Berlayar dari Banyuwangi ke Bedul, hutan Amazon - WisataHits
Jawa Timur

Berlayar dari Banyuwangi ke Bedul, hutan Amazon

Pemandangan hutan mangrove Bedul dari ketinggian. © Conservation Indonesia/Instagram

Jika Brazil punya hutan Amazon, Banyuwangi punya hutan mangrove Bedul. Terletak di Dusun Gebang Kandel, Desa Sumbersari, Kecamatan Purworejo, Kota Banyuwangi, Jawa Timur. Memasuki wilayah Taman Nasional Alas Purwo.

Jika Anda menyukai wisata alam, datanglah ke Bedul. Sebuah sungai payau mengalir melalui hutan sepanjang 16 kilometer dengan panjang 18,8 kilometer dan lebar 400 meter. Di atas sungai ada jembatan panjang yang membelah hutan Bedul. Warga menyebut sungai itu “Segoro Anak” atau “Anak Laut”. Airnya mengalir ke Samudera Indonesia.

Hutan Bedul baru dibuka sebagai objek wisata sejak 2009, tak lama setelah penandatanganan kerja sama antara Pemerintah Desa Wisata Sumbersari dan Balai Taman Nasional Alas Purwo pada 2007.

Awalnya kawasan ini dikembangkan untuk mencegah pencurian kayu mahoni di Alas Purwo dan memberdayakan masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Dengan cara ini, kerusakan lingkungan dan pelanggaran hukum berkurang secara signifikan.

Meski terbuka untuk umum, wisata Alas Purwo terbagi menjadi beberapa blok yang boleh dan tidak boleh dikunjungi. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelestarian ekosistem agar tetap alami dan hewan dijauhkan dari tangan manusia.

Nah, 27 jenis pohon bakau tumbuh subur di Blok Bedul, jenis bakau terlengkap di Indonesia. Untuk itu, jutaan ini juga disebut sebagai kawasan mangrove terluas di Pulau Jawa.

Di sana, pengunjung dapat melihat berbagai satwa langka seperti kera, raja udang, dara jambul, biawak sungai, berbagai jenis bangau bahkan burung migran dari Australia.

Ritual Petik Laut, Kosmologi Masyarakat Banyuwangi untuk Pelestarian Alam

Cara yang menyenangkan untuk berjalan di sekitar Bedul

Butuh waktu satu hari untuk menjelajahi Hutan Bedul yang luasnya mencapai 1.359 hektar. Untuk menuju ke sana, wisatawan dapat menempuh jarak 50 kilometer arah selatan Banyuwangi. Dari pintu masuk, pengunjung harus berjalan lagi 10 menit ke dermaga.

Nah, petualangan paling seru di Hutan Bedul pasti menyusuri Sungai Segoro Anak. Pengunjung dapat naik perahu yang disediakan oleh penduduk setempat yang disebut gondang gagung – dua perahu dengan lantai kayu dan tempat duduk yang dilapisi kanvas dan ditenagai oleh mesin diesel.

Agar wisatawan dapat menikmati keindahan Hutan Bedul, pengelola menawarkan berbagai paket wisata dengan berbagai jenis keseruan.

Pertama Paket Bedul Pantai Cungur – Bird Watching. Cocok untuk pengunjung yang menyukai fotografi dan ingin tahu tentang perilaku burung. Paket ini seharga Rp 260.000 untuk 10 orang.

Kedua, paket Bedul-Ngagelan, menyusuri hutan mangrove Bedul hingga ke Pantai Ngagelan. Setibanya di Ngagelan, wisatawan dipandu 2 kilometer untuk melihat penetasan telur penyu dan menyaksikan atraksi tukik di tempat penetasan. Paket ini menetapkan tarif Rp 500.000 untuk 10 orang.

Selanjutnya adalah paket Bedul-Sungai Kere – paket observasi mangrove. Ini adalah tempat terbaik untuk melihat pohon bakau lebih dekat ke akar yang berbeda. Untuk menikmati paket ini, pengunjung akan dikenakan biaya Rp 200.000 per 10 orang.

Ada lagi paket kano, menyusuri hutan bakau dengan kano. Pengunjung hanya perlu membayar Rp 50.000 per dua jam untuk menikmati paket ini.

Akhirnya paket full day di Taman Nasional Alas Purwo. Saat berlibur, tidak ada salahnya untuk bertualang ke lokasi manapun di Hutan Bedul. Dengan membayar Rp 2 juta, pengunjung sudah bisa memasuki semua objek dari Pantai Ngagelan, penangkaran penyu hingga kembali ke Bedul.

Bandara Banyuwangi yang ramah lingkungan masuk dalam 20 besar arsitektur terbaik dunia

Makan lebih enak di atas kapal

Bayangkan berlayar di atas kapal sambil makan sesuatu. Tidak ada yang lebih enak dari itu, di Bedul pengelola juga menawarkan paket makan siang di Gondang Gagung. Dengan harga hanya 25.000 rupee per porsi, nasi bungkus daun jati ditemani ikan, lalapan, kerang bakar, rempeyek, dan air kelapa muda.

Setelah seharian berpetualang, jangan lupa untuk mengambil foto sebanyak mungkin. Selalu nyalakan kamera karena momen liburan di Bedul sayang jika tidak mengabadikannya. Kenangan indah untuk diceritakan di masa depan.

Sego Lemeng dan Kopi Uthek Khas Banyuwangi, bekal gerilya kolonial

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button