Selama 7 bulan, kota Malang menyedot 150 turis asing - WisataHits
Jawa Timur

Selama 7 bulan, kota Malang menyedot 150 turis asing

KOTA MALANG – Kunjungan wisatawan ke kota Malang khususnya dari luar negeri mulai pulih. Dalam kurun waktu lebih dari tujuh bulan, sejak Januari hingga awal Agustus lalu, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang mencatat hingga 150 wisatawan mancanegara (wisman).

“Kami menemukan ada sekitar 150 turis asing di sini (kota Malang, red.)” kata Ida Ayu Made Wahyuni, Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Kadisporapar) Kota Malang.

Pejabat skuadron II B Kota Malang ini yakin jumlah tersebut bisa bertambah. Karena hanya mencatat turis asing yang menginap di hotel tersebut selama beberapa hari. Sedangkan wisatawan asing yang singgah di Kota Malang hanya beberapa jam kemudian pindah ke daerah lain tidak terdaftar sebagai disporapar, kata Dayu.

Selama berada di Malang, dia mengatakan sebagian besar turis asing mengunjungi kampung warna-warni dan peninggalan Kajoetangan. Adapun negara asal, Dayu mengatakan Malaysia dan Timor Leste mendominasi, mencapai lebih dari 45 persen.

Setelah itu, hanya turis asing dari benua Eropa. Tapi kedatangan turis asing dari Eropa karena nostalgia ke beberapa daerah warisan. “Misalnya, beberapa hari lalu, turis dari Belanda ingin melihat bangunan kolonial di Kota Malang. Apakah masih utuh atau sudah berubah,” katanya. “Ada juga dari Prancis yang datang karena penasaran melihat kawasan wisata di sepanjang sungai tersebut,” imbuh wanita yang juga Asisten Administrasi 1 Sekretariat Kota Malang ini.

Di tempat lain, salah satu turis Belanda, John de Vries, mengaku datang ke Kota Malang untuk liburan musim panas. Ia pun sadar datang ke Kota Malang karena sempat tertunda dua tahun lalu akibat Covid-19. “Senang sekali jalan-jalan di Indonesia, apalagi di Malang karena cuacanya sejuk,” ujarnya dalam bahasa Inggris.

John cukup terkagum-kagum dengan pesona kota Malang, apalagi di malam hari saat lampu taman berkelap-kelip. Belum lagi kawasan sekitar Tugu Square yang menjadi spot favoritnya. Namun, pria berusia 35 tahun itu mengaku harus membiasakan diri dengan kemacetan pagi dan sore di ruas jalan Kota Malang. “Beda di Groningen (Belanda), lalu lintas sangat sepi,” katanya. (dan dan)

Source: radarmalang.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button