Jejak kesuksesan Kanjeng Prebu di situs Jambansari Ciamis - WisataHits
Jawa Barat

Jejak kesuksesan Kanjeng Prebu di situs Jambansari Ciamis

jenis

Di tengah perkotaan Ciamis, Jawa Barat, terdapat sebuah spot dengan hamparan sawah yang tidak begitu luas. Di tengahnya terdapat kuburan yang disebut Situs Jambansari.

Situs tersebut merupakan tempat pemakaman salah satu tokoh Galuh yaitu RAA Kusumadingrat dan keluarganya. RAA Kusumadingrat atau Kanjeng Prebu turut andil dalam pembangunan Kabupaten Galuh yang kini bernama Ciamis.

Situs Jambansari juga merupakan ikon Ciamis dan tujuan wisata sejarah. Meski berada di tengah kota, suasananya cukup tenang dengan beberapa pohon besar membuat lokasi situs ini sejuk. Namun sayang, bangunan di makam Jambansari kini memprihatinkan.

RAA Kusumadinrat sendiri memimpin Kabupaten Galuh pada masa pemerintahan Gubernur Belanda Van Den. Kanjeng Prebu memimpin pada periode 1839-1886.

Nandang Sembada Putra, tukang kunci situs Jambansari, bercerita tentang Kanjeng Prebu sebagai pemimpin Galuh yang mampu memimpin rakyatnya menuju kesuksesan.

Menurut Nandang, Kanjeng Prebu adalah anak Adipati Adikusumah yang juga penguasa Galuh dan kakeknya juga Bupati Galuh Raden Tumenggung Wiradikusumah. Kanjeng Prebu juga keturunan Pangeran Haur Kuning dari Kerajaan Galuh.

“Eyang Kanjeng Prebu diangkat menjadi pemimpin rombongan Galuh pada usia 17 tahun. Setelah keikutsertaannya, Kanjeng Prebu akhirnya diangkat sebagai wakil residen berpangkat adipati oleh Belanda pada masa Gubernur Van den,” kata Nandang, Senin (21/11/2022).

Website Jambansari CiamisLokasi Jambansari Ciamis Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar

Dengan kepiawaian politiknya, RAA Kusumadinrat mendapat payung kuning dari gubernur Belanda.

Kanjeng Prebu dikaruniai segala aspek ilmu, khususnya agama, yang membantu penyebaran Islam. Mengajar dan mengajak orang-orang yang masih memegang teguh kepercayaan kuno namun tidak melupakan sejarah dan budaya.

“Dia mengajak orang-orang untuk mengikuti keyakinan baru dengan khotbah yang rendah hati dan sopan. Kakek sendiri berdakwah dengan ilmu Thoriqoh Syattariyah Cirebon,” jelasnya.

Perkembangan zaman Bupati Galuh RAA Kusumadinrat

Salah satu simbolnya adalah pembangunan Kauman atau Masjid Agung yang masih berdiri hingga sekarang. Awalnya, masjid ini memiliki desain yang mirip dengan Masjid Demak, namun kini telah beberapa kali direnovasi.

Nandang juga menyatakan bahwa RAA Kusumadinrat turut berkontribusi dalam pembangunan pusat kota Ciamis selain pembangunan Masjid Raya. Diawali dengan dibangunnya pusat administrasi Gedung Loji yang kini menjadi paviliun, kantor kawat, atau kini menjadi kantor pos.

“Dulu masyarakat kecil sulit mengenyam pendidikan. Kanjeng Prebu juga telah membangun sekolah untuk masyarakat miskin yang kini dibiayai SMPN 1 Ciamis.

Selain membangun pusat pemerintahan, Kanjeng Prebu juga membangun pusat ekonomi seperti alun-alun dan pasar. Bahkan Kanjeng Prebu berperan penting dalam pembangunan Jembatan Kereta Api Cirahong.

“Kanjeng Prebu menginstruksikan para pejabat di pelosok untuk membangun mushola. Karena itu, penyebaran Islam di Ciamis sangat pesat,” ujarnya.

Kawasan Galuh menjadi sentra kelapa

Pada masa pemerintahan RAA Kusumadingrat, Kabupaten Galuh juga dikenal sebagai Sentra Kelapa. Saat itu, RAA Kusumadinrat mewajibkan setiap warga Galuh yang menikah atau ingin menjadi calon pengantin wajib menyerahkan dua pucuk kelapa dan dua tikar pada saat upacara.

Kecambah kelapa harus ditanam dan dirawat sampai tumbuh. Sementara itu, dua tikar telah diserahkan ke masjid.

“Strategi ini berhasil menjadikan Galuh sebagai sentra kelapa. Makanya Ciamis sekarang terkenal dengan Galendo yang berbahan baku kelapa,” jelasnya.

Website Jambansari CiamisLokasi Jambansari Ciamis Foto: Dadang Hermansyah/detikJabar

Bahkan ada orang China yang berinvestasi membangun pabrik pengolahan minyak, termasuk pabrik Gwan Hien. Tapi sekarang sudah tutup.

Menurut Nandang, meski saat itu dijajah Belanda, warga Galuh tidak merasa terjajah. Dengan kemampuan diplomasinya, RAA Kusumadinrat berhasil membebaskan rakyatnya dari kerja paksa.

“Sebenarnya jasanya banyak sekali dalam pembangunan Galuh, tapi intinya. Pada masanya rakyat Galuh kaya raya, bahagia, murah, sandang dan pangan. Harapannya, sosok RAA Kusumadinrat dapat ditiru oleh pemimpin saat ini. RAA Kusumadinrat juga bisa disebut bapak pembangunan,” pungkasnya.

(enak enak)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button