Menjadi warisan, inilah kisah lengkap Stasiun Cimahi
SuaraGovernment.ID – Stasiun Cimahi kini ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya melalui Surat Keputusan Walikota (SK). Peresmian pusaka tersebut dihadiri oleh Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Cimahi Dikdik S Nugrahawan.
Dan Keputusan Walikota Cimahi Nomor 430/1691-Disbudparpora/2022 tanggal 10 Mei 2022 tentang Gedung Stasiun Cimahi sebagai Bangunan Cagar Budaya Kota Cimahi.
– Iklan –
Plt Wali Kota Cimahi, Dikdik S. Nugrahawan menegaskan, karena Stasiun Cimahi sudah menjadi bangunan heritage maka harus dilestarikan beserta keasliannya sebagai bangunan yang sarat sejarah.
“Kami akan berusaha mendapatkannya. Kita harus mengenali potensi sekecil apapun yang ada untuk menjadi aset wisata sejarah kota Cimahi. Tentu kita harus bekerja sama dengan berbagai pihak,” ujar Dikdik, Rabu (30/11/2018).
– Iklan –
Berikut sejarah lengkap Stasiun Cimahi
Stasiun Kereta Api Cimahi merupakan salah satu saksi sejarah bangunan kereta api dari zaman Belanda yaitu stasiun kereta api Cimahi yang masih aktif hingga saat ini. Stasiun Cimahi merupakan bagian dari pembangunan jalur Buitenzorg (Bogor)-Bandoeng-Cicalengka.
“Kalung Besi” Bogor-Bandung-Cicalengka ini diolah sekitar tahun 1879 oleh perusahaan kereta api negara Staatssporwegen (SS) dengan panjang 181 kilometer. Stasiun Tjimahi kemudian mulai beroperasi pada tahun 1884.
Tujuan pembangunan jaringan kereta api di Priangan adalah untuk menghubungkan kawasan subur Priangan dengan pelabuhan di Batavia (Jakarta) dengan alasan ekonomi. Saat itu hasil pertanian seperti gum, kopi dan kina dihisap sebanyak-banyaknya untuk dikirim ke Batavia.
Keberadaan rel sangat penting karena cukup memakan waktu untuk mengirimkan produk dari Priangan melalui Jalan Raya Pos saat itu sehingga tidak jarang barang membusuk.
Dengan menghubungkan jalur KA dari Bandung, Cimahi, Cianjur, Sukabumi, Bogor hingga Jakarta, hasil panen dapat diangkut hanya dalam waktu 6-8 jam, sehingga lebih efisien dan efektif.
Source: news.google.com