Disebut Terpenting di Sragen, Ini Fakta Dibalik Makam Pilang Payung - Solopos.com - WisataHits
Yogyakarta

Disebut Terpenting di Sragen, Ini Fakta Dibalik Makam Pilang Payung – Solopos.com

Solopos.com, SRAGEN — Kabupaten Sragen memiliki banyak destinasi wisata religi yang tersebar di sejumlah kecamatan. Kebanyakan berupa makam atau petilasan. Salah satu yang paling terkenal adalah makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus di Kecamatan Gemolong.

Namun ternyata makam Pangeran Samudro tidak dianggap paling penting untuk masa pemerintahan Sragen. Ada satu makam yang dianggap lebih penting bagi pemerintah Sragen, yaitu makam Payung Pilang. Karena di situlah jenazah para Bupati Sragen dimakamkan, termasuk Bupati pertama Raden Tumenggung (RT) Wirjodiprojo.

Daihatsu Rocky Promotion, Harga Mobil Rp 200 Juta Jadi Hanya Rp 99.000

Ini seperti ditulis dalam artikel pendek di situs tourismus.sragenkab.go.id dikutip dari Solopos.com, Selasa (22/10-25). Makam Pilang Payung menjadi tujuan utama ziarah ke makam leluhur pada setiap hari jadi Pemerintahan Sragen.

Merujuk pada informasi dari Brayat.sragenkab.go.idMakam suci ini terletak di Dusun Prampalan, Desa Krikilan, Kecamatan Masaran. Makam KRT Karto Wiryo adalah makam utama di Pilang Payung. Ia adalah cicit dari Raden Patah, putra raja terakhir Brawijaya, yang menjadi penguasa kerajaan Demak Bintoro.

Baca juga: Asal Usul Kisah Kesetiaan Dukuh Tunggon Sragen dan Mbah Sedo Putri

Karto Wiryo adalah orang pertama yang diangkat menjadi Bupati Penamping oleh Pangeran Mangkubumi di Pandak Karang Nongko, Masaran. Ia mendahului lahirnya tokoh-tokoh terkemuka yang berperan di lingkungan pemerintahan Jawa Tengah, termasuk Bupati Sragen pertama pascakemerdekaan, yaitu RT Wirjodiprodjo.

Wirjodiprodjo memiliki 21 putra dan putri dari keempat istrinya. Kebanyakan dari mereka menjadi tokoh intelektual yang juga dimakamkan di Pilang Payung.

hadiah dari istana

Pada tanggal 17 September 1830, terjadi kesepakatan antara Paku Buwono dan Hamengku Buwono V, daerah Sukowati termasuk dalam wilayah Kasunanan Surakarta dan Gunung Kidul dalam wilayah Kesultanan Jogjakarta. Dalam sebuah pisowanan besar di Keraton Kasunanan Surakarta, Karto Wiryo berhasil menyerahkan pusaka keraton yang hilang di Kartasura pada saat Perang Pecinan-Lawan pada Oktober 1740.

Pusaka keraton terdiri dari tombak bernama Kanjeng Kyai Lindu Pawon, keris milik Kanjeng Kyai Nogososro, dan keris pusaka milik Karto Wiryo sendiri. Sebagai imbalan atas jasa Karto Wiryo dalam mengembalikan pusaka yang berharga ini, keraton memberikan kepadanya daerah Sukowati, sekarang Sragen, sebagai daerah bebas pajak.

Baca juga: Konon Peninggalan Joko Tingkir, Air Mancur di Sragen Ini Tak Pernah Kering

Pada tanggal 12 Oktober 1840, SK Sunan PB VII, yaitu Serat Angger-Angger Gunung, menetapkan kawasan yang strategis itu sebagai Pos Tundan, tempat menjaga ketertiban dan keamanan pergerakan barang dan surat, serta perbaikan jalan dan jembatan. Salah satunya adalah Pos Tundan Sragen.

Sepeninggal KRT Karto Wiryo, posisinya sebagai Bupati Panumping digantikan oleh putra kelimanya, RM Sulomo. Sejak tanggal 5 Juni 1847 dengan persetujuan Residen Surakarta. Baron de Geer menambahkan, Sunan Paku Buwono VIII memperkuat kekuasaannya dengan menjalankan tugas kepolisian. Maka lahirlah nama Kabupaten Gunung Pulisi, Sragen, dan RM Sulomo yang diangkat menjadi Bupati Gunung Pulisi Sragen dengan nama KRT Sastrodipuro.

Daftar dan berlangganan Espos Plus sekarang. Cukup dengan itu Rp 99.000/tahun, Anda dapat menikmati berita lebih detail dan bebas iklan serta berkesempatan memenangkan hadiah utama berupa mobil Daihatsu Rocky, motor NMax dan hadiah menarik lainnya. Daftar Espos Plus di sini.

Lihat berita dan artikel lainnya Berita Google

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button