Desa Gilangharjo melestarikan batik dan membuka desa wisata batik kecil - WisataHits
Jawa Timur

Desa Gilangharjo melestarikan batik dan membuka desa wisata batik kecil

WAKTU INDONESIA, BANTUL – Pemerintah Desa Pandak Gilangharjo, Bantul telah meresmikan Desa Wisata Batik. Peluncuran Kampung Wisata Batik Cilik dilakukan oleh Kepala Biro Pembinaan Pemerintah Daerah dan Biro Administrasi Sekretariat Daerah Kapanewon DIY KPH Yudanegara pada Jumat (2/8/2022). Peluncuran ditandai dengan kegiatan tie-dye massal oleh ratusan mahasiswa.

Kepala Dusun Gunting Gilangharjo Pandak Tumilan menyatakan, kurangnya tie-dye menjadi alasan utama didirikannya desa wisata tie-dye kecil. Namun sebagai salah satu sentra batik di Bantul perlu dilakukan pembaharuan untuk melestarikan warisan luhur tersebut. Agar kerajinan yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia ini tidak punah.

Untuk memastikan proses regenerasi tie-dye berlangsung. Setiap sekolah di wilayah Pandak memasukkan keterampilan membatik sebagai muatan lokal. Diharapkan ada ratusan mahasiswa yang bersedia menggantikan tie dye yang sudah lama. Saat ini hanya ada sekitar 50 batik yang berusia di atas 50 tahun.

“Keberadaan desa wisata tie-dye kecil akan memperkuat branding Gilamgharjo sebagai desa wisata tie-dye,” kata Tumilan.

Selain mempersiapkan generasi tie-dye dari daerah Bantul, desa wisata tie-dye kecil, pendidikan tie-dye untuk siswa dan generasi muda dari luar daerah juga akan dibuka. Pelajari cara membuat batik dan pelajari lebih lanjut tentang kerajinan batik. Pelatihan tie-dye ini dikemas dalam paket wisata edukasi.

Direktur Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul Kwintarto Heru Prabowo menyambut baik lahirnya Kampung Wisata Batik Cilik. Konsep wisata edukasi bertujuan untuk memperpanjang masa tinggal wisatawan di desa liburan. Ketika turis tinggal lebih lama, lebih banyak uang yang dikeluarkan. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Alhasil dipilihnya tema desa wisata edukasi. Oleh karena itu, pengelola harus menyiapkan infrastruktur pendukung seperti perumahan, akses jalan dan fasilitas umum lainnya. Sehingga benar-benar dapat memberikan pelayanan prima kepada wisatawan. Sehingga memberikan kesan bahwa wisatawan akan datang kembali.

Kwintarto juga mengakui konsekuensi manajer masih memilih tema tie-dye. Tema ini perlu dipertahankan dalam berbagai tampilan pendukung, seperti tempat wisata, kuliner dan oleh-oleh, sehingga memiliki ciri khas yang membedakannya dengan desa wisata. Aneka ragam.

**)

Dapatkan update informasi harian terpilih dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Suka, klik tautan ini dan bergabung. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: www.timesindonesia.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button