Kisah tenggelamnya turis Belanda di Pangandaran pada tahun 1938 - WisataHits
Jawa Barat

Kisah tenggelamnya turis Belanda di Pangandaran pada tahun 1938

Kisah para turis Belanda yang tenggelam di Pangandaran pada tahun 1938 sangat menarik bagi kita. Selain itu, untuk menambah wawasan tentang sejarah Indonesia dari wilayah Pangandaran.

Pangandaran sebagai kawasan wisata yang memiliki pantai sebagai destinasi hiburan sudah ada dan terkenal sejak masa penjajahan Hindia Belanda.

Hal ini dibuktikan dengan pemberitaan berita tentang tenggelamnya turis Belanda di pantai Penandjoeng Pangandaran pada tahun 1938.

Dalam sebuah cerita dari sebuah surat kabar Belanda berjudul “Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie: Ongeluk bij Pangandaran In de Dirk de Vriesbaai op Donderdagochtend” 17 Juni 1938 menunjukkan peristiwa ini dengan sangat jelas.

Liputan surat kabar menyebutkan bahwa seorang musafir Belanda telah tenggelam di pantai Penandjoeng.

Orang Belanda ini bertugas di Bandung dan menyandang nama CWJF Janssen. Tubuhnya melayang 300 meter dari lokasi tenggelamnya.

Sementara itu, para nelayan yang menemukan Janssen tersangkut di sebuah batu besar di tepi pantai sekitar pukul 11.00 WIB, Jumat (17.6.1938).

Baca Juga: Banjir Padaherang Pangandaran 1939, Kalipoetjang Tenggelam!

Menguak Kisah Turis Belanda Tenggelam di Pananjung

Menurut redaksi (ED-INDIE), korban tenggelam di pantai Penandjoeng bernama WJF Janssen Andeweg.

Janssen adalah seorang karyawan sebuah perusahaan Belanda di Tjikentjreng, Bandung.

Sehari-hari ia mengurus pengeluaran dan penerimaan barang-barang seperti rempah-rempah dan produk alam olahan lainnya yang dikemas dalam bentuk obat-obatan.

Janssen juga ternyata sangat humoris. Maka tak heran jika banyak teman yang sangat bersimpati kepadanya ketika jasad ayah tiga anak ini ditemukan mengambang 300 meter di lepas Teluk Penandjoeng.

Menurut redaksi, Janssen pertama kali datang ke Pangandaran untuk berlibur bersama keluarganya, yakni ketiga putranya dan istrinya.

Sebagai pegawai perusahaan Belanda yang kaya raya, Janssen mampu menyewa rumah kos di pesisir Pangandaran.

Bahkan ketika datang ke pantai, mereka menggunakan mobil Eropa seri terbaru. Bahkan, ia membawanya langsung dari Inggris ke Hindia Belanda.

Baca Juga: Sejarah Wisata Pantai Pangandaran, Terkenal Sejak 1923

penurunan kesadaran

Salah satu pejabat Belanda di Pangandaran yang juga rekan bisnis Janssen bernama HJA van Beekum juga membeberkan kisah tenggelamnya turis Belanda tersebut.

Dia menduga penyebab Janssen ditarik karena tidak sadarkan diri.

Itu karena Janssen dalam keadaan mabuk akibat meminum alkohol.

Selain itu, Janssen sebenarnya bukan perenang yang baik dan tanpa sadar berani meluncur ke permukaan laut yang berbatu karang.

Jika Anda melihat foto yang menggambarkan tempat tersebut di berita, kemungkinan besar Janssen sedang berenang di sekitar pantai pasir putih.

Sayangnya, saat Janssen sedang meluncur, ia memilih kepalanya sebagai fokus pertamanya saat mendarat di permukaan air.

Tanpa sepengetahuannya, permukaan air tempat kepala Janssen meluncur ternyata dipenuhi akar pohon yang tebal, besar, dan keras.

Sementara itu, nelayan setempat yang membantu menemukan jasad Janssen mengatakan itu bukan akar pohon melainkan batu yang menyerupai akar pohon.

Akibatnya, kepala Janssen terbentur keras dan memar di kulit di sekitar wajahnya, menyebabkan dia kehilangan kesadaran.

Tidak ada orang di sekitarnya yang mengetahui posisi ini, sehingga tubuh Janssen terseret ke tengah lautan oleh arus yang kuat dan tenggelam.

Baca Juga: Wabah Malaria Pangandaran 1935, Pantai Pananjung Terisolasi!

Nelayan Pangandaran bantu temukan jasad Janssen

Mengenai kisah turis Belanda yang tenggelam di Pangandaran, pihak keluarga Janssen sudah melapor ke pengelola Belanda di Pangandaran.

Menyusul laporan ini, sebuah perintah dikeluarkan oleh petugas administrasi distrik, yang juga merupakan teman Janssen dan HJA van Bekuum.

Ia juga memerintahkan unit-unit pelayanan yang berada di bawah komandonya untuk mencari langsung jasad Janssen yang sudah tenggelam kurang lebih 3-5 hari.

Selain itu, unit Bekuum yang melakukan pencarian korban tenggelam bersama nelayan setempat menggunakan peralatan seadanya, mis. perahu kecil atau gereja lokal menyebutnya begitu kompr.

Akhirnya, tepat pukul 11.00 WIB pada Jumat 17 Juni 1938, jasad Janssen hanyut di antara Teluk Penandjoeng karena tersangkut di batu karang yang sudah naik ke permukaan akibat air surut.

Jenazah HJA Janssen langsung dibawa dengan kendaraan khusus ke Bandung untuk dimakamkan di kompleks pemakaman Belanda.

Ketika meninggal, Janssen meninggalkan 3 orang anak dan seorang istri keturunan Indo-Eropa (Jawa-Belanda).

Inilah potret sejarah turis Belanda yang tenggelam di Pangandaran pada tahun 1938. Ini membuktikan dari sejarah Indonesia bahwa Pangandaran telah menjadi salah satu tujuan wisata sejak zaman dahulu. (Erik/R6/HR-Online)

Source: www.harapanrakyat.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button