Hadapi Wabah PMK di Boyolali, Pemkab Mulai Data Sapi dan Kerbau - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Hadapi Wabah PMK di Boyolali, Pemkab Mulai Data Sapi dan Kerbau – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Proses penandaan telinga ternak milik warga Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jumat (10/7/2022). (Solopos.com/Ni’matul Faizah).

Solopos.com, BOYOLALI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali mulai melakukan identifikasi dan pendataan satwa. Acara ini dibuka secara simbolis pada Jumat (10/7/2022) di Dusun Saren, Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali.

Lusia Dyah Suciati, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali (Disnakkan), mengatakan program ini merupakan program nasional. Lusi menjelaskan bahwa tujuan dari program tersebut adalah untuk memerangi PMK.

Daihatsu Rocky Promotion, Harga Mobil Rp 200 Juta Jadi Hanya Rp 99.000

“Jadi ini tanda di telinga, Tag telinga mengamankan kode QR namanya. Dengan tujuan untuk mengetahui, misalnya, identitas dan status kesehatan sapi atau kerbau, seberapa sering Anda telah divaksinasi. Sementara targetnya hanya sapi dan kerbau,” katanya.

Meskipun mulai di Boyolali Jumat ini saja, Lusi menjelaskan bahwa pihak Disnakkan Boyolali telah melakukan penandaan di Kampung Perusahaan Sapi di Andong Boyolali selama tiga hari sebelumnya.

Dia mengatakan total 396 sapi diberikan dalam tiga hari tag telinga. Lusi mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan penandaan tersebut selesai pada akhir Desember 2022.

Baca juga: Hore! Kasus Lereng PMK Boyolali, nol penambahan hingga Oktober ini

“Boyolali masih menjadi sasaran, berdasarkan jumlah penduduk lama, sekitar 199.989 jiwa. Kami usulkan perubahan karena saat PMK, baru mau pendataan ulang, ternyata populasinya menurun,” jelasnya.

Dia mengatakan Disnakkan Boyolali akan meminta agar target tersebut disesuaikan dengan kondisi nyata di lapangan. Tujuannya, jelas Lusi, juga akan disesuaikan dengan program vaksinasi di Boyolali.

Lusi menjelaskan, hasil pendataan sapi dan kerbau di Boyolali pasca terjadinya PMK sekitar 160.000 ekor. Lusi menjelaskan, program nasional ini menyasar sapi binaan negara atau sapi milik masyarakat.

“Dalam hal ini akan ada syarat bahwa sapi yang dapat diperjualbelikan atau diperjualbelikan adalah sapi dengan sapibarcode,” jelasnya.

Ia juga mengatakan, baru saja dikeluarkan surat dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah bahwa syarat hewan yang boleh diangkut adalah sudah divaksinasi minimal satu kali atau diperiksa kesehatannya.

Baca Juga: Selodoko Boyolali Jadi Kampung Alpukat, Akan Dibagikan 4.586 Bibit Gratis

Selain itu, Lusi mengungkapkan jika terjadi penolakan oleh masyarakat, akan menimbulkan keraguan terhadap pelaksanaan pelabelan dan pendataan tersebut.

“Karena orang takut akan dijual dengan ear tag yang terpasang jika nanti diidentifikasi dan dicatat datanya. Saat ini peraturan baru sudah dibuat, nanti semua hewan yang diperjualbelikan di pasar hewan atau langsung harus diberi tag,” ujarnya.

Lusi juga menyampaikan bahwa bagi peternak yang bersangkutan bahwa hewan yang diberi kuping tidak layak untuk kurban. Ia memastikan, ada Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 32 Tahun 2022 yang akan dipasok oleh ternak yang memiliki ear tag yang sah untuk kurban.

Sementara itu, salah satu petani di Desa Singosari, Sriyono, 41, mengatakan pendataan dan penandaan ternak merupakan hal yang baik.

Baca Juga: Inilah Pentingnya Gaun Hitam Putih Dalam Pengangkatan 495 Pejabat Baru di Pemerintahan Kabupaten Boyolali

“Kalau beli di pasar, dengan ear tag, bisa lihat sapinya dari mana, umurnya berapa, kondisinya seperti apa, bisa langsung kita cek di aplikasi yang tersedia,” ujarnya.

Aplikasi tersebut merupakan aplikasi yang identik dengan PKH. Namun, ia juga mengungkapkan bahwa ada kendala yang akan dihadapi petani yang lebih tua dan tidak terbiasa dengan teknologi.

“Di daerah ini kebanyakan petani sudah tua, di atas 50 tahun, dan masih sulit menggunakan aplikasi. Jadi harus minta anak untuk mendownload aplikasinya,” jelasnya.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button