Agenda Selasa Berani, nikmati atraksi seni di kawasan Malioboro - WisataHits
Yogyakarta

Agenda Selasa Berani, nikmati atraksi seni di kawasan Malioboro

Yogyakarta (pilar.id) – Dinas Kebudayaan (Kundha Kakulturn) DIY kembali menggelar agenda Selasa gerobak di kawasan Malioboro hingga kilometer nol, Selasa (25/10.2022). Selasa Gerobak merupakan kegiatan menyesuaikan penanggalan Jawa dengan perhitungan setiap 35 hari sekali, biasanya dijadikan hari libur bagi para pedagang dan pertokoan di Malioboro untuk diisi dengan berbagai kegiatan mulai dari gotong royong hingga bersih-bersih kawasan hingga berbagai rangkaian kesenian dan kegiatan budaya di sepanjang Jalan Malioboro.

Acara pada Selasa Wagen ini merupakan acara ketiga pascapandemi, setelah sebelumnya diadakan secara online di masa pandemi. Rangkaian acara Selasa Wagen pascapandemi dalam satu hari dapat menampilkan hingga sepuluh pemberhentian di sepanjang Malioboro untuk menampilkan beragam atraksi seni dari berbagai komunitas seni dan sanggar budaya.

Salah satu acara yang menarik perhatian adalah Pentas Seni Desa Budaya “Cancut Taliwanda” di Monumen Serangan Umum pada 1 Maret yang menampilkan 11 desa budaya se-DIY.

Endang Widuri, Kepala Dinas Kebudayaan Dinas Kebudayaan (Kundha Kakulturn) DIY, mengatakan Cancut Taliwanda adalah istilah bahasa Jawa yang berarti segera bekerja sebagai bentuk transisi pascapandemi.

“Jadi di Cancut Taliwanda kita punya semangat, semangat dan tekad untuk keluar dari pandemi. Cancut berarti menggulung pakaian dalam bahasa Jawa, jadi Cancut Taliwanda berarti bergegas bekerja. Secara filosofis, tujuan Cancut Taliwanda adalah bekerja sama dengan segenap kemampuannya dan tidak hanya berdiam diri saja,” jelas Widuri, Selasa (25/10/2022).

Selain itu, kegiatan ini diikuti oleh 11 dari 76 desa budaya di DIY yang menampilkan berbagai jenis kesenian dari masing-masing desa budaya. Widuri menambahkan, kegiatan seni yang dipusatkan di kawasan Malioboro hingga titik nol kilometer ini dapat melestarikan dan memperkenalkan budaya Yogyakarta kepada masyarakat.

“Kami berharap kampung budaya DIY ini akan dikenal banyak orang, tidak hanya di DIY tetapi juga di provinsi lain atau turis asing yang berkunjung ke Yogyakarta. Selain itu akan lebih banyak lagi desa budaya yang akan diperkenalkan melalui DIY dan diperluas menjadi desa yang mandiri budaya, maka wisata yang kita tampilkan adalah wisata budaya, tetapi juga wisata terpandu, masih ada adat dan budaya yang masih ada,” ujarnya.

Di antara 11 desa budaya yang menampilkan budayanya masing-masing adalah Kabupaten Sleman, yang terdiri dari Kalurahan Wedomartani, Pandowoharjo, Margodadi dan Banyurejo. Selain itu Kabupaten Kulon Progo berasal dari Desa Bugel dan Kalirejo, Kabupaten Bantul dari Desa Triwidadi, Argodadi, Bangunjiwo, Srigading dan dari Desa Terbah Kota Yogyakarta. (riz/din)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button