Jawa Barat

Festival Tari Kontemporer Jawa Barat, Nungky: Seni butuh proses, ruang dan waktu serta dukungan

Ada 10 grup yang tampil pada acara wisuda koreografer kontemporer tersebut. Masing-masing kelompok terdiri dari lima orang yang akan mempresentasikan karyanya selama pembinaan koreografer muda kontemporer yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat melalui UPTD Pengelolaan Wilayah Jawa Barat pada 27-30 Juni 2022.

Meski pembinaannya singkat, para koreografer muda ini mampu menampilkan karya kontemporer mereka dengan sangat indah, bahkan menjanjikan. Meskipun masih ada hal-hal yang harus diperbaiki di sana-sini, itu tidak sempurna.

Sebanyak 50 peserta pembinaan yang terbagi dalam 10 kelompok mempresentasikan karyanya dengan cukup baik di hadapan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Benny Bachtiar, dan Kepala UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat, Erick Henriana, selaku serta undangan dan moderator.

Seperti yang disampaikan oleh kelompok tiga bertajuk FYP. Penampilannya nyaris sempurna. Mereka mengangkat tema kontemporer yang dibagikan oleh semua orang, yaitu media sosial, tetapi mereka tidak melupakan akar seni tradisional yang menjadi dasar seni mereka.

Kolaborasi seni tradisional dengan seni yang berkembang cukup canggih dan menarik. Didukung dengan pencahayaan dan akustik ruangan, tampilannya cukup menjanjikan, meski masih memiliki kekurangan dan belum sempurna.

Setidaknya salah satu penari, Dr. Siti Nungky Kusuma Astuti. Menurut Presiden Seni Kontemporer itu, ketidaksempurnaan penampilan para peserta karena waktu yang dibutuhkan untuk menciptakan sebuah karya cukup singkat.

Sedangkan menurut Nungky, dibutuhkan waktu dan proses yang cukup lama untuk membuat sebuah karya. “Memproses pekerjaan membutuhkan waktu dan dukungan dari semua orang yang terlibat. Kami mohon kepada pimpinan departemen untuk memberikan ruang dan waktu serta dukungan bagi proses pengembangan suatu karya. Saya yakin dengan ruang dan waktu yang cukup, penampilan mereka akan jauh lebih sempurna,” ujarnya.

Nungky juga meminta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat untuk mendaftarkan mereka (peserta pembinaan), terutama yang telah berhasil mempresentasikan karyanya, untuk mengikuti Festival Seni Kontemporer Internasional yang memasuki tahun ke-30 tahun ini.

“Pada festival seni rupa kontemporer ini, kami banyak membina seniman-seniman muda agar karyanya dapat dilihat dan diapresiasi oleh seniman-seniman berpengalaman dari berbagai negara.

Sementara itu, Direktur Parbud Jabar Benny Bachtiar mengakui Jabar banyak kehilangan koreografer seni rupa kontemporer, khususnya anak muda.

“Hal ini karena globalisasi dan tergerusnya budaya asing yang menggerogoti budaya tradisional Indonesia. Makanya kita adakan pembinaan koreografer seni rupa kontemporer pada 2022,” ujarnya.

Benny berharap para peserta ini dapat membawa warna baru pada seni kontemporer Jawa Barat yang berakar dari seni tradisional Jawa Barat. Selain itu, mereka dapat menjadi motor penggerak seni rupa kontemporer di daerahnya masing-masing.

Menurut Benny, seni kontemporer ini bisa menjadi daya tarik wisata selain seni tradisional yang sudah menjadi daya tarik.

“Kalau bicara pariwisata, tentu tidak lepas dari seni dan budaya. Dan seni budaya baik tradisional maupun kontemporer dan modern harus menjadi daya tarik wisata,” ujarnya.

Baik saat performance maupun saat evaluasi, masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan karyanya kepada moderator dan tamu undangan. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya rata-rata dalam waktu sekitar 10 menit. Jadi pertunjukan berlangsung sekitar dua jam.

Agar dapat diapresiasi oleh masyarakat luas, tidak hanya disaksikan secara live di teater tertutup, namun juga akan disiarkan secara online melalui UPT YouTube Pengelola Kebudayaan Daerah Jawa Barat.***

Source: galamedia.pikiran-rakyat.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button