Hanya 15% pelaku UMKM Solo yang menggunakan digital marketing – Solopos.com
SOLOPOS.COM – Pameran UMKM digelar di Ndalem Joyokusuman pada Minggu (15/1/2023) untuk memperingati 1 Tahun Solo Preneur. (Solopos.com/Maymunah Nasution)
Solopos.com, SOLO — Perubahan perilaku konsumen dari konvensional menjadi on line belum sepenuhnya tercapai melalui penggunaan pemasaran digital oleh usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Solo. Pelaku UMKM menggunakan pemasaran digital masih kurang dari 15 persen dari total 11.157 UMKM.
Perilaku konsumen berubah sejak merebaknya pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Berbagai kebijakan pemerintah yang membatasi kegiatan sosial dan ekonomi telah mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan teknologi.
Special Offers Penawaran spesial yang menarik, menginap di Loa Living Solo New Bisa nonton Netflix sepuasnya!
Anda dapat menggunakan cara yang berbeda platform layanan digital yang menawarkan kemudahan transaksi. Pada akhirnya tren belanja on line menjadi kebiasaan baru.
Hal ini dibarengi dengan sektor UMKM yang tumbuh subur di masa pandemi. Dinas Koperasi dan UKM Kota Solo menemukan jumlah UMKM meningkat sebanyak 7.522 UMKM selama tahun 2022. Pada tahun 2021 hanya akan ada 3.635 UMKM yang tersebar di lima kecamatan. Setahun kemudian, jumlah UMKM melejit menjadi 11.157 UMKM.
“Sebagian besar atau mayoritas UMKM masih menggunakan pemasaran konvensional sekitar 71,94 persen. Sementara itu, para pelaku UMKM memanfaatkan hal tersebut pemasaran digital hanya 12,95 persen. Ada juga pelaku UMKM yang menggunakan digital marketing dan luring atau hibrida sekitar 3,60 persen,” kata Ketua Dinas Koperasi dan UKM Solo, Wahyu Kristina, dalam wawancara Solopos.comSabtu (28/01/2023).
Kurangnya pelaku UMKM dalam memanfaatkan teknologi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Ina, sapaan akrabnya, sebagian besar UMKM yang muncul di masa pandemi adalah dari orang dewasa hingga lansia.
Source: news.google.com
