Irigasi di Boyolali Harusnya Banyak, 44 Waduk Terbentuk Sejak 2013 - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Irigasi di Boyolali Harusnya Banyak, 44 Waduk Terbentuk Sejak 2013 – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Waduk Pusperonggo, Musuk, yang baru dibangun pada 2021, foto diambil beberapa waktu lalu. Terdapat 44 tambak di Boyolali yang dibangun oleh Pemkab, Pemprov, BBWSBS dan CSR. (Khusus/DPUPR Boyolali).

Solopos.com, BOYOLALI – Sebanyak 44 tambak telah dibangun di Kabupaten Boyolali sejak tahun 2013. Tambak tersebut tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Boyolali.

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA), Sri Budi Wahyono, mewakili Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUPR) Boyolali di Boyolali, Ahmad Gojali mengatakan, dari 44 tambak, satu tambak selalu masih dalam tahap pengembangan pengembangan.

Iklan Daihatsu Rocky Mobil Harga Rp 200 Jutaan Hanya Rp 99.000

“Yang masih dalam tahap pembangunan adalah Embung Talakbroto di Simo, pembangunan dimulai 8 Juni 2022 sampai dengan 4 Desember 2022. Anggarannya Rp 1,75 miliar dengan panjang 51 meter, lebar 42 meter, kedalaman 3,6 meter. meter, volume penyimpanan sekitar 7.282,8 meter kubik. Fungsinya irigasi,” jelasnya Solopos.com dalam rapat di kantornya, Rabu (16/11/2022).

Budi mengatakan, pembangunan waduk Boyolali akan memiliki fungsi awal seperti irigasi, konservasi air, dan suplai air untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PUDAM) Boyolali.

Mengenai pengelolaan setelah pembangunan, kata dia, biasanya dikelola oleh pemerintah desa (Pemdes) dan PUDAM Boyolalis.

Baca Juga: Waduk Boyolali Ini Jadi Andalan Pemenuhan Kebutuhan Air Saat Musim Kemarau, Di Mana Saja?

“Kadang-kadang waduk juga dimanfaatkan untuk wisata kalau dikelola desa. Yang baru dibangun tahun 2021 ini Embung Pusporenggo di Musuk,” ujarnya.

Budi merinci, 44 tambak tersebut terdiri dari 32 oleh Pemkab Boyolali melalui DPPR, 10 oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), satu oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov) dan satu oleh Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina.

Total 32 tambak yang dibangun oleh DPRR antara lain Telaga Jagir di Dragan, Tamansari; Waduk Jemowo di Jemowo, Tamansari; Waduk Kembangkuning di Kembangkuning, Cepogo; Embung Lampar di Lampar, Tamansari; Waduk Sempu di Sempu, Andong; Embung Lanjaran di Lanjaran, Tamansari; Waduk Dragan di Dragan, Tamansari; Waduk Clentang di Clentang, Musuk.

Kemudian Embung Sangup di Sangup, Tamansari; Waduk Cepogo di Desa/Kecamatan Cepogo; Waduk Jenengan di Jenengan, kelapa sawit; Waduk Cepokosawit di Cepokosawit, Sawit; Waduk Sumur di Sumur, Tamansari; Waduk Tawengan di Tawengan, Sambi; Embung Wonosegoro di Desa/Kecamatan Wonosegoro; Waduk Tegalrejo di Tegalrejo, Karanggede; Waduk Karanggatak di Desa Karanggatak, Klego.

Lalu ada Embung Melika di Jelok, Cepogo; Embung Jerukan di Jerukan, Juwangi; Waduk Karanganyar di Karanganyar, Tamansari ; Waduk Besalen di Jelok, Cepogo; Waduk Ngaren di Ngaren, Juwangi; Waduk Jatilawang di Jatilawang, Wonosamodro; Waduk Watugajah di Jelok, Cepogo; Embung Manajar di Samiran, Selo; Waduk Gilirejo di Gilirejo, Wonosamodro.

Baca juga: Tanpa Mutasi Rumah Tangga, Pembangunan 2 Tambak Tetap Dilanjutkan

Berikutnya Waduk Ringinlarik di Ringinlarik, Musuk; Embung Cabean Kunti di Cabean Kunti, Cepogo; Embung Kayen di Kayen, Juwangi; Waduk Pusporenggo di Pusporenggo, Musuk; dan Waduk Talakbroto yang sedang dibangun di Talakbroto, Simo.

“Kemudian 10 BBWSBS Embung Sambeng ada di Juwangi; Waduk Bendosari di Kelapa Sawit; Waduk Trosobo di Sambi; Embung Semawung di Andong; Waduk Dolpang di teras; Embung Musuk 1 dan 2 berada di Desa Musuk, Kecamatan Musuk, Embung Glintang di Sambi dan Embung Giriroto di Ngemplak,” jelas Budi.

Kemudian pada tahun 2015 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov) membangun Seboto Mini Embung di Seboto yang semula berada di Kabupaten Ampel namun saat ini berada di Kabupaten Gladagsari.

Lalu ada CSR dari Pertamina untuk membangun tambak lagi di Desa Karanganyar, Kecamatan Tamansari.

“Mereka tersebar di seluruh kecamatan di Boyolali, namun menurut data paling banyak berada di wilayah Gladagsari dan Musuk. Mungkin masyarakat disana sangat membutuhkan tempat penampungan air. Ini juga tidak termasuk waduk yang dibangun untuk pertanian jika kita belum memasukkan waduk tersebut. Nanti kami akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian,” jelasnya.

Baca Juga: INFRASTRUKTUR BOYOLALI: Dana Bagi Hasil Pajak Tembakau Akan Digunakan untuk Membangun Waduk

Sementara itu, Kepala Desa Pusporenggo (Kades) Alif Muktiana mengatakan, tambak di desanya akan digunakan untuk PUDAM Boyolali mulai tahun 2023.

Namun, kata dia, pada 2024 mendatang Embung Pusporenggo bisa dimanfaatkan untuk menarik wisatawan guna meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes).

“Di tempat kami tidak ada masalah air, itu untuk penyimpanan air PDAM. Tapi nanti 2024 kita kembangkan juga menjadi pariwisata, mungkin memancing,” jawabnya.

Ia berharap Waduk Pusporenggo mampu menarik pengunjung untuk menikmati keindahan alam di sekitar kolam.

Mukti juga berharap dengan dibangunnya Embung Pusporenggo ini dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat Boyolali melalui PUDAM.

Baca Juga: Tradisi Udan Dawet, Ritual Doa Hujan Unik Warga Banyuanyar

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button