Wabah sampar di Cicalengka tahun 1932-1938 - WisataHits
Jawa Barat

Wabah sampar di Cicalengka tahun 1932-1938

RUANG ANGKASA Wabah (pes) melanda Priangan, Bandung, termasuk Cicalengka. Di Priangan, pada akhir tahun 1925, kasus sampar pertama yang diketahui terjadi di Ciawi, Tasikmalaya. Selanjutnya wabah menyebar ke Ciamis (1926), Kota Tasikmalaya (1926), Bandung (1929), Sumedang (1929), dan dari Garut (1930). .

Kota Bandung melaporkan kasus wabah pertama pada tanggal 29 Mei 1929. Saat itu, tiga korban tewas ditemukan di sebuah rumah di dekatnya Surat besar dekat pasar baru. Atas kejadian tersebut, Residen Priangan Tengah, Kabid Kesehatan Masyarakat, Walikota Bandung, Bupati Bandung, Inspektur Dinas Kesehatan, Kepala Bidang Pengendalian Hama Jawa Barat, Kepala Dinas Kesehatan Daerah, Mei 1929 bertemu dengan Kabid Bina Marga dan dua warga.

Beberapa hasil diskusi mereka antara lain perlu segera dibangun barak isolasi; Mengisolasi semua orang di ruang isolasi atau di rumah sakit kota; Orang yang melakukan kontak dengan orang yang dites positif wabah dipantau di rumah; mengisolasi orang yang telah melakukan kontak tetapi tidak ingin diawasi; periksa semua rumah, gang, dan desa serta lindungi bangunan mereka dari wabah penyakit; Penyebarluasan informasi wabah melalui film, ceramah, demonstrasi dan brosur; dan menetapkan Kota Bandung sebagai daerah yang terkena wabah; dan lainnya.

Sebulan setelah kasus pertama Juli 1929, wabah di sekitar Bandung belum juga menyebar. Pada 31 Mei dilaporkan ada seseorang yang diduga dibawa ke RSUD Kota Bandung dan pada 1 Juni, korban meninggal dunia. Kemudian 9 orang warga kawasan Pasar Baru yang sempat kontak dengan empat penghuni rumah yang meninggal akibat wabah tersebut dinyatakan negatif.

Baca Juga: Bandung Serasa Eropa! Itulah 5 rekomendasi tempat wisata baru bernuansa luar negeri yang cocok untuk liburan tahun baru

Kasus pertama dan perkembangannya

Wabah baru ditemukan di Cicalengka pada tahun 1932 De Korier (23 Maret 1932) ditemukan kasus penyakit sampar Sabtu lalu di Cicalengka, yang mengakibatkan kematian seorang pedagang Tionghoa. Ini adalah kasus wabah pertama di daerah dan lokasi ini. Jika melihat Tititimangsanya, kasusnya ditemukan pada Sabtu 19 Maret 1932.

Namun, sebelumnya, dalam berita Bintang timor (16 Januari 1931) berjudul “Tjitjalengka dan Hama”, seolah-olah wabah itu pernah muncul di Cicalengka setidaknya pada tahun 1930. Karena dikatakan: “Dengan peluit warga Midden Periangan pada 10 Januari lalu, Onder Kecamatan Tjitjalengka (Bandoeng) dinyatakan tidak ada lagi wabah penyakit hama. Atau adalah kata-kata “Tidak ada lagi breakout“kabarnya belum tertular?

Kabar pada pertengahan Januari 1931 kemungkinan terjadi wabah di Cicalengka atau sebaliknya, tidak ada yang menemukan wabah tersebut. Sumber: Timer Bintang, 16 Januari 1931.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button