Untuk mengantisipasi dampak kenaikan BBM tersebut, Pemkab Bantul tengah menyiapkan realokasi anggaran - WisataHits
Yogyakarta

Untuk mengantisipasi dampak kenaikan BBM tersebut, Pemkab Bantul tengah menyiapkan realokasi anggaran

Harianjogja.com, BANTUL — Pemkab Bantul akan siapkan penyusunan kembali Perubahan anggaran dalam APBD ke depan untuk mengantisipasi inflasi akibat kenaikan harga BBM.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan dampak kenaikan harga BBM akan diikuti dengan kenaikan harga kebutuhan lainnya, sehingga terjadi inflasi, bahkan di DIY terjadi inflasi sebesar 5,7%.

Soal inflasi akibat kenaikan harga, dipastikan yang paling rentan secara ekonomi atau masyarakat berpenghasilan rendah adalah yang paling terpukul.

DIDUKUNG: Jalan Gambiran Jogja yang sempit tidak diperbolehkan untuk parkir

BACA JUGA: BBM naik, retribusi pariwisata Pansela tidak naik Karena itu, pemerintah daerah …

Pemerintah pusat mengaku melalui Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM: “Kemudian pemerintah daerah dan pemerintah kabupaten juga akan bertindak memfokuskan kembali Anggaran kegiatan untuk menghadapi dampak kenaikan harga BBM bisa bersumber dari pengeluaran tak terduga atau alasan lain,” kata Halim, Selasa (9/6/2022).

Selain itu, pihaknya juga akan mengalokasikan Dana Alokasi Umum (DAU) 2% untuk membantu mengatasi dampak kenaikan harga BBM. DAU Bantul tahun ini, kata Halim, berjumlah sekitar Rp 1 triliun.

Jika 2% diambil maka sekitar 20 miliar rupiah akan digunakan untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah.

Selain itu, pihaknya meminta pemerintah desa mengalokasikan 30% dana desa (DD) kepada masyarakat miskin atau tidak mampu. Namun, sifat membantu masyarakat miskin akibat kenaikan harga BBM masih dibahas oleh Pemkab Bantul

“Ini perlu koordinasi lebih lanjut tentang langkah apa yang perlu diambil, tunggu beberapa hari, kami akan menyelesaikannya dengan banyak pemangku kepentingan,” kata Halim.

Menurut dia penyusunan kembali Anggaran sebelumnya juga dilakukan dalam pembahasan APBD 2022 untuk mengatasi dampak Covid-19 dan diperkenalkannya dukungan langsung bagi warga terdampak Covid-19. Saat ini, mereka yang terkena dampak kenaikan harga BBM juga dapat terkena dampak perubahan APBD.

Namun, bentuk bantuannya masih dibahas. Pihaknya perlu mengundang berbagai instansi dan pemangku kepentingan agar bantuan tersebut efektif. “perlakuanmiliknya [penanganannya] Apa lagi yang kita tunggu,” katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Sumberagung Kapanewon Jetis, Bantul, Yudi Fahrudin mengakui, saat ini desa tersebut tidak memiliki anggaran untuk menghadapi dampak kenaikan harga BBM. Namun, jika ada peraturan dari pemerintah pusat atau pemerintah Bantul yang menetapkan, dia bersedia melaksanakannya.

“Belum ada gambar untuk BBM BLT. Desa tidak memiliki aturan untuk pergi ke sana. Desanya patuh, kalau aturannya seperti ini dan uangnya ada, kami akan patuh. Tidak ada uang di dalamnya,” kata Yudi.

Saat ini, pihaknya baru memberikan bantuan tunai langsung akibat Covid-19. Pihaknya menganggarkan 40% dari total Dana Desa (DD) sebesar Rp 1,3 miliar untuk BLT Covid-19. Sebanyak 152 orang telah menerima bantuan Covid-19 Rp 300.000 per bulan selama satu tahun di BLT Desa Sumragung.

Dia menilai pemerintah kabupaten lain tidak memiliki anggaran yang sama untuk menghadapi dampak kenaikan harga BBM. “Kalau tidak ada regulasi dan anggaran, kami akan mengikuti,” katanya.

Source: jogjapolitan.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button