Diskusi kenaikan tiket masuk Pulau Komodo menjadi Rp3,75 juta karena biaya perawatan - WisataHits
Jawa Timur

Diskusi kenaikan tiket masuk Pulau Komodo menjadi Rp3,75 juta karena biaya perawatan

Menurut surveilans IUCN, komodo dalam status populasi stabil diperkirakan sekitar 1.383 individu yang tersebar di habitat aslinya. Ancaman kenaikan muka air laut membuat komodo dari status terancam punah menjadi terancam punah. (Sumber: Mark Dumont/Wikipedia)

penulis: Kurniawan Eka Mulyana | Penerbit: Purwanto

FLORES, KOMPAS.TV – Biaya konservasi menjadi salah satu penyebab rencana kenaikan tarif masuk dua pulau di kawasan Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Biaya masuk ke Taman Nasional Komodo ditetapkan sebesar Rp 3.750.000 per orang per tahun, sesuai rencana.

Kepala Biro Pariwisata dan Industri Kreatif Provinsi NTT Zeth Sony Libing mengatakan tujuan kenaikan tarif itu untuk konservasi dan biaya lainnya.

Sony menjelaskan, hanya dua pulau yang membutuhkan biaya masuk Rp 3,7 juta, yakni Pulau Komodo dan Pulau Padar.

Namun, hal ini tidak berlaku untuk pulau lain yang juga menjadi habitat komodo, yaitu Pulau Rinca dan pulau-pulau lainnya.

“Rp 3,7 juta untuk dana konservasi, pemberdayaan masyarakat lokal, Kemampuan untuk stakeholder pariwisata di dua pulau itu, biaya pengawasan dan keamanan, kesehatan, pembuangan sampah, kamar mandi, WC dan air minum,” kata Sony kepada wartawan di kantor Gubernur NTT, Senin (4/7/2022).

Baca Juga: 29 dari 40 Telur Komodo di Tetaskan Kebun Binatang Surabaya, Kini Totalnya Ada 134 Komodo

Sony menambahkan, selain hal tersebut, kenaikan tarif juga akan digunakan untuk mendanai promosi, penerimaan negara bebas pajak, dan pendapatan asli daerah bagi Pemprov NTT dan Kabupaten Manggarai Barat.

“Biaya masuk ke tempat itu Rp 3.750.000 per orang per tahun baik untuk wisatawan asing maupun domestik. Pelaksanaannya akan dilakukan pada 1 Agustus 2022,” katanya.

Pemprov NTT, kata Sony, telah bekerja sama dengan tim ahli dari Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, Universitas Tarumanagara, dan pakar lingkungan.

Mereka mengkaji daya dukung dan daya tampung pulau Komodo dan Padar, dan hasilnya adalah penurunan nilai jasa ekosistem di kedua pulau tersebut.

“Jadi perlu dilakukan konservasi untuk menutupi kerusakan atau hilangnya jasa ekosistem,” kata Sony.

Sejauh ini, menurut Sony, jumlah pengunjung sudah mencapai 300.000 hingga 400.000 orang per tahun dan lebih.

Source: www.kompas.tv

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button