Wisata kreatif perlu dikembangkan lebih lanjut, Taman Balekambang menjadi pilot project - WisataHits
Jawa Barat

Wisata kreatif perlu dikembangkan lebih lanjut, Taman Balekambang menjadi pilot project

Wisata kreatif perlu dikembangkan lebih lanjut, Taman Balekambang menjadi pilot project

RADARSOLO.ID – Kota Solo dan sekitarnya terus mengembangkan potensi wisata kreatif di daerahnya. Untuk melakukan ini, semua orang yang terlibat harus bisa duduk bersama. Di Solo ada Taman Balekambang yang bisa dioptimalkan untuk wisata kreatif.

Tempat ini memang dikenal sebagai ruang ekspresi untuk mementaskan kesenian tradisional. Tentunya juga menjadi referensi wisata, meski sebenarnya saat ini masih direnovasi.

“Pengembangan creative tourism tentunya akan membantu Solo menjadi kota yang inklusif. Tentunya juga bisa mengurangi kemiskinan dan mengurangi ketimpangan ekonomi,” ujar Suryanto, Direktur Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM UNS) Universitas Sebelas Maret itu. Radar Jawa Pos Solo.

Wisata kreatif sendiri merupakan wisata yang menawarkan kesempatan kepada pengunjung untuk mewujudkan potensi kreatifnya melalui partisipasi aktif. Ada banyak destinasi di Indonesia yang bisa dikategorikan sebagai wisata kreatif dan Solo adalah salah satu yang mengembangkannya.

“Tren permintaan pariwisata global sesuai dengan konsep pariwisata kreatif, yaitu sesuatu untuk dilihat, sesuatu untuk dilakukandan membeli sesuatu. Wisata tidak cukup hanya melihat sesuatu tanpa melakukan aktivitas dan berbelanja. Ketiga elemen ini berpotensi mengubah model pengembangan pariwisata yang ada dan memberikan kontribusi baru dalam menciptakan pengalaman wisata,” jelasnya.

Udjo Ngalagena oleh Saung Angklung Udjo (SAU) di Bandung telah menerapkan penerapan pengembangan pariwisata kreatif di Bandung sejak tahun 1966. SAU ini telah membuktikan bahwa wisata kreatif dapat meningkatkan kegiatan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat setempat. Saat ini, SAU bisa terjadi hingga empat kali sehari.

“Sekitar 300 hingga 500 orang bisa menonton pertunjukan SAU. Harga tiket yang ditawarkan bervariasi mulai dari Rp60.000 hingga Rp120.000. Varian ini untuk pengunjung lokal atau mancanegara. Setiap hari diperkirakan perputaran uang bisa mencapai Rp 80 juta,” jelas Suryanto.

Wisatawan dapat menikmati berbagai jenis kesenian tradisional. Seperti Wayang, hingga tarian tradisional dari seluruh Indonesia. Kesenian tradisional juga bisa dipadukan dengan kesenian modern, yang tentunya juga bisa mendorong wisatawan untuk berkunjung nantinya.

Pelaku dari anak-anak hingga orang dewasa, saat ini jumlahnya bisa mencapai ratusan setiap kali pentas. Generasi ini bisa disebut sebagai generasi yang sejatinya Bhineka Tunggal Ika. Suryanto menemukan bahwa mereka terbiasa dengan keberagaman, saling menghargai dan melengkapi. Tidak ada yang merasa lebih dominan. Mereka diajari jati diri dan kebanggaan sebagai bangsa yang besar dan sebagai bangsa yang religius dengan tetap menghargai perbedaan.

“Nah, yang mengesankan adalah balita dan balita terkadang juga terlihat ceria. Mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya serta dapat mengembangkan minat dan bakatnya dengan baik. Mereka belajar untuk tampil percaya diri di depan panggung dan ini merupakan modal yang luar biasa dalam mempersiapkan mereka untuk melangkah ke kehidupan yang lebih baik,” lanjutnya. (Iya/nik)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button