Jalan Akses Obyek Wisata Srikeminut Jatuh 3 Meter, Bupati Bantul: Ada fenomena alam yang khas - WisataHits
Yogyakarta

Jalan Akses Obyek Wisata Srikeminut Jatuh 3 Meter, Bupati Bantul: Ada fenomena alam yang khas

Jalan Akses Obyek Wisata Srikeminut Jatuh 3 Meter, Bupati Bantul: Ada fenomena alam yang khas

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Penurunan muka jalan di SD Kedungmiri, Desa Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta diduga akibat fenomena alam.

Penurunan tanah terus berlanjut, dari hanya 30 sentimeter (cm) akhir tahun lalu menjadi hampir tiga meter.

“Beberapa kali diperbaiki dan ada kerusakan. Kami menduga ada fenomena alam tertentu di daerah tersebut,” kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih kepada wartawan di Bantul, Rabu (1/4/2023).

Ia menjelaskan, penurunan jalan sepanjang 50 meter yang merupakan pintu masuk objek wisata Srikeminut itu awalnya bertahap setiap hari.

Baca Juga: Hati-Hati di Jembatan Lopasir Depresi Jatilawang Banyumas, Kendaraan Roda Empat Dilarang Lewat

Hingga akhirnya turun cukup drastis pada 29 Desember 2022 sekitar 30 sentimeter.

Menurut dia, tanahnya bergerak lebih ke dalam dan tidak melebar ke sungai. Lokasi Hohlstrasse tepat berada di pinggir Sungai Oya.

“Waktu pertama ke sana saya diberitahu hanya 30cm, hari ini hampir 3 meter. Setiap hari ada penurunan, dan ke mana jatuhnya? Kami tidak mengetahuinya. Sampai hari ini kami tidak tahu (subsidensi) tidak keluar ke sungai, tapi diduga surut ke dalam,” kata Halim.

“Aku bukan ahli geologi, oke? Saya menduga ada fenomena geologis yang membutuhkan ahli geologi,” ujarnya.

Halim meminta Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Perkotaan (DPUPKP) bekerja sama dengan ahli geologi untuk mengetahui penyebab amblesan jalan tersebut.

“Jadi ini bukan hanya bidang teknik sipil, kita perlu melibatkan ahli geologi. Saya minta PU (DPUPKP) bekerja sama dengan ahli geologi untuk mencari alasan,” ujarnya.

Baca juga: Jalan Alternatif Unnes Undip Semarang Masih Bisa Dilewati Meski Runtuh

“Setelah diketahui penyebabnya, nanti kami akan meminta rekomendasi ahli geologi untuk membangun bangunan yang sesuai dengan kondisi tersebut,” katanya.

Ini tidak mungkin dalam jangka pendek karena negara ini semakin tenggelam.

“Sementara ini agar masyarakat tidak menempuh jalan ini karena saat ini tidak mungkin kita melakukan penanggulangan lebih permanen karena negara masih bergerak.

Kepala DPUPKP Bantul Aris Suharyanta mengatakan ruas jalan yang rusak masih menjadi tanggung jawab pemenang lelang.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button