Dorong Wisata Religi, Perdana Menteri Palestina Ajak Lebih Banyak Masyarakat Indonesia Ibadah di Masjid Al-Aqsha - WisataHits
Jawa Barat

Dorong Wisata Religi, Perdana Menteri Palestina Ajak Lebih Banyak Masyarakat Indonesia Ibadah di Masjid Al-Aqsha

Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh menyampaikan harapannya agar lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang dapat beribadah di Masjid Al-Aqsha di Al-Quds, Palestina di masa depan.

Dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (24 Oktober 2022) di Istana Bogor, juga dibahas kerja sama wisata religi.

Shtayyeh mengatakan 70.000 wisatawan dari Indonesia mengunjungi Masjid Al-Aqsha tahun lalu dan diharapkan jumlahnya akan terus meningkat.

“Ada ruang lingkup yang besar untuk bekerja sama meningkatkan jumlah wisatawan religi dari Indonesia, wisata hiburan, wisata pendidikan dan lain-lain,” kata Shtayyeh dalam konferensi pers terkait kunjungan resminya ke Indonesia, Selasa (25/10/2022). . ) di Hotel Borobudur, Jakarta.

PM Shtayyeh mengatakan Palestina dikenal sebagai tempat bersejarah bagi para Nabi.

Tempat Nabi Muhammad SAW naik ke surga dalam peristiwa Isra Mi’raj, tempat kelahiran Yesus dan banyak kisah para Nabi yang terjadi di Palestina.

Baca Juga: Warga Palestina Ceritakan Bagaimana Mereka Melindungi Al-Aqsa dan Meminta Bantuan Menggunakan Speaker Masjid

“Itulah mengapa Palestina disebut ‘tanah suci’, karena mencakup sebagian besar tempat suci,” katanya.

Perdana Menteri Palestina berharap agar Indonesia selalu berdiri kokoh di pihak Palestina dan bukan sebagai perantara dalam hubungan dengan Israel.

Palestina berharap agar Indonesia terus membawa pesan perdamaian dan memerangi ketidakadilan, termasuk melawan segala bentuk agresi.

Baca Juga: OKI Konfirmasi Al-Quds Al-Shareef dan Masjid Al-Aqsha Tempat Suci Umat Islam

Karena Israel mencaplok wilayah Palestina, maka Israel diuntungkan dari hasil pendudukannya, yang biayanya kemudian digunakan kembali untuk mencaplok wilayah Palestina lainnya.

Shtayyeh mengatakan melarang penjualan produk Israel adalah cara untuk mengalahkan pendudukan Israel di Palestina.

“Penting bagi komunitas internasional dan Eropa untuk bergerak ke arah ini. Orang Eropa mulai memberi label produk rumah tangga. Oleh karena itu, produk rumah tangga ini harus dilarang di pasar Eropa, pasar Amerika, pasar Asia dan semua pasar. Ini adalah salah satu cara untuk mengalahkan pendudukan Israel,” katanya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button