Sudah 5 tahun sejak dibangun, jalan baru menuju pantai Ngobaran. Apa kabar? - WisataHits
Yogyakarta

Sudah 5 tahun sejak dibangun, jalan baru menuju pantai Ngobaran. Apa kabar?

Gunungkidul

Pembangunan jalur baru menuju Pantai Ngobaran di Kabupaten Gunungkidul belum menunjukkan tanda-tanda selesai. Seperti diketahui, proyek tersebut sudah berjalan sejak 2017. Bagaimana situasinya sekarang?

Warga Desa Kanigoro, Kapanewon Saptosari, Gunungkidul meminta segera diselesaikannya jalur baru yang menghubungkan Desa Kepek, Saptosari, dengan Pantai Ngobaran.

Pasalnya, jalur yang membelah perbukitan di selatan Southern Causeway (JJLS) itu sangat penting. Saat ini, jalur alternatif menuju pantai Ngrenehan, Ngobaran dan Nguyahan berangsur-angsur rusak dan menyempit.

“Kalau hari libur atau akhir pekan, pantai ini ramai pengunjung. Tapi apalagi bus besar tidak bisa masuk karena jalan (alternatif) saat ini sempit,” kata Karsilah, warga Kanigoro, Rabu (8/3). /2022).

Padahal, kata Karsilah, jalan yang tersisa tinggal 4,5 kilometer. Selain itu, pembelian tanah untuk pembangunan jalan telah selesai.

“Itu (jalur wisata baru) sudah ada lahan, tapi mungkin karena COVID-19 dihentikan. Ya mudah-mudahan jalan bisa segera dibuka kembali agar bus-bus besar bisa masuk dan lebih banyak lagi pengunjung yang datang,” kata wanita yang sehari-hari berjualan Kuliner Seafood di Pantai Ngrenehan itu.

Senada dengan Karsilah, warga Dusun Gebang, Kanigoro, Suyatno mengatakan pembangunan jalan sudah berlangsung sejak 2017. Namun, hingga saat ini belum juga selesai.

“Mudah-mudahan jalan itu segera dibangun karena sudah dalam proses pembebasan lahan. Kami berharap segera dibangun agar perekonomian masyarakat bisa bergerak,” ujarnya.

“Karena banyak orang akan pergi ke pantai ketika jalan ini selesai. Anak-anak muda di sini juga tidak harus keluar kota untuk mencari pekerjaan, tetapi bisa membuka toko di dekat jalan baru menuju pantai,” lanjut Suyatno.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat dan Permukiman (DPUPRK) Gunungkidul Wadiyana mengatakan, pihaknya menerima dana alokasi khusus (DAK) pada 2019 untuk menyelesaikan jalan tersebut. Namun semuanya berubah ketika pandemi COVID-19 melanda.

“Tahun 2019 ada bantuan DAK untuk penyelesaian jalan. Tapi pada akhirnya dia terpengaruh penyusunan kembali untuk penanganan COVID-19,” kata Wadiyana.

Menurutnya, rute yang belum selesai saat ini sepanjang 4,5 kilometer. Setiap kilometer membutuhkan anggaran Rp 10 miliar untuk membangunnya.

“Itu tidak murah karena Anda harus membersihkan bukit dan mengisi lereng yang curam. Jadi masih membutuhkan biaya yang besar, apalagi kapasitas anggaran Pemkab saat ini sangat terbatas,” jelasnya.

Karena itu, pihaknya saat ini sedang berupaya mengakses DAK untuk infrastruktur tersebut. Selain itu, pihaknya berencana mengajukan bantuan dana dari Dana Keistimewaan (Danais).

“Kami akan berusaha semaksimal mungkin dan berharap Danais bisa digunakan untuk menyelesaikan rute tersebut,” imbuhnya.

Tonton video “Polisi menculik pria yang mengaku anggota Brimob menipu janda di kudus”
[Gambas:Video 20detik]
(aplikasi/rih)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button