Pemerintah Kabupaten Karawang sedang mempersiapkan Pegunungan Sanggabuana sebagai kawasan lindung dan konservasi - WisataHits
Jawa Barat

Pemerintah Kabupaten Karawang sedang mempersiapkan Pegunungan Sanggabuana sebagai kawasan lindung dan konservasi

KARAWANG, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang akan menjadikan pegunungan Sanggabuana sebagai kawasan lindung dan konservasi.

Wacana ini masuk dalam rancangan peraturan daerah (Ranperda) Rencana Pembangunan Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2022-2042 yang saat ini sedang dalam tahap konsultasi publik.

Kepala Bidang Penataan Ruang (Kabid) Departemen Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Puguh Tri Hutomo, mengumumkan pada sosialisasi dan konsultasi publik Ranperda RTRW Karawang 2022-2042 di Hotel Aksaya bahwa hal itu juga diusulkan oleh Seperangkat aktivis lingkungan.

Baca Juga: Saat Pemburu Mengancam Satwa Langka di Pegunungan Sanggabuana Dengan Adanya Hama

“Pemerintah Kabupaten Karawang menginginkan Sanggabuana menjadi pelindung kota dan pertanian di bawahnya,” kata Puguh, Kamis (13/10/2022).

Kepala Badan Lingkungan Hidup (DLH) Karawang Wawan Setiawan mengatakan langkah itu diambil sejalan dengan wacana Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menjadikan Pegunungan Sanggabuana sebagai suaka margasatwa. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bertanggung jawab untuk menetapkan cagar alam, konservasi alam, dan cagar alam.

“Kami memasukkan dalam rencana tata ruang, Sanggabuana menjadi cagar alam dan cagar alam. Seperti diketahui, di dalam hutan terdapat banyak satwa yang dilindungi. Itu kewenangan kami,” kata Wawan, Jumat (14/10/2022).

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengapresiasi langkah Pemkab Karawang.

“Saya menyambut baik konsep tata ruang Pemkab Karawang yang menjadikan Sanggabuana sebagai cagar alam,” kata Dedi Mulyadi saat dihubungi, Jumat (14 Oktober 2022).

Selain itu, kata Dedi, Pegunungan Sanggabuna sudah direncanakan oleh KLHK menjadi taman nasional. Bahkan menjadi keputusan dalam rapat dengan Komisi IV PDR RI.

Karena itu, tambah Dedi, kawasan penyangga harus bebas dari penipisan sumber daya alam (SDA).

“Tidak ada lagi penambangan di zona penyangga. Semuanya harus hijau,” kata Dedi.

Dedi memperkirakan jika ruang pertambangan di buffer zone menjadi ruang terbuka hijau, Pegunungan Sanggabuana akan memberikan efek peningkatan ekonomi bagi warga sekitar. Ini adalah industri pariwisata.

Puluhan pohon di hutan Pegunungan Sanggabuana telah ditebang.Selebaran Puluhan pohon di hutan Pegunungan Sanggabuana telah ditebang.

Mantan Bupati Purwakarta itu mengatakan, saat ini ada kecenderungan pariwisata berbasis alam dan pertanian yang juga menggandeng unsur budaya. Contohnya di Bali.

“Sebenarnya kita harus membangunnya. Sebuah ruang budaya yang berimplikasi pada kelestarian alam semesta. Sehingga menjadi warisan budaya berbasis pariwisata yang berkelanjutan. Juga ada kuta (kota, nama desa) di Karawang yang namanya Kutalanggeng,” kata Dedi.

Banyak satwa endemik langka dan satwa yang dilindungi diketahui banyak ditemukan di Pegunungan Sanggabuana, terbentang di Karawang, Purwakarta, Bogor dan Cianjur.

Fotografer satwa liar Bernard T. Wahyu Wiryanta dua kali melakukan pendataan satwa di Pegunungan Sanggabuana. Pada Juli 2020, Bernard melakukan Ekspedisi Sanggabuana.

Alhasil, kamera menangkap hewan endemik langka sebanyak elang jawa (Nisaetus bartelsi), Owa Jawa (Hylobates Juggernaut), Suri (koma presbystis), lutung jawa (Trachypithecus auratus), sigung (Mydaus jawaensis) dan juga panther (Panthera pardus melas).

Baca Juga: Mahasiswa Ini Temukan Aksi Berburu Landak Jawa di Pegunungan Sanggabuana

Kemudian, mulai 27 Maret 2021 hingga 2 April 2021, Bernard dan tim Indonesian Bird World News (BDB) melakukan pendataan persebaran burung di Pegunungan Sanggabuana.

Ia berhasil memotret capung alap-alap, alap-alap terkecil di dunia.

Selain itu, Bernard juga berhasil menangkap sejumlah burung di Pegunungan Sanggabuana.

Diantaranya adalah Elang Jawa, Elang Bido, Elang Brontok, Elang Peregrine Jambul, Bubut Jawa, Ayam Hutan, Puyuh Salak dan Punai Gading, Srigunting Abu-abu, Kadal Tanduk Biru dan Tanduk Senja.

Namun, sejumlah pemburu bersenjatakan senjata api dan senapan angin ditemukan sedang berburu di Pegunungan Sanggabuana. Perburuan mengancam satwa langka di hutan Sanggabuana.

Diketahui pada Juli 2020 terdeteksi perburuan macan tutul jawa (Panthera pardus melas) di Pegunungan Sanggabuana. Kemudian pada Agustus 2022 landak jawa atau Manis javanica juga menjadi incaran moncong senjata rakitan tersebut.

dapatkan pembaruan pesan yang dipilih dan berita terkini setiap hari dari Kompas.com. Jom join grup Telegram “Kompas.com News Update” caranya klik link lalu join. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: bandung.kompas.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button