Profil Belanja Wisatawan Internasional - Berita Daerah - WisataHits
Yogyakarta

Profil Belanja Wisatawan Internasional – Berita Daerah

(Kolom Wilayah Berita) Indonesia memiliki daya tarik bagi wisatawan khususnya wisatawan mancanegara, baik berupa keindahan alam yang menarik maupun berupa seni budaya. Banyaknya pengunjung akan mempengaruhi berbagai industri untuk mendorong penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan dan pembangunan infrastruktur nasional. Dari sini, sektor pariwisata memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Peran sektor pariwisata nasional semakin penting di Indonesia sejalan dengan perkembangan dan kontribusi sektor pariwisata melalui penerimaan devisa, pendapatan daerah, pembangunan daerah, serta dalam penyerapan investasi dan pengembangan tenaga kerja dan usaha yang tersebar di berbagai daerah.

Kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian dapat dilihat dari produk domestik bruto (TDGDP) pariwisata secara langsung. Nilai TDGDP menunjukkan bagian dari produk domestik bruto yang terkait langsung dengan konsumsi pariwisata internal dan terkait dengan penyediaan barang dan jasa. Berdasarkan Tourism Satellite Account (TSA), kontribusi TDGP Indonesia turun dari 4,97 persen pada 2019 menjadi 2,24 persen pada 2020. Selain itu, penelitian Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) juga menunjukkan bahwa sektor pariwisata memiliki multiplier effect. Melalui multiplier effect-nya, pariwisata dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Karena itu, percepatan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang lebih luas dapat dicapai, salah satunya dengan promosi pariwisata. Mengingat besarnya potensi pariwisata di Indonesia, mendorong beberapa pihak untuk mengembangkan pariwisata di Indonesia dengan berbagai cara, seperti mengadakan pameran seni budaya, pentas seni budaya lokal, dan membuka perusahaan wisata sebagai promosi destinasi wisata atau destinasi pariwisata.

Hal ini semakin menarik wisatawan asing ke Indonesia. Khususnya di era pascapandemi, salah satu upaya untuk mendukung pemulihan ekonomi adalah dengan lebih mendorong revitalisasi sektor pariwisata. Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang lumpuh parah akibat pandemi COVID-19. Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisman ke Indonesia yang sebelumnya mengalami tren positif (16,11 juta kunjungan) hingga 2019, kemudian menurun menjadi 4,05 juta kunjungan pada 2020 dan 1,56 juta kunjungan pada 2021. Oleh karena itu, data dan informasi kepariwisataan yang akurat, ringkas dan berkelanjutan dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat pedoman yang tepat bagi strategi pengembangan kepariwisataan nasional.

Kegiatan Passenger Exit Survey (PES) tahun 2021 akan dilakukan di lima belas pintu keberangkatan (bandara)/pelabuhan/titik penyeberangan perbatasan (PLBN) bandara internasional di tiga belas provinsi, yaitu Bandara Kualanamu, Bandara Husein Sastranegara, Bandara Internasional Yogyakarta dan Bandara Internasional Yogyakarta. Juanda, Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Ngurah Rai, Bandara Internasional Lombok, Bandara Sam Ratulangi, Pelabuhan Tanjung Emas, Pelabuhan Batam Center, Pelabuhan Bandar Bentan Telani, Pelabuhan Benoa, PLBN Mota’ain, PLBN Entikong dan PLBN Tunon Taka. Kegiatan ini akan beroperasi pada bulan April, Juli, Agustus dan November 2021 untuk mengakomodir high/low season.

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan responden menggunakan Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI). Wawancara dilakukan pada saat orang yang diwawancarai hendak meninggalkan wilayah Indonesia melalui pintu keberangkatan internasional. Data yang dikumpulkan meliputi nama, umur, jenis kelamin, negara tempat tinggal, kebangsaan, pekerjaan utama, tujuan utama kunjungan, lama kunjungan di Indonesia dan biaya selama tinggal di Indonesia.

Badan Pusat Statistik menemukan bahwa berdasarkan Survei Keluar Penumpang (PES) yang dilakukan pada tahun 2021, kunjungan wisman ke Indonesia didominasi oleh pengelola sebesar 36,13 persen, disusul oleh profesional dan pegawai pemerintah, serta juru tulis/teknisi masing-masing 28,08 persen dan 11,63 persen.

Dilihat dari tujuan kunjungannya, kunjungan wisman ke Indonesia didominasi oleh wisman yang tujuan utamanya berkunjung untuk kepentingan pribadi mencapai 73,84 persen. Tujuan kunjungan pribadi meliputi kegiatan liburan, kunjungan ke teman/kerabat dan keperluan pribadi lainnya (seperti pengobatan, kecantikan, religi, belanja, dll). Sedangkan 26,16 persen lainnya merupakan wisman yang tujuan utamanya berkunjung karena alasan bisnis. Tujuan kunjungan bisnis meliputi kegiatan pertemuan, perjalanan insentif, konvensi dan tujuan bisnis lainnya.

Rata-rata lama menginap wisman tahun 2015-2021 cenderung menunjukkan tren yang meningkat. Pada tahun 2021, rata-rata lama menginap wisman di Indonesia akan meningkat dari 13,62 malam menjadi 59,88 malam dibandingkan rata-rata lama menginap wisman pada tahun 2020.

Jika dilihat dari jenis kelamin, tahun 2021 menunjukkan pola yang berbeda, dengan wisatawan asing perempuan tinggal lebih lama dibandingkan wisatawan laki-laki. Dibandingkan tahun 2020, rata-rata lama menginap wisman laki-laki meningkat dari 15,12 malam menjadi 56,80 malam pada tahun 2021, sedangkan lama menginap wisman perempuan meningkat dari 11,77 malam menjadi 71,67 malam.

Berdasarkan kunjungan wisman menurut kelompok umur pada tahun 2021, wisman berusia di atas 64 tahun memiliki rata-rata lama menginap terlama di Indonesia dengan 69,51 malam. Sedangkan rata-rata durasi kunjungan wisman terendah pada tahun 2021 berada pada kelompok umur 35-44 tahun yaitu 58,40 malam. Kondisi ini berbeda dengan kunjungan wisman pada tahun 2020, di mana wisman pada kelompok usia 35-44 tahun memiliki rata-rata lama tinggal terlama.

Saat berkunjung ke Indonesia, rata-rata pengeluaran wisman meningkat 43,07 persen dibandingkan tahun 2020, dari US$2.165,02 menjadi US$3.097.41. Demikian juga dibandingkan dengan kondisi sebelum munculnya pandemi Covid-19, rata-rata pengeluaran wisman meningkat sebesar 170,37 persen pada tahun 2021 dibandingkan tahun 2019.

Meski demikian, rata-rata pengeluaran harian wisman pada tahun 2021 turun cukup drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2021, rata-rata pengeluaran malam wisman sebesar US$51,73 atau turun 67,46 persen dibandingkan rata-rata pengeluaran malam wisman pada tahun 2020 yang mencapai US$158,95.

Dilihat dari jenis pengeluarannya, sebagian besar pengeluaran wisman selama berada di Indonesia pada tahun 2021 adalah untuk akomodasi yang menyumbang 41,72 persen dari total pengeluaran wisman, disusul pengeluaran makanan dan minuman sebesar 16,86 persen. Di sisi lain, pengeluaran wisman terendah digunakan untuk tujuan pendidikan, yaitu 0,17 persen. Distribusi belanja wisatawan asing untuk akomodasi pada tahun 2021 meningkat 1,37 poin year-on-year atau setara dengan 40,35 persen.

Source: www.beritadaerah.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button