Pengusaha Malaysia membuka peluang investasi di Jawa Timur - WisataHits
Jawa Timur

Pengusaha Malaysia membuka peluang investasi di Jawa Timur

Pengusaha Malaysia membuka peluang investasi di Jawa Timur

Pengusaha Malaysia membuka peluang investasi di Jawa Timur
Para pebisnis dari Malaysia dan Jawa Timur serta perwakilan dari pemerintah provinsi Jawa Timur berfoto bersama

Mili.id – Peluang bisnis di Provinsi Jawa Timur terbuka lebar. Ada banyak industri yang bisa menjadi ladang kemenangan bagi para pengusaha. Sektor yang berpotensi untuk diikutsertakan antara lain agribisnis dan agribisnis, termasuk agrowisata.

Membahas peluang bisnis di bidang pertanian, para pegiat dari Komunitas Tani RENG TANI baru-baru ini menghadiri agenda bisnis bertajuk “Temu Bisnis Investasi Kuala Lumpur – Malaysia” yang diadakan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPM PTSP) Jatim. di kantor DPM PTSP Jawa Timur, Jl. Pahlawan nomor 141 kota Surabaya. Business meeting tersebut dipimpin oleh Ibu Dyah Wahyu Ermawati yang bertindak sebagai Ketua DPM PTSP Jawa Timur. Temu bisnis dimulai pukul 16.00 hingga 18.00 WIB, Rabu, 25 Januari 2023.

Beberapa pengusaha senior dari Jawa Timur hadir dalam Pertemuan Bisnis Investasi Kuala Lumpur – Malaysia. Seperti Bapak Didik Prasetyono (Direktur Utama PT Surabaya Industrial Estate Rungkut/SIER), Bapak Turino Junaidi (Ketua Gabungan Pengusaha Jatim/Forum Komunikasi FORKAS yang juga pemilik Sun City Mall Sidoarjo, Sun City Hotel Sidoarjo dan Madiun serta beberapa Perusahaan lainnya), Bapak Danny Wahid (Direktur PT Panca Sampurna Jaya, yang juga Wakil Ketua DPP Real Estate Indonesia/REI, Ketua DPD REI Jawa Timur 2017-2020).

Turut hadir adalah Bapak Jamhadi (Direktur Utama Grup Tata Bumi Raya, yang juga Ketua Aliansi Pendidikan Vokasi Seluruh Indonesia/APVOKASI dan dua kali Ketua Kamar Dagang dan Industri Kota Surabaya/KADIN), Bapak Adimas Indrayana (Direktur Utama) PT Surya Bangun Indah yaitu perusahaan real estate dengan usaha pengembangan tanah dan perumahan), perwakilan PT Jatim Grha Utama, BUMD di Jawa Timur, Bapak Budi Raharjo (Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi Jawa Timur) dan sejumlah pengusaha lainnya.

Dari Malaysia, hadir 4 pengusaha antara lain Mr. Hazurin Bin Harun (CEO Encorp Group, Falikh) dan beberapa lainnya. Mereka datang ke Jawa Timur untuk menjajaki kerja sama investasi dan perdagangan.

Perwakilan pengusaha Malaysia, Falikh mengungkapkan, pengusaha Malaysia itu sempat menjelajah beberapa provinsi sebelum singgah di Jawa Timur. Mereka telah melakukan perjalanan ke Jawa Barat untuk menjajaki kerjasama investasi di sekitar Bandara Kertajati, kemudian ke Jawa Tengah tertarik dengan perikanan untuk diimpor ke Malaysia. Di Jawa Timur, mereka tertarik dengan pendirian pusat perbelanjaan dan sektor pariwisata, khususnya agrowisata.

Di bidang pariwisata, destinasi wisata di Jawa Timur menjadi magnet tersendiri bagi warga Malaysia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, jumlah wisman yang berkunjung ke Jatim terbanyak berasal dari Malaysia. Dari 9.415 wisman yang berkunjung ke Jawa Timur melalui pintu masuk Bandara Juanda pada Oktober 2022, sebanyak 3.193 kunjungan atau 33,91% berasal dari Malaysia.

Dari sisi investasi, Malaysia menempati urutan ke-8 realisasi investasi asing langsung (PMA) di Jawa Timur selama periode 2010 hingga kuartal III (Q3) 2022 dengan nilai investasi US$587,68 miliar. Investasi Malaysia terutama di sektor pertambangan, pengolahan makanan, perkebunan dan peternakan.

Perusahaan Malaysia yang berinvestasi di Jawa Timur antara lain XL Axiata Tbk., Exertainment Indonesia, Cisarua Mountain Dairy, Nylex Indonesia, Fertilizer Inti Technology, Charcoal Kiaplus, QL Seafood, Boilermech Manufacturing Indonesia, Simbafood East Java, UEE Global Trade dan lainnya.

Jika Malaysia menempati urutan kedelapan sebagai negara yang melakukan penanaman modal asing langsung atau FDI di Jawa Timur selama periode 2010 hingga kuartal ketiga (Q3) tahun 2022, maka urutan pertama adalah Singapura yang berinvestasi di Jawa Timur sebesar US$6.005,67 miliar. Di urutan kedua adalah Belanda dengan nilai investasi USD 5.180,41 miliar. Jepang menempati urutan ketiga dengan nilai investasi USD 3.104,66 miliar.

Urutan keempat adalah Union Country dengan nilai investasi $2.355,54 miliar, kemudian Amerika Serikat dengan nilai investasi $1.628,96 miliar.

Keenam adalah Korea Selatan. Nilai investasi ginseng ke Jawa Timur sebesar US$1.336,89 miliar. Hong Kong dan China menyusul di urutan ketujuh dengan nilai investasi USD 1.215,74 miliar. Kemudian Malaysia dengan nilai investasi USD 587,68 miliar. Swiss berada di urutan kesembilan dengan nilai investasi USD 513,21 miliar. Urutan kesepuluh adalah China dengan nilai investasi USD 345,96 miliar.

Khusus investasi asing langsung di Q3 2022 adalah 5 negara yang berinvestasi di Jawa Timur, Amerika, Jepang, Singapura, Hong Kong dan China dan Korea Selatan.

Untuk meningkatkan minat pengusaha Malaysia dalam agenda Kuala Lumpur – Malaysia Investment Business Meeting, pihak Jawa Timur menawarkan Gate Kertosusila Plus sebagai peluang investasi berupa pengembangan kawasan industri >29,00 ha. Kemudian investasi di Pulau Madura untuk industri perikanan, peternakan.

Kemudian Kawasan Bundaran Ijen untuk investasi wisata alam, Kawasan Wilis dan Lintas Selatan untuk pengembangan agroindustri serta Agropolitan dan Bromo Tengger Semeru untuk pengembangan wisata dan agroindustri. Peluang investasi di beberapa daerah tersebut telah didukung oleh pemerintah pusat yang tertuang dalam Perpres RI No. 80 Tahun 2019 yang terdiri dari 218 proyek di Jawa Timur dengan total investasi Rp 294,34 triliun.

Mengapa berinvestasi di Jawa Timur? Selain memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, investor berpeluang berinvestasi di Jawa Timur melalui berbagai kemudahan. Mulai dari fasilitas energi, infrastruktur yang memadai, perizinan yang mudah dan berbagai kemudahan lainnya bagi investor.

Pertimbangan lain mengapa provinsi Jawa Timur menjadi tempat yang tepat untuk berinvestasi dalam hal daya saing provinsi adalah provinsi Jawa Timur menempati urutan kedua setelah DKI Jakarta dengan ICOR 7,63 pada tahun 2021. Jawa Barat berada di urutan ketiga, diikuti oleh Jawa Tengah, Kalimantan Timur, DI Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Bali, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Selatan.

Sementara itu, Provinsi Jawa Timur menempati peringkat pertama Easy Doing Business, disusul Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Yogyakarta, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo.

Jawa Timur memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di pulau Jawa sebesar 25,51% pada triwulan III (Q3) tahun 2022 (yoy and from c to c). Untuk pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada Q3 2022 sebesar 5,58%.

Realisasi investasi di Jatim pada triwulan III 2022 sebesar Rp15,9 triliun, dengan PMDN Rp14,3 triliun dan PMA Rp11,6 triliun. Kinerja tersebut meningkat dari Q3 2021 yang sebesar Rp18,0 triliun, dengan rincian PMA sebesar Rp5,4 triliun dan PMDN sebesar Rp12,5 triliun.

Dilihat dari lokasi, investasi terbesar adalah Kabupaten Gresik dengan total investasi Rp18,1 triliun (31,3%), Surabaya Rp5,1 triliun (19,7%), Sidoarjo Rp2,9 triliun (11,2%), Kabupaten Pasuruan Rp1,6 triliun (6,2%) ), dan Kabupaten Malang Rp 1,6 triliun (6,2%).

Industri tersebut masih didominasi oleh investasi di sektor pertambangan dengan nilai Rp4,7 triliun (18,1%), kemudian industri makanan Rp3,5 triliun (13,5%), pengangkutan, pergudangan dan telekomunikasi Rp2,6 triliun (10,0%). ). Industri baja dasar, baja, peralatan industri senilai Rp 2 triliun (7,7%) dan industri lainnya dengan nilai investasi Rp 1,5 triliun (5,8%).

Dalam kesempatan tersebut, Jamhadi mengajak para pengusaha Malaysia untuk berinvestasi di Jawa Timur. (melakukan)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button