7 Mitos di Jawa Barat, Awas Terluka Orang Pemali-Sunda - WisataHits
Jawa Barat

7 Mitos di Jawa Barat, Awas Terluka Orang Pemali-Sunda

bandung

Banyak mitos yang beredar di masyarakat Jawa Barat. Mitos ini biasanya bermula dari pemali atau larangan orang tua, yang kemudian berkembang dan diturunkan dari generasi ke generasi.

Biasanya mitos yang beredar ini memiliki tujuan, meski kebenarannya tidak dapat dipastikan. Namun, banyak orang Sunda atau masyarakat percaya untuk menghindari perilaku yang disebutkan dalam mitos tersebut.

Sisi positifnya, banyak yang lebih berhati-hati saat memasuki kawasan Pemali. Namun tidak dapat disangkal bahwa mitos-mitos tersebut dapat menyebabkan orang terjerumus ke dalam syirik.

Berikut ini adalah daftar mitos yang ditemukan di berbagai lokasi di Jawa Barat yang diyakini sebagian orang Sunda:

1. Pulau Kunti

Pulau Kunti SukabumiPulau Kunti Sukabumi Foto: Syahdan Alamsyah

Di antara deretan pulau yang membentang di kawasan Ciletuh-Pabuhanratu-Sukabumi terdapat sebuah pulau bernama Pulau Kunti. Di Pulau Kunti terdapat Goa Pencocokan dimana tawa Kuntilanak bisa terdengar.

Canda tawa tak selalu terdengar. Gelombang di air hanya mencapai 4 sampai 5 meter saat badai atau air pasang. Deburan ombak yang menerpa deretan bebatuan lava di Pulau Kunti menimbulkan gema yang mirip dengan tawa Kuntilanak.

Suara tawa itu sempat menjadi mitos tentang kemegahan pulau tersebut hingga beberapa warga mengira kawasan itu angker.

Adapun mitos di Pulau Kunti dikatakan dapat mempercepat keterikatan hati. Gua ini seharusnya cocok untuk para lajang. Mitos tersebut menjadi cerita yang diturunkan dari generasi ke generasi, baik oleh penduduk maupun wisatawan yang konon pernah memasuki gua tersebut.

2. Tempat besar

Di Situ Gede Tasikmalaya ada dua ikan besar yang menjadi mitos di tempat wisata ini yaitu Si Layung dan Si Kohkol.

Si Layung, ikan mas merah raksasa. Sedangkan Si Kohkol adalah jenis ikan Deleg atau Giant Corkfish.

Menurut cerita, ketika Si Layung muncul di permukaan air, langit di Situ Gede tampak berwarna ungu. Langit senja Situ Gede akan indah dengan warna kuning kemerahan.

Jika terlihat violet, berarti pemancing harus menghentikan aktivitasnya karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Biasanya, Si Layung muncul di hadapan pemancing yang “sompral” (diucapkan sewenang-wenang).

Beberapa tahun yang lalu ada seorang nelayan yang marah atau dimarahi karena tidak bisa menangkap ikan saat memancing. Tiba-tiba, Si Layung muncul, hanya matanya yang besar yang berkedip. Nelayan itu lari ketakutan.

Selama mitos Si Kohkol, ia biasanya muncul dan dilihat oleh warga yang mengendarai perahu atau rakit di Situ Gede. Mitosnya, kemunculan Si Kohkol memunculkan warga yang naik rakit atau perahu, tetapi berbicara sembarangan atau berperilaku tidak baik.

Mitos mengatakan bahwa Si Kohkol sering membalikkan perahu atau rakit karena dipandu oleh Si Kohkol.

3. Batu Goong Ciamis

Di Kecamatan Lebak, Desa Ciamis, Kabupaten Ciamis, terdapat sebuah batu unik bernama Batu Goong dari masyarakat sekitar. Uniknya, batu yang berukuran sebesar gamelan kecil ini tidak bisa dipindahkan.

Batu itu terletak di kebun bambu tak jauh dari tepian Sungai Cileueur. Disebut batu goong karena bentuknya yang menyerupai alat musik gamelan yaitu goong kecil, berbentuk bulat berdiameter sekitar 30 sentimeter dan memiliki lingkaran kecil di tengahnya.

Keyakinan bahwa Batu Goong tidak dapat dipindahkan muncul ketika pejabat di museum ingin memindahkan batu tersebut karena diyakini unik dan memiliki nilai sejarah. Namun ketika petugas menggalinya, ternyata orang tersebut sebenarnya sedang sakit, sehingga proses pemindahan tidak dilanjutkan.

Keanehan ini dibenarkan oleh warga lainnya, Nono Nuryono, yang mengatakan bahwa batu tersebut akhirnya tetap pada posisi semula setelah kejadian tersebut. Tidak ada satupun warga yang berani memindahkan batu goong tersebut.

Dikatakan bahwa Batu Goong dikatakan mengandung aura magis juga. Menurut Suryadi, dulu Batu Goong memiliki warga sekitar yang sering mengajak orang untuk mencari nomor (togel). Namun kini sudah tidak ada lagi karena penghuninya sudah meninggal.

4. Pangeran Batu

Antrean kendaraan di Batu Pangeran Sumedang.Antrean kendaraan di Batu Pangeran Sumedang. Foto: Azis saja

Cadas Pangeran tidak seramai sekarang, ada mitos bahwa pengendara dan warga sekitar yang melewati jalan raya harus menyalakan rokok atau koin dan membuangnya ke jurang pinggir jalan. Ini semacam exit permit atau pasport permit agar tidak diganggu oleh makhluk astral yang tinggal di Jalan Cadas Pangeran. Tentu saja, bacaan doa untuk menangkal bala dan kesusahan dibacakan terus menerus seiring berlalunya waktu.

Menurut cerita masyarakat setempat, arwah para pekerja budak dan korban pembunuhan yang mayatnya dibuang di sekitar Cadas Pangeran, dan arwah-arwah lain yang menjaga jalan, kerap menghantui para pengguna jalan. Seorang sopir angkot mengatakan, sesosok hitam menempel di jendela belakang mobilnya saat ia dengan panik mencoba melewati puncak Pangeran Jalan Cada, yang dibangun atas perintah Daendels, pada malam hari.

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button