Sekaten tahun ini hadir kembali, tapi tidak di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta - WisataHits
Yogyakarta

Sekaten tahun ini hadir kembali, tapi tidak di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta

TEMPO.CO, Yogyakarta – Juga tiga tahun lalu atau sejak 2019 acara Festnachtmarkt secate (PMPS) tidak berlangsung di Yogyakarta. Keputusan untuk tidak menggelar sekaten kali ini dilakukan oleh pihak Keraton Yogyakarta karena ingin mengistirahatkan sementara lokasi Alun Alun Utara yang kemudian diyakini telah merusak negara dan pentingnya hajatan ingin direstorasi.

Meski Keraton Yogyakarta sempat membahas secaten digelar setiap dua tahun sekali, namun saat itu pandemi Covid-19 sudah melanda hingga rencana itu tak kunjung membuahkan hasil. Untuk memuaskan kerinduan masyarakat akan nuansa pasar malam Sekaten, organisasi Sekber Kekhususan (Sekber) DIY, Altar Ria Production dan Pola Prakarya menyiapkan kegiatan serupa Sekaten yang disebut Pasar Rakyat Jogja Gumregah mulai 16 September hingga 16 September lalu. 2022

“Untuk Pasar Rakyat Jogja Gumregah 2022 lokasinya bukan di Alun-alun Utara depan Kraton Yogyakarta, melainkan di bekas kampus Koperasi STIE Jalan Parangtritis, Sewon, Bantul,” kata Ketua Sekretariat Khusus DIY Widihasto Wasana Putra, Rabu 31 Agustus 2022.

Meski berada di lokasi yang berbeda, Widihasto mengatakan pasar rakyat Jogja Gumregah mengusung semangat seperti Sekaten. “Pasar rakyat bulan ini juga merupakan rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang momentumnya tahun ini jatuh pada Sabtu Pahing 12 Mulud 1956 Nikah atau Sabtu 8 Oktober 2022,” ujarnya.

Sekaten sendiri merupakan upacara adat yang sudah lama diadakan oleh Keraton Yogya untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Upacara ini biasanya dilakukan setahun sekali, setiap tanggal 5-11 yang disebut dengan Rabi’ul Awal atau bulan Mulud dalam penanggalan Jawa. Sekaten ini biasanya diakhiri dengan upacara Grebeg Mulud.

Sega atau nasi gurih merupakan makanan khas di pelataran Masjid Agung Kauman Yogyakarta, apalagi saat perayaan pasar malam Sekaten digelar untuk membuka peringatan Maulud. Tempo/Staf Wicaksono

Untuk melengkapi peringatan Sekaten, biasanya diadakan pasar malam di kawasan Alun-alun Utara Yogyakarta. Widihasto menjelaskan, dari Jogja Gumregah People’s Market ini akan memuaskan kerinduan masyarakat akan perayaan Pasar Malam Sekaten.

“Kenangan kolektif masyarakat Sego Gurih, Ndog Kakak, Arum Manis, Brondong, Martabak, Bolang Baling, Stand Tong, Ombak Banyu, Gua Hantu, Korsel, Perahu Othok-Othok dan sebagainya dibawa kembali ke sini di pasar rakyat,” katanya .

Dikatakan, hal terpenting dalam penyelenggaraan Pasar Rakyat Gumregah Jogja adalah untuk mendorong kegiatan ekonomi para pemilik usaha kecil pasca pandemi Covid-19 dan juga merevitalisasi kawasan selatan Yogyakarta. “Kami memilih istilah Jogja Gumregah dengan harapan perekonomian masyarakat bisa bangkit kembali setelah dua tahun terpuruk akibat dampak pandemi COVID.

Dampak adanya Pasar Rakyat Gumregah Jogja akan menstimulus perekonomian para pedagang UMKM, penyedia jasa sewa tenda, jasa listrik, jasa kebersihan, artis dan sebagainya. Widihasto mengatakan, meski banyak pusat perbelanjaan dan massa modern di zaman modern ini, keberadaan pasar malam yang menawarkan berbagai produk dan layanan unik tetap memiliki segmen pasar tersendiri.

“Pasar malam masih diminati masyarakat. Pilihan barang yang dijual beragam dan terkenal murah. Ini termasuk berbagai kuliner dan berbagai wahana permainan. Itu menjadi magnet tersendiri,” katanya.

Sementara itu, Founder Altar Ria Production dan Chief Executive Pasar Harian Rakyat Jogja Gumregah Inung Norzani mengatakan ratusan stand UMKM, kuliner, otomotif, game drive, dan panggung hiburan akan memenuhi lokasi bekas Kampus Koperasi STIE. Selama seminggu terakhir, penyelenggara membuang dua alat berat dan dua truk sampah untuk meratakan tanah.

Diakuinya, meratakan seluruh lahan cukup sulit mengingat ada bekas kolam warga di sisi timur yang cukup dalam dan lebar. Namun, ia berusaha semaksimal mungkin untuk menyiapkan lahan yang nantinya bisa digunakan untuk bisnis. Inung Nirzani mengatakan ada ruang bagi kelompok seni yang ingin berpartisipasi dalam seni pertunjukan.

Secara terpisah, GKR Mangkubumi, putri sulung Raja Keraton Yogya Sri Sultan Hamengku Buwono X, dari Pasar Rakyat Gumregah Jogja berharap dapat memberikan manfaat bagi pelaku UMKM dan ruang terbuka alternatif yang diminati masyarakat. “Saya berharap stand yang ada bisa menampung pelaku UMKM DIY dan memamerkan barang-barang berkualitas. Jaga kebersihan dan ketertiban, dan panitia akan tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata Mangkubumi.

WICKSONO PRIBADI

Baca juga: Sekaten Masih Ramai Tanpa Pasar Malam?

Selalu update informasi terbaru. Lihat berita terbaru dan berita unggulan dari Tempo.co di saluran Tempo.co Update Telegram. Klik Pembaruan Tempo.co untuk bergabung. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram.

Source: travel.tempo.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button