Produktivitas Beras Turun, KTNA Sragen Ajak Lab PHP Surakarta Konsultasi - Solopos.com - WisataHits
Jawa Timur

Produktivitas Beras Turun, KTNA Sragen Ajak Lab PHP Surakarta Konsultasi – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Kepala Laboratorium PHP Wilayah Surakarta, Dwi Susilarto menjelaskan penyebab permasalahan pertanian di Aula Distan & KP Sragen, Kamis (6/10/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Sragen melakukan konsultasi pertanian dengan memperkenalkan kepala Laboratorium Pemantau Hama dan Penyakit (LPHP) wilayah Surakarta. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (6/10/2022) di aula Kementerian Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan & KP) Sragen ini dihadiri oleh perwakilan KTNA kecamatan dari seluruh Kabupaten Sragen.

Dalam kesempatan itu, Kepala KTNA Sragen, Suratno mengatakan, petani di Bumi Sukowati saat ini menghadapi masalah penurunan produktivitas padi 20-40 persen. Padahal tanaman padi tumbuh normal.

Daihatsu Rocky Promotion, Harga Mobil Rp 200 Juta Jadi Hanya Rp 99.000

Petani menduga masalah tersebut bermula dari penggunaan pupuk yang tidak seimbang dan penggunaan satu jenis tanaman padi secara terus menerus.

“Kadar pupuk NPK yang seharusnya 15% nitrogen (N), 15% fosfor (P) dan 15% kalium (K), justru mengalami penurunan. NPK yang ditambang mengandung 15% N, 10% P dan 12% K. Penurunan kandungan NPK dapat mempengaruhi produktivitas padi,” kata Suratno.

Ia juga mempertanyakan apakah program IP 400 yang memungkinkan panen empat kali setahun berdampak pada kesuburan tanah.

Baca Juga: Ibu-Ibu Sragen Ini Produksi Teh Telang Biru, Khasiatnya Bukan Kalengan

Menanggapi pertanyaan tersebut, Kepala Laboratorium PHP Wilayah Surakarta Dwi Susilarto menjelaskan penyebab penurunan produktivitas padi adalah rendahnya kandungan PH tanah. Oleh karena itu, pemerintah memberikan dukungan untuk menaikkan pH lahan seluas 800 hektar pada tahun 2023.

“Saat mengecek lokasi di Sragen, kami tidak menemukan penyakit kerdil rumput. Jadi petani tidak boleh membenarkan bahwa tanamannya kerdil karena rumput yang kerdil. Penyakit rerumputan kerdil memiliki ciri fisik yaitu daun benderanya meliuk-liuk. Kualitas itu tidak kami temukan di Sragen,” jelasnya.

Dijelaskannya, penggunaan pupuk urea yang berlebihan juga berdampak pada tanaman padi yang tidak sehat, yang biasa dikenal dengan penyakit kresek. Penggunaan urea yang berlebihan, jelasnya, menyebabkan daun menjadi lunak karena urea tersebut membentuk protein dan akhirnya menjadi protoplasma. Semakin tebal protoplasma, katanya, semakin tipis lapisan wabahnya.

Baca Juga: Duta Petani Milenial Sragen Angkat Bicara Soal Krisis Petani Muda

“Pada malam hari, tekanan tubuh tumbuhan tinggi, sehingga air keluar seperti embun. Pada siang hari, tekanan dalam tubuh tumbuhan rendah, sehingga menyedot air yang keluar lebih awal ke dalam tubuh. Padahal air di daun sudah bercampur bakteri atau jamur, merusak jaringan daun, orang menyebutnya penyakit kresek,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS) juga dimanfaatkan untuk menyerahkan dana kematian sebesar Rp42 juta kepada ahli waris petani peserta BPJS Ketenagakerjaan dan meninggal dunia.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button