Boyolali Paradise of Cultural Carnival, Inilah Sejarah dan Makna Gunung Merti Desa Banyusodo - Solopos.com - WisataHits
Yogyakarta

Boyolali Paradise of Cultural Carnival, Inilah Sejarah dan Makna Gunung Merti Desa Banyusodo – Solopos.com

SOLOPOS.COM — Warga mengarak tiga gunung, yakni gunungan padi, hasil bumi dan buah-buahan, dalam acara merti desa di Dusun Banyusodo, Desa Tanduk, Kecamatan Lampu Lalu Lintas, Kabupaten Boyolali, Minggu (20/11/2022). Acara Merti Desa yang menampilkan karnaval baru pertama ini digelar warga yang merindukan keramaian setelah dikarantina akibat pandemi Covid-19. (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Tiga gunung besar setinggi dua meter diarak keliling desa, tepatnya di Dusun Banyusodo, Desa Tanduk, Kecamatan Lampu Lalu Lintas, Kabupaten Boyolali, oleh ratusan warga dalam arak-arakan budaya, Minggu (20/11/2022) di lereng Gunung Merbabu. . Pagi.

Karnaval berlangsung sebagai bagian dari merti desa Dukuh setempat. Kirab diawali dengan penciptaan tari gunung gunung yang dibawakan oleh empat orang lelaki sesepuh desa.

Iklan Daihatsu Rocky Mobil Harga Rp 200 Jutaan Hanya Rp 99.000

Tarian yang diciptakan baru sebulan lalu itu menandakan rasa syukur masyarakat atas gunung yang tumbang, yang menjadi tanah subur bagi masyarakat untuk menanamnya.

Selanjutnya, ratusan warga berangkat, diawali pemuda-pemuda berpakaian adat Jawa, disusul tiga gunung besar, yakni gunung beras, gunung hasil bumi, dan gunung buah. Diikuti oleh rombongan ibu-ibu, anak-anak dan bapak-bapak.

Ketua panitia acara, Sarwono, 36 tahun, mengatakan ketiga gunung itu memiliki makna tersendiri. Untuk Gunungan yang pertama, gunungan nasi dengan lauknya, memiliki arti sebagai bentuk rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas pemberian bahan-bahan pokok.

Baca Juga: Ratusan Warga Salatiga Ikuti Karnaval Budaya HUT Pemuda Pancasila

“Diikuti gunungan panen, ya kita syukuri apa yang Tuhan berikan lewat panen. Maka gunungan buah-buahan berarti manusia dapat menerima manisnya apa yang telah diberikan oleh Tuhan,” ujarnya Solopos.com di lokasi.

Sarwono menjelaskan, acara merti desa sebenarnya sudah menjadi tradisi di dusunnya selama ratusan tahun, namun baru pertama kali berbentuk kirab.

Ini merupakan inisiatif warga setempat yang menanti-nanti digelarnya acara besar setelah dua tahun absen dari keramaian dan pengurungan selama pandemi Covid-19.

Sarwono berencana menjadikan acara ini sebagai program rutin bagi masyarakat Dukuh Banyusodo kedepannya. Dijelaskannya, acara Merti Desa di Dukuh Banyusodo biasanya hanya dimeriahkan dengan festival dan kesenian yang setiap tahunnya berganti, seperti: B. tarian dan reog warga.

“Tahun ini lebih besar, acara utamanya adalah desa tempat kami tinggal setiap Jumat Pon di bulan Bakdamulud. Itu jumat kemarin, ya kita ada festival doa, kemudian wayang pada malam sabtu dan itu ada kirab budaya dan tari-tarian,” terangnya.

Baca juga: Diikuti ratusan warga, inilah kemeriahan kirab budaya Pasar Bahulak Sragen

Ia menjelaskan, kegiatan Merti Desa bertujuan untuk melestarikan budaya di dusunnya. Selain itu, kegiatan merti desa juga dilakukan dengan doa agar masyarakat memiliki makanan yang berlimpah.

“Harapannya ke depan semua warga Mulya Rasa dan Mulya Slamet didampingi. Dan mudah-mudahan bisa terus berlanjut dan kekompakan warga tetap terjaga,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu peserta karnaval, Ririk Ekawati, mengaku puas dengan kirab budaya yang digelar setelah merasa sudah dua tahun tidak beraktivitas.

Dulu, acara Merti desa hanya digelar secara sederhana. Namun tahun ini, ia menyambut meriah karnaval budaya yang baru pertama kali digelar. Ia mengaku sejak pukul 04.30 WIB sudah bersiap-siap membuat berbagai aksesoris dan berdandan sendiri.

“Mudah-mudahan ini terus berlanjut ke depannya, dengan warga yang semakin kompak dan harmonis. Dan saya yakin karnaval seperti ini bisa berkontribusi pada kerukunan warga dan berbeda dengan suasana Kampung Merti yang dulu. Dulu ada di sana, tapi tidak seramai di sini,” katanya.

Baca Juga: Leluhur Jayengan Solo Tersenyum

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button