Disparpora menjelaskan penyebab desa wisata di Madiun kurang berkembang
Liputan6.com, Madiun – Kementerian Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, memperkirakan sejumlah desa wisata di wilayahnya terpantau pasif dan tidak berkembang sehingga tidak optimal.
“Menurut data, dari 13 desa wisata yang ada di Kabupaten Madiun, hanya tersisa lima. Selebihnya pasif,” kata Sekretaris Disparpora Kabupaten Madiun Andri Sulistyowati di Madiun, dilansir Antara, Sabtu (14/1). 2023).
Lima desa wisata yang tersisa adalah Pasar Pundensari, Taman Pule, Watu Rumpuk, Rumah Cokelat Bodag dan Desa Wisata Kepel.
Sedangkan delapan yang lebih pasif yaitu Taman Raden Sekar, Batok Waterpark, Tugu Kresek, Nongko Ijo, Wisata Anggur, Waduk Bening Widas, Lembah Wilis dan Alun-Alun Madiun Umbul.
“Kondisi pasif terbagi beberapa kategori. Ada yang masih beroperasi tapi tidak seramai dulu. Ada juga yang sudah lama tidak buka,” ujarnya.
Ia menjelaskan ada sejumlah faktor yang membuat banyak desa wisata tidak berkembang. Yakni faktor pendapatan yang kurang menjanjikan karena minimnya pengetahuan tentang pengelolaan pariwisata.
“Faktor yang paling berpengaruh adalah pemda tidak memiliki ‘great design’ atau paket yang jelas terkait desa wisata,” ujar Andri.
Menurutnya, keberadaan desa wisata akan maksimal jika Pemdes dan Pokdarwis setempat aktif dan kreatif dalam mengelolanya. Mereka juga bekerja dalam pembinaan.
“Selama ini kami terus melakukan pendekatan dan membantu desa-desa wisata yang ada untuk berkembang,” ujarnya.
Source: news.google.com