Aneh tapi nyata, mata air di desa Sumedang ini rasanya asin - WisataHits
Jawa Barat

Aneh tapi nyata, mata air di desa Sumedang ini rasanya asin

Aneh tapi nyata, mata air di desa Sumedang ini rasanya asin

Sumedang

Fenomena alam yang unik ini terjadi di Blok Ciseupan atau antara Desa Ciuyah dan Cisarua di Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang. Ada mata air yang memiliki rasa asin.

Belum lama ini, detikJabar berkesempatan mengunjungi lokasi sumber. Benar saja, kandungan airnya memiliki rasa asin yang cukup kental.

Tampak ada gelembung udara dari dasar sumber. Sumber mata air berada di tengah sawah warga, lebih tepatnya di sekitar sawah Uka (68).

Beruntung pemilik mata air itu ada saat detikJabar sampai di sana. DetikJabar pun menceritakan kepada Uka tentang awal penampakan musim semi.

Uka mengaku sebagai orang pertama yang menemukan sumber tersebut. Sumbernya ditemukan 10 tahun lalu.

“Saya menemukan mata air ini 10 tahun lalu, kemudian keponakan saya menggalinya dan membuat kolam seperti sekarang ini,” kata Uka.

Uka mengatakan, kolam mata air tersebut berdiameter kurang dari setengah meter dan dalamnya sekitar 1 meter.

“Sumber ini selalu mengeluarkan gelembung udara dan lumpur di bawahnya,” katanya.

Menurut Uka, rasa asin yang dikandungnya tak lepas dari asal usul nama sebuah dusun yang tak lain adalah Dusun Ciuyah (dalam bahasa Sunda, Ci yang merupakan kependekan dari Cai atau air, dan Uyah yang berarti garam).

“Jadi dulu ada Dusun Ciuyah di sini, sekarang Dusun Ciuyah, sebagian wilayahnya sudah menyerbu Desa Cisarua Kecamatan Cisarua,” terangnya.

Namun, dia juga tidak tahu pasti mengapa mata air tersebut bisa berasa asin.

“Saya juga tidak tahu kenapa air di sini terasa asin,” katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Ciuyah Suharja menjelaskan, setelah pemekaran wilayah desa pada tahun 1982, lokasi mata air kini secara administratif masuk dalam wilayah desa Cisarua. Sebelumnya, lokasi mata air tersebut merupakan bagian dari wilayah Desa Ciuyah.

“Jadi tapak di sekitar sumber itu sekarang menjadi tapal batas, tapak itu dibatasi parit atau sungai kecil yang ada di sana,” jelasnya.

Suharja melanjutkan, sementara pertanyaan mengapa mata air tersebut memiliki kandungan air asin hingga saat ini belum terpecahkan.

Bahkan, kata dia, sebelumnya datang dari Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk membawa sampel air, namun hingga kini belum ada kabar lanjutan.

“Dulu saya datang ke sini dari ITB dan mengambil sampel air, tapi sampai sekarang belum tahu hasilnya seperti apa,” jelasnya.

Menurut dia, rasa asin mata air tersebut kemungkinan besar dipengaruhi keberadaan Gunung Tampomas yang tidak terlalu jauh.

“Mungkin kaya karena keberadaan Gunung Tampomas, karena gunung ini biasanya mengeluarkan air belerang yang panas. Jadi kalau ke sini, mungkin sisa-sisa itu akan menghasilkan air asin,” jelasnya.

Ia pun membagikan momen terkait keberadaan mata air asin yang konon tak pernah surut meski memasuki musim kemarau.

“Dulu saat musim kemarau, konon sudah menjadi tradisi ternak warga sekitar diberi makan, kemudian pakan diberi siraman air garam terlebih dahulu,” ujarnya.

Namun terlepas dari itu, rasa asin dari mata air tersebut masih menjadi misteri hingga saat ini.

“Jadi sepertinya lokasi sumbernya adalah situs sejarah di Sumedang yang belum dibuka,” ujarnya.

(mso/mso)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button