Ide belajar sejarah Universitas Airlangga melumpuhkan mahasiswa menjadi juara esai nasional - WisataHits
Jawa Timur

Ide belajar sejarah Universitas Airlangga melumpuhkan mahasiswa menjadi juara esai nasional

Surabaya (pilar.id) – Sebagai kota yang kaya akan sejarah dan budaya, Surabaya harus dinikmati secara inklusif oleh semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas.

Berangkat dari permasalahan tersebut, Firmanda Dwi Septiawan, M. Fachrizal Hamdani dan Reni Putri Nurhidayati, ketiga mahasiswa jurusan sejarah FIB Universitas Airlangga, mencoba menginisiasi model pembelajaran sejarah kota Surabaya berbasis visualisasi dan wisata heritage.

Ide ini khusus untuk tunarungu. Dan dengan inovasi tersebut mereka berhasil meraih Juara I Lomba Karya Tulis Sejarah Nasional “Bulan Pahlawan 2022” Sabtu lalu (29 Oktober 2022), Universitas Negeri Semarang.

Firmanda, mewakili tim, lebih lanjut menjabarkan ide-ide yang digagas timnya. Menurutnya, Surabaya merupakan salah satu kota bekas kolonial yang menyimpan cerita berbeda di balik setiap bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh di kota Surabaya hingga saat ini.

“Surabaya merupakan salah satu kota bekas kolonial yang memiliki banyak cerita sejarah. Cerita dapat diceritakan dengan cara yang berbeda. Salah satu cara yang paling unik adalah dengan memperkenalkan kisah sejarah lokal kota Surabaya melalui bangunan. Gedung yang sudah berdiri cukup lama ini menjadi saksi bisu atas segala peristiwa yang terjadi di Kota Surabaya,” ujarnya.

Namun sayangnya, pengenalan wisata sejarah di kota Surabaya belum merata di antara berbagai kelompok, termasuk kelompok tunarungu, yang hanya mampu memaksimalkan penglihatan dan sentuhan untuk mengenali sesuatu.

Hal ini mendorongnya untuk membuat model untuk memperkenalkan sejarah lokal kota Surabaya melalui media berbasis visualisasi dan wisata heritage.

“Ide ini dilatarbelakangi oleh kepedulian kami terhadap keadaan kota Surabaya yang memiliki potensi dari segi sejarah dan budaya, namun kurang memiliki fasilitas yang memadai untuk pengenalan dan pembelajaran, terutama bagi pengunjung yang berasal dari kelompok tunarungu,” ujarnya.

Perlu dicatat bahwa model pengantar historis yang mereka rintis disertai dengan sistem kerja ramah-tunarungu. Anda akan diberikan fasilitas penunjang belajar seperti alat bantu dengar, buku panduan (Local History Guide Book) dan panduan bahasa isyarat.

Firmanda melihat potensi wisata sejarah yang sangat besar di Surabaya dan menginginkan ide-ide yang ia kemukakan bersama tim dapat direalisasikan untuk membantu mengefektifkan pengenalan sejarah kota Surabaya secara inklusif dan berkeadilan.

Selain itu, pemuda asal Mojokerto ini berharap tulisannya dapat dipublikasikan baik di media online maupun jurnal akademik sehingga dapat menjadi referensi penelitian dan saran kebijakan bagi kelompok disabilitas.

“Kami tidak hanya berharap dapat memenangkan kompetisi, tetapi kami juga berharap ide-ide kami dapat dipublikasikan di media online atau, untungnya, diterbitkan sebagai majalah, sehingga menjadi referensi di bidang pariwisata, terutama yang berkaitan dengan fasilitas untuk teman-teman. cacat”, tukang kunci.(Februari/HDL)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button