Yogyakarta Tuan Rumah G20 Empower, Soroti Perempuan, UMKM dan Pariwisata - WisataHits
Yogyakarta

Yogyakarta Tuan Rumah G20 Empower, Soroti Perempuan, UMKM dan Pariwisata

Marves – Yogyakarta, Pada acara G20 yang diadakan pada tanggal 17-19 Mei 2022 di kota Yogyakarta yang bertajuk kelompok dua puluh (G20) Penguatan Kepresidenan Indonesia. Agenda utama pertemuan ini meliputi pemberdayaan perempuan, UMKM dan pariwisata.

Dalam keterangan persnya, Ketua Pemberdayaan G20 Yessie D Yosetya mengatakan: “Agenda utama pertemuan Pemberdayaan G20 di Yogyakarta akan menyoroti isu UMKM sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dan juga sektor pariwisata.”

Padahal, sektor pariwisata tidak lepas dari peran UMKM khususnya peran perempuan. Sejauh ini, pemberdayaan perempuan yang bekerja di sektor UMKM dan pariwisata telah menjadi penggerak utama dan bagian dari perekonomian di pedesaan.

Dan peran perempuan yang sebelumnya gesit di sektor UMKM ini sejalan dengan program pemerintah yang terus digencarkan agar UMKM dapat naik peringkat dan semakin berpartisipasi atau menembus pasar global.

Selama ini pemerintah sebagai pemangku kepentingan mempercepat pertumbuhan UMKM khususnya yang dipimpin oleh perempuan.

Dan pada pertemuan G20 yang diadakan di kota Gudeg, pembahasan mengenai pembangunan kembali produktivitas pascapandemi juga disepakati oleh sejumlah delegasi yang menghadiri acara G20 di Yogyakarta, antara lain Italia, Korea Selatan dan Kanada.

Omah Salak di Sleman tercatat sebagai salah satu UMKM dan wisata edukasi di kota Yogyakarta. Padahal, selama ini Yogya dikenal sebagai kota dengan kolam salaknya. Dan tentunya kehadiran Omah Salak sebagai wisata alam dan edukasi menjadi peluang yang menjanjikan di bidang pariwisata.

Selain itu, Omah Salak kemudian berkembang dengan potensi UMKM-nya berupa pengolahan makanan dan minuman dari buah salak menjadi minuman, keripik, aneka kue, dodol, madu mongso bahkan biji buah salak yang diolah menjadi kopi Kentos.

Tempat wisata Omah Salak berdiri pada tahun 2011, bertepatan dengan setahun setelah bencana alam letusan Gunung Merapi pada tahun 2010. Dan karena bencana alam ini memang menjadi ujian besar bagi warga yang hidup dari hasil perkebunan salak Gunung Salak. daerah Merapi. Alhasil, perkebunan salak tumbuh subur dan dari sisi pemberdayaan, kehadiran dan kehadiran Omah Salak menjadi sarana pemberdayaan dan motivasi bagi petani salak lokal untuk bangkit pascabencana. Prestasi dan keberhasilan ini menjadi sarana peningkatan dan motivasi bagi para petani salak.

G20 sebagai secercah harapan Semangat Bangkit Kembali pascapandemi

Menurut Ari Erta Kumala, pemilik sekaligus pengelola Omah Salak, awal Juni lalu, ia menyatakan bahwa wisata alam dan wisata edukasinya telah sukses dan menjadi daya tarik wisata, terutama bagi anak-anak yang menerima wisata edukasi untuk mengenal mereka lebih dekat. dan jelas sampai misalnya tentang salak dari pengelolaan awal sampai hasil.

“Wisata edukatif untuk anak-anak di Omah Salak cukup sukses dan sukses,” kata Ari.

Di Omah Salak anda bisa memetik salak secara langsung kemudian anda juga akan mendapatkan pelajaran bagaimana cara menanam dan memilih bibit yang baik untuk menghasilkan buah yang berkualitas.

Wisata edukasi atau wisata edukasi menjadi salah satu pilihan liburan anak-anak dan keluarga untuk menikmati alam di Perkebunan Salak. Wisata edukasi ini bisa berupa camping, outbond, flying fox, hiking dan lain sebagainya.

Omah Salak bekerja sama dan melibatkan sekitar 40 petani salak di wilayah Sleman. Dan hasilnya adalah buah-buahan dari berbagai varietas salak, seperti salak pondoh, salak madu dan salak gading, yang tidak hanya dipasarkan di Yogyakarta dan kota-kota lain di Indonesia, tetapi juga diekspor ke Malaysia, Singapura, dan China.

Ari mengatakan selain wisata alam dan wisata edukasi sebelum pandemi, juga dilakukan upaya pengelolaan makanan dan minuman dari Salak.

“Manajemen ini cukup berhasil dan menunjukkan hasil. Namun ketika pandemi global melanda dunia, termasuk Indonesia, berdampak dan membuat pariwisata Omah Salak putus asa,” kata Ari.

Selain itu, Ari juga menyatakan, “Saat pandemi, kami berusaha bertahan, meski pahit, yang harus kami terima karena wisata alam dan wisata pendidikan berhenti bekerja. Kami berusaha untuk terus memperkuat diri melalui UKM yang diinisiasi. Kami telah memberdayakan UMKM dengan mengolah bahan berbahan dasar salak menjadi minuman, keripik, aneka makanan, dodol, madu, kopi mongso dan lain sebagainya. Itu akan terus kita lakukan,” pungkas Ari.

Produk Omah Salak yang dikelola dengan memberdayakan masyarakat khususnya perempuan di daerah tersebut merupakan unggulan UMKM, yang tidak hanya dapat dipasarkan di Omah Salak tetapi juga didepositokan di outlet-outlet lain di seluruh kota Yogyakarta.

“Hampir dua tahun pandemi membuat kami kesulitan karena tidak ada pemasukan sementara, tapi kami masih butuh uang untuk operasi dan semacamnya. Kami juga berusaha berjuang semaksimal mungkin,” kata Ari sedih.

Menurut Ari, acara G20 di Yogyakarta merupakan titik terang. Selain itu, acara ini fokus pada pemberdayaan perempuan, UMKM dan pariwisata.

Menurut Ari, “Peristiwa G20 di kota Yogyakarta menjadi semangat bagi kita untuk bangkit kembali setelah terbelenggu oleh pandemi selama hampir dua tahun.”

Senada dengan Ari, Ketua Komisi A DPRD Sleman Ani Martanti mengatakan: “Pemberdayaan yang digaungkan pada acara G20 di Yogyakarta harus menjadi semangat total bagi perempuan, tidak hanya sebagai objek tetapi juga sebagai subjek yang berperan aktif,” kata Ani secara diplomatis.

Ani yang juga salah satu tokoh Pemberdayaan Perempuan di kota Yogya ini menegaskan, “Selama ini jargon pemberdayaan hanya di permukaan, bukan di dasar untuk melibatkan perempuan secara keseluruhan, agar mereka merasa dampak yang nyata,” ujar wanita berhijab ini panjang lebar saat ditemui di Kopi Sawah, Purwotani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta awal Juni 2022.

Oleh karena itu, Ani berharap ke depan akan ada konsistensi yang berkelanjutan dan berkelanjutan melalui ajang internasional ini untuk mendorong pemberdayaan perempuan secara menyeluruh dari hulu hingga hilir.

Yogyakarta menyimpan sejuta permata tersembunyi yang menarik

Soal UKM, pemberdayaan perempuan dan pariwisata di kota Yogyakarta tidak perlu diragukan lagi. Juga untuk pariwisata, bisa dikatakan Yogyakarta selalu menawarkan sejuta peluang munculnya hidden gems yang menarik atau hidden gems untuk muncul atau tempat-tempat wisata baru yang menjanjikan untuk muncul.

Era digital saat ini dan peran media sosial yang membawa berita tentang hadirnya tempat-tempat wisata baru di kota Yogya, sangat berperan dalam mempromosikan tempat-tempat wisata tersebut secara luas di masyarakat.

Salah satunya dengan hadirnya Klotok Coffee Shop di Jalan Kaliurang KM 16, Pakem, Yogyakarta. Baru-baru ini, Kopi Klotok menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi oleh para pelancong yang datang ke Yogya.

Menampilkan warung-warung jadul, jajanan Jawa kuno langsung booming dan diramaikan para penikmat kuliner yang berfoto atau berbagi di media sosial melalui Facebook, Instagram, Tik Tok dan Twitter.

Daya tarik utama Kopi Klotok adalah penyajian bangunan joglo khas rumah Jawa Tengah. Lokasinya yang berada di pinggir persawahan dan suasana pedesaan yang terasa akan membuat kenikmatan dan sensasi mewah bagi para wisatawan yang mampir.

Menu di Kopi Klotok merupakan makanan rumahan yang selalu dirindukan berupa aneka sayur lodeh dari Tempe, Lombok Ijo, lodeh terong dan lodeh labu kuning. Untuk lauk pauk, mereka menyajikan tempe garit atau tempe goreng, tahu, ikan asin, dan tentu saja telur dadar renyah yang dicari pengunjung.

Untuk snack ada Jadah atau Ketan Uli, pisang goreng yang disajikan disini dengan minuman spesial yaitu Original Black Coffee atau Palm Sugar Coffee. Tersedia juga Wedang Jahe Serah dan lain sebagainya.

Wisata lain yang juga menarik hati pengunjung kota Gudeg adalah hutan pinus Mangunan. Di tempat ini, wisatawan dapat bersantai, menghirup udara segar, berjalan-jalan dan menikmati pepohonan pinus Merkusi yang menjulang tinggi dan indah.

Hutan Pinus Mangunan ini disebut juga dengan Hutan Pinus Imogiri. Di hutan ini berdiri ribuan pohon pinus, menjulang tinggi ke langit seolah-olah mereka adalah penjaga yang siap melindungi kita dari teriknya matahari.

Di sini Anda juga bisa menikmati angin sepoi-sepoi di hari libur dan menyaksikan burung merpati sebagai obat penenang rasa lelah.

Kopi Klotok dan Hutan Pinus Mangunan hanyalah beberapa contoh pertumbuhan dan perkembangan tempat wisata di kota Yogya yang juga fokus mendongkrak pariwisata di ajang G20 2022 di kota ini. Ya, Yogyakarta adalah salah satu keindahan pariwisata di Indonesia yang banyak diburu dan diburu oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.

kantor komunikasi

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

Terkait

Source: maritim.go.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button