Dua Mahasiswa Magister Manajemen UM Ikuti PWM BUMDes di Lokasi Wisata Kebun Sayur Pandesari - WisataHits
Jawa Timur

Dua Mahasiswa Magister Manajemen UM Ikuti PWM BUMDes di Lokasi Wisata Kebun Sayur Pandesari

Terkini.id, Jakarta – Pengembangan Wawasan Manajerial (PWM) merupakan salah satu mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa Magister Manajemen Universitas Negeri Malang (UM). Di mana siswa belajar di luar kampus, terlibat dalam kegiatan pengembangan keterampilan manajemen dan mengaktualisasikan diri.

Mahasiswa berinteraksi langsung dengan kelompok masyarakat yang berfungsi sebagai usaha mikro, koperasi, lembaga usaha lainnya, serta sebagai pionir dan pembimbing penciptaan usaha.

Pada kegiatan PWM, rombongan mahasiswa yang terdiri dari Nilam Sari Mustika dan Nadhifah Citra Tsani Soraya berkesempatan melakukan kegiatan pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bergerak di bidang pariwisata.

Tempat tersebut bernama Wisata Kebun Sayur Pandesari (WTS) dan terletak di Gesingan, Jurangrejo, Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Tujuan dari program pengembangan keterampilan manajemen ini adalah agar mahasiswa memahami bagaimana menerapkan teori dari disiplin ilmu yang dipelajari dalam perkuliahan, memberikan solusi dan kontribusi nyata terhadap berbagai permasalahan, serta memperoleh pengalaman praktis praktik di lapangan.

Tujuan terpenting dari kegiatan ini adalah agar para pelaku usaha mengalami peningkatan kemampuan berpikir dan kemampuan fisik, mengalami peningkatan sistem organisasi dan manajemen dalam bisnis internal, serta perusahaan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Selain mensosialisasikan adanya kegiatan mahasiswa dalam pendampingan suatu perusahaan, mahasiswa juga memahami permasalahan yang dihadapi para pelaku ekonomi dan dapat menawarkan solusi yang efektif dan efisien.

Menurut salah satu pengelola WTS Pandesari, Junaidi, isu utama kali ini lebih banyak terkait dengan aspek pemasaran dan akuntansi keuangan. Permasalahan pada aspek pemasaran adalah minimnya promosi yang dijalankan dan salah satu penyebabnya adalah pihak manajemen bingung harus mengambil strategi apa lagi.

“Dulu, pemasaran hanya meminta bantuan desa untuk didistribusikan ke warga sekitar sini, Mbak. Selama ini akun Instagram, Facebook dan Youtube sudah dibuat untuk social media marketing, namun jarang digunakan untuk memposting foto atau video, Bu Junaidi.

Saat ini pencatatan keuangan sudah mulai terstruktur karena pengeluaran dan penerimaan sehari-hari telah dicatat dalam buku besar, hanya diperlukan penjelasan yang lebih rinci tentang apa yang perlu dimasukkan dalam catatan tersebut. Namun, pencatatan dan perhitungan laba rugi bulanan belum ada.

“Catatan keuangan saat ini sama persis, Mbak. Saya yang ditugasi di bagian keuangan, tapi saya ditugasi begitu saja karena petugas sebelumnya sudah cuti. Jadi saya masih harus banyak belajar tentang rekor seperti ini, Mbak,” pungkasnya.

Sementara itu, Nadhifah yang fokus pada bidang studi pemasaran semasa sarjana, berpesan untuk lebih aktif menggunakan media sosial seperti Instagram, Facebook, TikTok dan Youtube.

Selain itu, Nadhifah mengatakan model pemasaran lainnya adalah bermitra dengan lembaga atau yayasan untuk melakukan kegiatan di WTS Pandesari sekaligus memperkenalkan tempat wisata.

“Sebaiknya akun media sosial lebih aktif pak, untuk saat ini saya akan membantu mengelola akun Instagram. Jika Anda ingin menjalankan promosi, Anda bisa memulainya dengan melihat target pasar. Dari fasilitas yang ada, menurut saya kelompok sasaran yang tepat adalah anak-anak kecil. Mungkin bisa kerjasama dengan TK, TPA, SD yayasan untuk pemasaran, atau kalau ada kegiatan di WTS Pandesari, pedagang yang mau jual juga bisa kerjasama untuk bagi hasil, pak. Mungkin juga bisa dibuat brosur atau paket wisata,” kata Nadhifah saat ditanya aspek pemasaran yang bisa dilakukan.

Di sisi lain, Nilam memberikan solusi atas permasalahan pembukuan keuangan yang difokuskan pada pengelolaan keuangan selama masa studi S1-nya.

“Format catatan untuk buku besar itu bagus, Pak. Penting juga untuk mengontrol pencatatan biaya tiket, pengeluaran dan pendapatan stan, dan distribusi catatan lainnya. Pengeluaran dan pemasukan sekecil apapun harus dilimpahkan ke Pak Jun,” kata Nilam, Rabu, 9 November 2022.

“Saya desain dulu format win and loss recordnya agar sesuai dengan ketentuan WTS, Pak. Kalau formatnya sudah siap nanti akan dibuatkan petanya dan akan saya jelaskan. Kalau ada pencatatan untung rugi, pengelola bisa tahu sudah untung atau malah rugi dalam 1 bulan terakhir dan juga nominalnya,” imbuhnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button