Inovasi Dosen UNY Halaman Alat Pemantau Sarang Penyu Otomatis semua - WisataHits
Yogyakarta

Inovasi Dosen UNY Halaman Alat Pemantau Sarang Penyu Otomatis semua

KOMPAS.com – Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merancang alat untuk memantau budidaya penyu.

Perangkat yang dikembangkan berupa prototipe sistem sensor perangkat keras yang mampu mendeteksi kondisi suhu dan kelembaban lingkungan (udara dan pasir).

Serta inovasi perangkat lunak yang dapat digunakan untuk memantau dan mengontrol suhu dan kelembaban dari jarak jauh melalui aplikasi Android dan browser web berbasis Internet of Think (IoT).

Baca Juga: Ini Fitur di Aplikasi Deteksi Dini Stunting Inovasi Mahasiswa UGM

Tim pengajar UNY terdiri dari Purno Tri Aji, M.Eng., Muhammad Irfan Luthfi, M.Pd., Muhammad Izzuddin Mahali, M.Cs., Dr. Eko Marpanaji dan didukung oleh dua mahasiswa Danang Wijaya dan Muhammad Dzulfiqar Amien.

Menurut Purno Tri Aji, perubahan cuaca yang dingin dapat menghambat proses penetasan telur penyu. Saat suhu dingin, tingkat kegagalan penetasan telur penyu bisa mencapai 50 persen.

“Cuaca dingin mencegah banyak telur penyu menetas karena tidak ada panas di sarang di bawah pasir laut. Selain itu, cuaca dingin akan menghambat masa inkubasi telur penyu,” ujarnya, dikutip laman UNY, Sabtu (20/8/2022). .

Dikatakan bahwa dalam kondisi cuaca normal setara dengan 30 derajat Celcius, telur penyu menetas setelah 40 hari inkubasi, sedangkan pada cuaca dingin sekitar 20 derajat Celcius, telur penyu menetas setelah 55 hari.

Musim kemarau basah juga berpengaruh nyata terhadap penetasan telur penyu di sarang semi alami di pantai selatan Jawa.

Kondisi sepanjang tahun ini menyebabkan pasir di sarang semi alami menjadi basah, sehingga embrio telur penyu tidak berkembang dengan baik menjadi tukik bahkan gagal menetas.

Baca Juga: Mahasiswa Unair Ciptakan Deodoran Semprot Alami Menggunakan Bahan Ini

Selain itu, kondisi berpasir yang basah dapat memicu masuknya organisme melalui pori-pori kulit telur, sehingga menyebabkan pembusukan embrio telur sehingga telur penyu tidak dapat menetas.

Muhammad Irfan Luthfi menambahkan, kegiatan konservasi penyu antara lain:

1. Pemantauan penyu secara alami bertelur dan menetaskan telur.

2. Penangkaran (dimulai dengan kegiatan pemindahan telur, penetasan semi alami, penetasan, puncaknya pada pelepasan tukik).

3. Surveilans atau surveilans penyu (termasuk surveilans telur dan sarang, tukik dan penyu bertelur).

4. Menandai.

5. Selamatkan penyu di daerah migrasi.

6. Patroli Penyu.

7. Pengembangan habitat (meliputi pengembangan habitat alami dan pengembangan habitat semi-alami).

8. Pengelolaan wisata penyu.

Baca Juga: Inovasi Mahasiswa UPN Jogja Hemat Air Untuk Rumah Tangga

Kegiatan ini dilakukan secara offline sebagai program nirlaba. Program yang diikuti oleh 10 anggota Konservasi Penyu Pantai Pelangi ini merupakan salah satu cara untuk menelusuri hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh tim pendidik yang berdedikasi tinggi.

Sosialisasi produk teknologi penelitian dan pengembangan kepada masyarakat merupakan salah satu bentuk pengabdian perguruan tinggi untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja para mitra konservasi penyu di kawasan Pantai Pelangi Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

dapatkan pembaruan pesan yang dipilih dan berita terkini setiap hari dari Kompas.com. Jom join grup Telegram “Kompas.com News Update” caranya klik link lalu join. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: www.kompas.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button