Relokasi PKL Taman Menara Kudus maksimal 23 November
Audiensi PKL Taman Menara Kudus dengan Disbudpar Kudus. (Murianews/Vega Ma’arijil Ula)
Murianews, Kudus – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menggelar audiensi dengan pedagang kaki lima (PKL) Taman Menara Kudus di Kantor Disbudpar Kudus, Kamis (17/11/2022). Penonton mendiskusikan relokasi pedagang kaki lima ke tempat penampungan.
Data terbaru dikumpulkan murianewsSebanyak 30 PKL aktif di Taman Menara akan direlokasi ke penginapan sementara di Terminal Wisata Bakalan Krapyak. Pedagang kaki lima harus pindah ke tempat penampungan darurat paling lambat 23 November 2022.
Sedangkan 14 pedagang kaki lima yang tidak aktif saat itu tidak diberikan tempat penampungan sementara. Namun, mereka juga akan diberikan tempat permanen di Terminal Wisata Bakalan pada 2023, sehingga total menjadi 44 PKL.
“Kami merelokasi 30 pedagang aktif ke Taman Menara. Mereka akan kami pindahkan ke penampungan sementara di Terminal Wisata Bakalan Krapyak,” ujarnya, Kamis (17/11/2022).
Baca: Ada 15 Pedagang Kaki Lima di Taman Menara Kudus yang Tak Aktif Berjualan, Apa Nasib Mereka Selama Pindah?
Pengerjaan akomodasi sementara dimulai pada Rabu (16/11/2022). Akomodasi sementara harus ditempati mulai Minggu (20 November 2022).
“Sebetulnya shelter sudah bisa disiagakan mulai Minggu 20 November, tapi kami memberikan kelonggaran bagi pedagang kaki lima di Taman Menara jika ingin berjualan di hari Minggu. Yang paling penting tanggal 23 November dia pindah ke tempat penampungan darurat,” lanjutnya.
Baca: PKL Taman Menara Direlokasi Permanen, Tempat Hunian Sementara Direlokasi
Mutrikah mengatakan, lapak PKL yang ada di shelter semuanya berukuran sama. Ini berukuran 2×2 meter.
Seperti diberitakan sebelumnya, pembangunan Taman Menara Kudus akan segera dimulai, sehingga sebagian PKL akan dipindahkan dari Taman Menara ke Terminal Bakalan Krapyak. Dengan waktu pembangunan 1,5 bulan, pembangunan memakan anggaran Rp 600 juta.
Reporter: Vega Ma’arijil Ula
Penerbit: Ali Muntoha
Source: news.google.com