Anoa ditemukan kembali di hutan Sulawesi, meminta warga setempat untuk merawatnya - WisataHits
Jawa Barat

Anoa ditemukan kembali di hutan Sulawesi, meminta warga setempat untuk merawatnya

Anoa ditemukan kembali di hutan Sulawesi, meminta warga setempat untuk merawatnya

TEMPO.CO, jakarta – Menggunakan jejak kaki dan tinja yang kemudian dikonfirmasi oleh keterangan ahli, tim di Taman Hutan Raya Abdul Latief Sinjai, Sulawesi Selatan melanjutkan pencarian satwa langka dan dilindungi Ana. Kamera trap dipasang di 16 titik selama dua hari, 26-27 Oktober 2022, dan dibongkar mulai 30 November-1 Desember 2022.

Pada Selasa, 17 Januari 2023, hasil rekaman kamera pengintai dipresentasikan. Isinya menunjukkan bahwa ada sejumlah hewan hidup di taman hutan besar yang ditetapkan sebagai cagar alam. konservasi Itu 14 tahun lalu. Ini termasuk apa yang sebenarnya dicari oleh tim: anoa.

“Saatnya melihat secara mendalam dan menyerap perangkap kamera, Tentu saja, perasaan semua anggota tim sangat senang. Kerja keras terbayar dengan bukti nyata,” kata Kepala Divisi Manajemen Tahura Abdul Latif Sinjai, Nasrul Tanjung, dalam keterangan tertulis pada 18 Januari 2023 kepada babi hutan Sulawesi.

Baca juga: Ada babi berjanggut, hewan hutan Kalimantan, bukan hanya orangutan

Khusus untuk dugaan Anoa, video tersebut disebut-sebut merupakan gabungan antara video pagi dan sore. Terlihat pada pukul 05.53 waktu setempat pada 4 November 2022, seekor anoa diam-diam berjalan, lalu berhenti dan mencium batang pohon. Kemudian, pada pukul 21.34 tanggal 11 Desember 2022, anoa tersebut tampak sedang makan rumput karena mulutnya tersumbat daun.

Tentu saja, kata Nasrul, hasil tersebut sudah didiskusikan dengan FFI (Flora Fauna Indonesia) selaku pemilik jaringan kamera dan juga dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Video tersebut juga diteruskan kepada pakar yang sejak awal terlibat dalam identifikasi jejak kaki dan feses, Abdul Haris Mustari dari IPB.

“Dia menegaskan bahwa ini adalah anoa gunung (Bubalus quarlesi),” kata Nasrul seraya menambahkan, kegiatan identifikasi hanya sebatas pembuktian keberadaan Anoa. Adapun ukuran populasi, studi dan metode lain diperlukan. “Kami berharap ada agenda bersama untuk kegiatan selanjutnya mempelajari populasi Anoa di Tahura Sinjai, bentang alam Pegunungan Bawakaraeng-Lompobattang,” ujarnya lagi.

Jika melihat contoh video, anoa berjalan sendiri. Namun, karena ada versi siang dan malam, tidak diketahui apakah anoa itu sama atau tidak. “Dari 16 perangkap kamera dipasang, rekaman anoa ada di enam kamera.”

Baca juga: Amel, wanita pertama di dunia yang meraih gelar PhD tentang konservasi bekantan

Status Anoa

Nasrul mengatakan terakhir kali warga setempat bisa melihat Anoa secara langsung adalah 14 tahun lalu. Puang Sengeng, seorang warga, mengaku terakhir berburu dan memakan daging hewan mirip kerbau dengan nama latin itu Bubalus sp. itu 20 tahun yang lalu.

Perburuan liar disebut mengancam keberadaan Anoa. Anoa tidak hanya diburu untuk diambil dagingnya, tetapi juga diambil tanduknya yang dijadikan sebagai trofi. Nasrul mengkaji data jumlah anoa yang tertangkap, hingga 280 ekor per tahun. “Namun sejak 2008 atau 14 tahun lalu, kawasan ini telah ditetapkan sebagai suaka margasatwa yang dilindungi dari perburuan dan perambahan hutan,” kata Nasrul.

Anoa juga telah ditetapkan sebagai salah satu satwa dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permian LHK) P106 Tahun 2018. Berdasarkan International Union for Conservation of Natural Resources (IUCN) Daftar Merah, hewan endemik pulau Sulawesi ini berstatus konservasi terancam punah (terancam punah).

Kemudian Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) menetapkan anoa sebagai Schedule I, yang menunjukkan bahwa anoa tidak boleh diperdagangkan dalam segala bentuk perdagangan internasional.

Nasrul berpesan kepada masyarakat Sinjai untuk menjaga kelestarian hutan, menghindari perburuan liar dan melapor jika melihat perburuan liar. Menurutnya, masyarakat Sinjai pada umumnya juga bangga dengan penemuan anoa yang masih hidup di taman hutan rakyat.

Selalu Memperbarui info terbaru. mendengarkan berita terkini dan pesan yang dipilih tempo.co di saluran Telegram “Pembaruan Tempo.co”. Klik gabung. Kamu harusUntuk memasang aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button