Desa Gilangharjo mengundang ratusan anak tie-dye dari SD hingga SMA dan membuka desa wisata kecil tie-dye - WisataHits
Yogyakarta

Desa Gilangharjo mengundang ratusan anak tie-dye dari SD hingga SMA dan membuka desa wisata kecil tie-dye

Anak-anak usia sekolah dasar di desa Gilangharjo membuat tie-dye saat peresmian desa wisata kecil tie-dye, Kamis (1/8/2022). – (SuaraJogja.id/Wahyu Turi)

Para perajin ikat cilik dilatih di sekolah-sekolah melalui kurikulum Merdeka dengan memberikan muatan lokal untuk belajar celup.

SuaraJogja.id – Dalam rangka mewujudkan desa wisata tie-dye ke depan, Desa Gilangharjo membuka desa wisata tie-dye kecil pada Kamis (9/1/2022). Dalam peluncuran ini, Desa Gilangharjo mengikutsertakan ratusan anak usia SD dan SMA untuk melestarikan budaya tie-dye di tengah budaya modern.

“Peluncuran ini sejalan dengan misi kami untuk melihat generasi tie-dye tidak mati dengan mendorong minat tie-dye di masa kecil,” kata Kepala Dusun Gunting Gilangharjo, Tumilan, Kamis (9/1/2022). .

Tumilan mengungkapkan, sebanyak 320 anak dari SD hingga SMA mengikuti pelatihan tie-dye. Diharapkan generasi penerus ini dapat meneruskan warisan batik di masa yang akan datang.

Anak-anak usia sekolah dasar di desa Gilangharjo membuat tie-dye saat peresmian desa wisata kecil tie-dye, Kamis (8/1/2022).  - (SuaraJogja.id/Wahyu Turi)Anak-anak usia sekolah dasar di desa Gilangharjo membuat tie-dye saat peresmian desa wisata kecil tie-dye, Kamis (1/8/2022). – (SuaraJogja.id/Wahyu Turi)

Dalam praktiknya, para pengrajin ikat celup kecil dilatih di sekolah-sekolah melalui kurikulum Merdeka dengan memberikan muatan lokal untuk pembelajaran celup celup. Tumilan menambahkan, kegiatan tie-dye berada di ambang kepunahan karena generasi penerus menginginkan pekerjaan segera.

Baca juga: Dewi Kampus, Padukan Keindahan Gunung dan Pantai

“Batik membutuhkan ketekunan dan kesabaran, sedangkan anak-anak zaman sekarang menginginkan pekerjaan yang instan. Kami mengajarkan anak-anak untuk mencintai dan menjadi pelestari budaya,” jelasnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua DPRD Bantul Hanung Raharjo berharap dengan berdirinya desa wisata ini dapat mewujudkan ekonomi kreatif di Kabupaten Bantul, khususnya di desa Gilangharjo.

Baginya, pemerintah daerah melalui DPRD harus waspada melihat potensi yang ada di Kabupaten Bantul. Dengan cara ini, potensi mereka dapat dikembangkan sepenuhnya.

“Saya berharap tidak hanya jajaran DPRD tetapi juga teman-teman di daerahnya masing-masing siap menggarap potensi yang ada di masyarakat,” kata Hanung.

Selain itu, pihaknya berharap desa wisata kecil tie-dye ini berdampak luas di wilayah Bantul dan seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca Juga: Desa Kahayya Bulukumba Ingin Jadi Daerah Wisata Unggulan di Sulawesi Selatan

“Diharapkan berdampak pada pertumbuhan Kabupaten Bantul antara lain pusat pengembangan budaya DIY, pengembangan desa wisata dan penyerapan tenaga kerja,” pungkasnya.

Source: jogja.suara.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button