Sespimti Polri berbicara tentang buku karya Ahmad Basarah: "Bung Karno, Islam dan Pancasila" - WisataHits
Jawa Timur

Sespimti Polri berbicara tentang buku karya Ahmad Basarah: “Bung Karno, Islam dan Pancasila”

NEWSLETTERJajaran Perwira Menengah Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang saat ini mengikuti Pendidikan Sespimti Polri Tahun Akademik 2022 membahas buku Bung Karno, Islam dan Pancasila oleh Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) , Jakarta, Selasa. 19 Juli 2022.

Hadir dalam forum tersebut 75 perwira menengah Polri, bersama 45 mahasiswa lainnya dari jajaran TNI-AD, TNI-AL, TNI-AU, perwakilan Kementerian Hukum dan HAM serta perwakilan Kejaksaan Agung. Sebagai penulis buku, Ahmad Basarah tampil sebagai keynote speaker didampingi Prof DR Agus Mohammad Najib dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Islah Bahrawi, Direktur Eksekutif Jaringan Islam Moderat.

Dalam paparannya, Ahmad Basarah memuji Polri yang telah memasukkan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan tinggi Polri. Karena itu, ia menekankan bahwa silabus Pancasila yang dijadikan acuan silabus harus didasarkan pada sejarah yang diverifikasi secara akademis dan bukan pada perdebatan politik berdasarkan siapa yang berkuasa. Perdebatan seputar Pancasila di ranah politik itulah yang memotivasinya untuk terjun ke dunia akademis dengan mengikuti program Doktor Hukum di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang pada awal tahun 2014.

Baca Juga: Destinasi Akhir Pekan PIK Terbaru dan Terbaik: Lokasi dan Jam Operasional

“Saya menulis disertasi berjudul “Eksistensi Pancasila dalam Uji Coba Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 di Mahkamah Konstitusi: Kajian Filsafat Hukum dan Tata Usaha Negara”. Disertasi saya diperiksa secara ilmiah oleh dua orang hakim dari Mahkamah Konstitusi dan tujuh orang guru besar lainnya dari universitas yang berbeda. Setelah lulus dengan predikat summa cum laude, disertasi saya kemudian menjadi sebuah buku berjudul Bung Karno Islam dan Pancasila yang sekarang sedang kita bahas bersama,” terang dosen Universitas Islam Malang itu.

Hingga saat ini, lanjut Ahmad Basarah, selalu ada perdebatan yang bertujuan untuk mendistorsi dan mengaburkan sejarah Pancasila, dari era Orde Baru hingga Orde Reformasi. Sampai hari ini, masih ada perdebatan tentang hari lahir Pancasila hingga munculnya ideologi dan aspirasi transnasional untuk membenturkan Pancasila dengan Islam di masyarakat kita.”

“Bahkan ada orang yang juga menafsirkan peraturan Pancasila sesuka hati. Dia dapat menyatakan secara terbuka bahwa ateisme diperbolehkan di Indonesia karena peraturan lain dalam Pancasila membolehkan ateisme, meskipun sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Ada juga yang mengatakan bahwa ruh Pancasila adalah syariat Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahkan ada yang mengatakan bahwa satu-satunya agama yang benar dan sesuai dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Islam. Realitas seperti ini perlu diluruskan dan dikawal oleh aparat TNI dan Polri yang hadir di forum ini agar tidak ada bias dalam memahami Pancasila di masyarakat kita,” kata pemimpin PDI-P Group itu.

Baca Juga: Kawasaki W175 Hadirkan 6 Warna Istimewa, Retro Lebih Cantik dan Lebih Memikat

Padahal, lanjut Ahmad Basarah, ketika berbicara tentang Pancasila dan makna yang dikandungnya menurut para pendiri Pancasila, seharusnya penafsiran itu kembali kepada para perumus Pancasila itu sendiri, yakni para pendiri bangsa, khususnya Bung Karno, yang jelas-jelas melakukannya. menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang saleh.

Source: www.kabarfajar.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button