan air sungai, hingga sensor gerak kapal untuk mengidentifikasi aktivitas ekonomi, hingga pemantauan ponsel yang bisa mendeteksi zona merah Covid saat wabah melanda.

“Hal-hal ini kami bahas panjang lebar dalam konferensi Yogyakarta. Harapannya nanti akan muncul rekomendasi-rekomendasi yang bisa kita terapkan untuk membantu sektor kehidupan,” tutup Imam. (Fxh)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button