Sisi lain Desa Wisata Braga di ArtBraga: Pameran Budaya - WisataHits
Jawa Barat

Sisi lain Desa Wisata Braga di ArtBraga: Pameran Budaya

bandung

Wajah Kampung Wisata Braga di RW 08, Kelurahan Braga, Kota Bandung menjadi sisi lain keramaian di Jalan Braga. Jalan bersejarah ini adalah primadona kota Bandung.

Kampung Braga memiliki banyak cerita. Perjuangan hidup orang-orang berusaha mencari uang dari hiruk pikuk Braga. Kepada mereka yang berjuang untuk hidup di tengah kerumunan semua masalah perkotaan.

Sepenggal sejarah tentang perjuangan hidup warga Kampung Braga ditampilkan dalam pameran seni bertajuk ‘ArtBraga: Budaya Urban’ di Gedung Gas Negara, Jalan Braga.

Berbagai karya seniman dapat disaksikan dalam pameran yang berlangsung mulai 10 hingga 18 Desember 2022 ini. Salah satunya adalah karya Gerbong Bawa Tanah bekerjasama dengan anak-anak di RW 08 Kampung Braga. Monumen Imagi Kampung Kota, sebuah karya seni yang diciptakan oleh Metro dan anak-anak Kampung Braga.

Seni yang indah dengan susunan kayu menyerupai rumah. Karya seni ini terbuat dari kayu dan berwarna-warni.

Dalam data pameran ArtBraga:Urban Culture, komunitas kereta bawah tanah bergotong royong dengan anak-anak untuk mengangkat konsep persoalan perumahan yang pernah ada di RW 08 Kampung Braga. Karya berupa tugu peringatan ini merupakan bentuk konstruksi citra kolektif dan harapan untuk mewakili warga Kota Bandung yang juga bernasib sama dengan warga Braga. Warga yang kehilangan tempat tinggal karena masalah pertanian.

Isu kewarganegaraan ini tidak lain adalah dampak dari dinamisasi kawasan Jalan Braga sebagai ruang publik yang berdampak pragmatis terhadap pertumbuhan ekonomi.

Pengelola Program ArtBraga Tata Selama ini masih banyak permasalahan yang dihadapi warga Kampung Braga seperti: B. Masalah lingkungan dan sosial. Dijelaskannya, para angkot membawa tanah dan anak-anak Kampung Braga ingin menunjukkan rasa takut melalui pekerjaannya.

“Monumen Anak Braga dan Komunitas Kereta Bawah Tanah adalah tentang penghancuran rumah. Melalui pekerjaannya, mereka berharap memiliki rumah sendiri,” kata Tata dalam wawancara dengan detikJabar di Jalan Braga, Minggu (18/12/2022).

https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2022/12/18/seni-rupa-yang-menampilkan-susunan-kayu-serupai-rumah-karya-seni-ini-berbahan-kayu- and-colorful-in-artbragaurban-cult-1_169.jpeg?w=620

Tata yang juga tinggal di Kampung Braga mengatakan, Desa Wisata Braga yang telah dipatenkan oleh Pemkot Bandung ini terkesan tidak menjawab kekhawatiran warga sekitar. Pasalnya, desa wisata tersebut belum mengalami kemajuan berarti dalam penguatan populasi Kampung Braga.

“Ternyata tidak ada proses pembelajaran bagi masyarakat. Program bagaimana mengedukasi masyarakat seperti apa desa wisata ini kedepannya. Ternyata masyarakat belum siap. memperjelas.

meningkatkan kreativitas

ArtBraga tanpa tangan Pemkot Bandung berupaya mendorong kreativitas warga Braga, kampung yang sudah dicap sebagai kampung kreatif oleh pemerintah. ArtBraga mencoba mengedukasi warga agar kreatif.

“Kami ke sana (Kampung Braga) bukan untuk menyoroti konflik agraria, tapi untuk mengasuh anak. Ujung-ujungnya kita bangun monumen,” kata Rahmat Jabaril, kurator pameran Urban Culture di ArtBraga. detikJabar.

Rahmat mengatakan, anak-anak di Kampung Braga berbagi kenangan tentang rumah yang dibersihkan. Memori kolektif kemudian dikumpulkan dan karya seni diciptakan dalam bentuk monumen yang ditampilkan dalam pameran.

“Monumen ini sebenarnya bukan sekedar kritik terhadap kawasan Braga. Namun, kereta bawah tanah dan anak-anak Kampung Braga memberikan gambaran bahwa kelurahan di Bandung memiliki nilai yang sangat mendesak. Karena spirit kota Bandung adalah urban village,” ujar Rahmat.

“Yang meramaikan kota Bandung adalah urban village. Sosiologi masyarakat di sana ada, jadi kreatifitas lahir dari desa,” kata Rahmat yang juga pengurus Dewan Kesenian Kota Bandung ini.

Rahmat pun mengaku heran dengan keadaan Kampung Braga yang dijuluki sebagai kampung wisata kreatif. Menurutnya, tidak ada kreativitas kolektif di Kampung Braga.

“Tidak ada. Apa yang tidak kreatif? Ini seperti mencap pemerintah kota sebagai tujuan wisata yang kreatif. Faktanya, orang tidak mendapatkan pendidikan. Ada program co-working space, tapi tidak ada dukungan yang serius untuk itu,” kata Rahmat.

Seniman asal Bandung ini menganggap mural di Braga tidak sedap dipandang. Kondisi rusak dan tidak terawat.

(selatan/enak)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button