Jawa Barat

Temui kuliner tradisional yang populer sejak zaman Belanda – Zonanusantara.com

foto di Setiawan Liu

Jakarta – Masakan tradisional yang sudah populer sejak zaman Belanda hingga saat ini masih tetap dipertahankan. Legenda kuliner ini dikenal dengan resep tulisan tangannya yang telah diterbitkan dalam buku-buku ABC.

Resep-resep ini dibuat oleh nenek moyang keluarga Tionghoa di Indonesia, termasuk masakan Rijsttafel yang sangat terkenal. Bahkan Rijsttafel direkomendasikan ke Belanda oleh keluarga Tionghoa di Batavia (Jakarta), Bogor, Bandung.

Salah satu keluarga Tionghoa, yaitu Almarhum. Harjati Purboyo/Lauw Kwee Nio atau lebih dikenal dengan Tante Kwee.

“Ibu saya, Bibi Kwee, belajar resep jajanan tradisional Indonesia dan Belanda. Kami ganti (resep) karena kualitas bahan menentukan rasanya, enak atau tidaknya. Resepnya masih di buku ABC tapi (kondisinya) reyot, rapuh, menguning,” kata Susan Purbojo atau Poei An Nio, putri Tante Kwee, Kamis (25/8).

Resep kuliner Indonesia Harjati Purboyo sebenarnya merupakan warisan dari kakek dan neneknya. Jadi resepnya sudah turun temurun selama empat generasi. Masakan kuliner yang dibuat dari semua resep nenek moyang disajikan di Doea Tjangkir Resto/Café di Jl. Zavoyajar Bogor.

Restoran yang berdiri sejak 1980-an itu mulai membagikannya kepada pengunjung. Sesuatu kuliner tradisional; Bika Ambon, Cupcakes Gula Merah (Gula Jawa), Nampan Pandan, Bugis, Cente Manis, Klepon, Nagasari, Perkedel Pisang Hunkue, Nampan Hijau dan sebagainya.

“Teman sekolah saya yang juga mengenal Bibi Kwee ini mengikuti perkembangan kuliner dan bisnis bakery tradisional di Bogor. Dia tahu resepnya dengan baik dan menuliskannya. Dia bukan penulis profesional, tapi dia memiliki kemampuan dasar menulis,” kata perempuan kelahiran Batavia pada September 1945 itu.

Resep-resep Bibi Kwee, khususnya kue basah, sering disajikan kepada pengunjung Doea Tjangkir. Keinginan Bibi Kwee untuk memproduksi berbagai jenis jajanan pada zaman Belanda (1930-an – 1950-an) juga sejalan dengan berdirinya toko roti/kue Bogor Permai (Boper) pada tahun 1963. Boper yang masih eksis tetap menjadi wisata kuliner nostalgia di kota hujan, Bogor, apalagi yang kini sudah berusia lanjut. Sejak awal berdirinya, Boper menjadi salah satu tempat wisata kuliner yang banyak dikunjungi, baik oleh warga kota Bogor maupun oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

“Saya adalah generasi kedua yang berhasil memimpin Boper. Untuk pertama kalinya (sejak didirikan pada tahun 1963) Bibi Kwee membuat dan menjual resep di Boper. Boper kini dikelola oleh generasi ketiga. Kisah Boper dan Buku ABC Paralel. Tante Kwee juga belajar resep Belanda, tapi kami modifikasi karena kualitas bahan menentukan rasanya, enak atau tidaknya. Saya telah menyimpan buku ABC sejak saya masih kecil pada tahun 1954. Saya lahir di Jatinegara, Jakarta dan pindah ke Bogor. Waktu saya kecil tahun 1956 saya ada di Taman Sempur, Bogor,” kata Susan. (Setiawan Liu)

Source: zonanusantara.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button