Pemda DIY siap laksanakan Pancamulia - WisataHits
Yogyakarta

Pemda DIY siap laksanakan Pancamulia

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA — Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X dan Paku Alam X baru saja diangkat kembali sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur (wagub) DIY untuk masa jabatan 2022-2027. Keputusan itu diambil DPRD DIY di Kantor DPRD DIY, Selasa (8/9/2022).














Sebelum penetapannya, Sri Sultan menyampaikan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Panjang (RPJMP) 2022-2027 kepada DPRD DIY di Kantor DPRD DIY, Senin (8/8/2022). Pada kesempatan itu, Sultan mengumumkan bahwa Pemerintah Daerah Yogyakarta akan melaksanakan Pancamulia, atau Lima Kehormatan, sebagai visi RPJMD untuk lima tahun ke depan.

  • Mengoptimalkan potensi senam dini
  • Bebas korupsi, bukan hanya seremonial
  • Pancamulia dirancang untuk membawa era Samudera Hindia menuju kejayaan harkat dan martabat masyarakat Yogyakarta. Pemerintah Daerah DIY merealisasikan Pancamulia dalam program DIY-RPJM 2025-2027 melalui tiga hal yang menjadi prioritas perhatian, seperti penguatan wilayah selatan, pembenahan desa, dan pengembangan budaya inovasi dan pemanfaatan teknologi informasi.







    “Wilayah selatan dipilih sebagai prioritas pembangunan Yogyakarta selama lima tahun ke depan, karena wilayah selatan Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul merupakan wilayah yang masih memiliki tingkat kemiskinan yang relatif tinggi dibandingkan dengan wilayah tengah dan utara, yaitu Kota Yogyakarta dan Sleman,” katanya.

  • Membantu pemerintah kota untuk memperbaiki kios yang terbakar
  • Khusus warga Sleman, transfusi darah gratis
  • Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, angka kemiskinan di Kulon Progo saat ini 18,38 persen. Di Bantul 14,04 persen dan di Gunung Kidul 17,67 persen. Sementara itu, 7,69 persen masyarakat miskin dan 8,64 persen warga sleman masih tinggal di kota Yogyakarta.







    Wilayah Selatan juga memiliki karakteristik teritorial yang tercermin dari bentang alam, budaya, mata pencaharian penduduk, keunikan, kearifan lokal dan kecerdasan. Oleh karena itu, kekhususan wilayah akan dikembangkan sebagai aset sekaligus percontohan bagi pengembangan wilayah Yogyakarta lainnya untuk mengentaskan kemiskinan, sehingga pembangunan dapat dilakukan secara menyeluruh di wilayah selatan, tengah dan utara.







    Reformasi desa menjawab pertanyaan

    Pemerintah Daerah DIY menyusun strategi pembangunan dan perubahan selama lima tahun ke depan untuk mereformasi desa. Reformasi ini penting karena perubahan zaman telah membuat situasi, kondisi, tantangan, masalah dan peluang menjadi sangat kompleks, luas jangkauannya dan saling terkait, menunjukkan kedalaman permasalahan di tingkat masyarakat bahkan individu.


    Perubahan besar dalam tatanan sosial, tatanan budaya, tatanan ekonomi bahkan tata ruang kehidupan dan penghidupan masyarakat Yogyakarta menyadari bahwa Yogyakarta sangat membutuhkan solusi melalui peningkatan kapasitas dan kualitas kelembagaan untuk menjawab permasalahan dan tantangan yang dihadapinya.

    Kelembagaan Kalurahan merupakan hierarki terbawah dari sistem tatanan kelembagaan di Yogyakarta yang memiliki hubungan langsung dengan masyarakat. Kalurahan merupakan pilihan yang tepat untuk dijadikan sebagai ibu kota sekaligus model bagi upaya Yogyakarta untuk memecahkan kompleksitas dan kedalaman permasalahan yang dihadapi Yogyakarta saat ini.

    Lembaga Kalurahan akan menjadi ujung tombak upaya pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, Kelurahan harus memiliki kewenangan, kapasitas, dan fleksibilitas yang luas
    dalam menjalin kerjasama dengan instansi di atasnya, lembaga di masyarakat, lembaga swasta dan lembaga pendidikan di dalam dan di luar wilayah Yogyakarta terkait dengan terwujudnya Pancamulia Manusia Jogja.

    “Cross kelembagaan dan lintas daerah akan menjadi domain kerja kantor desa,” ujarnya.

    Pengembangan budaya inovasi dan pemanfaatan teknologi

    Program ketiga yang menjadi fokus Pemda DIY adalah pengembangan teknologi informasi dan budaya inovasi. Pemerintahan sendiri lokal mempercepat transformasi spasial wilayah selatan, dan transformasi kelembagaan desa dilakukan melalui penyebaran dan penggunaan teknologi informasi.

    Diantaranya penyediaan infrastruktur informasi, sistem informasi desa menuju Kalurahan Pintar atau Smart Kalurahan. Selain itu, pengembangan sistem pengelolaan lahan dan pertanian berbasis teknologi informasi.

    “Juga, sistem deteksi dini masalah alam dan sosial warga setempat,” jelasnya.

    Pengembangan ekonomi biru

    Lokasi Yogyakarta di Samudera Hindia telah memungkinkan provinsi ini untuk mengembangkan Ekonomi Biru, Kolaborasi dan Tata Kelola Global dan Jalur Sutra Maritim. Ruang pengembangan kehidupan bersama secara berkelanjutan akan dilaksanakan, antara lain melalui pengelolaan aset laut, mobilisasi dan investasi yang intensif, perluasan kawasan lindung laut, pendataan, pengembangan pariwisata dan pemulihan dari pandemi Covid-19.

    Ekonomi Biru dapat diimplementasikan di bidang perikanan, bioteknologi, mineral, pendidikan dan pelatihan, wisata bahari, perdagangan dan teknologi kelautan. Samudra Hindia sedang diciptakan, baik sekarang maupun di masa depan, sebagai ruang kehidupan baru bagi masyarakat Yogyakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya.

    Bekerja sama dalam implementasi Kolaborasi dan Tata Kelola Global untuk meningkatkan perlindungan sumber daya Samudra Hindia. Hal ini diwujudkan dalam pengelolaan perikanan, pencemaran laut, mitigasi perubahan iklim dan masalah yang terkait dengan masalah sistemik.

    Sementara itu, Jalur Sutra Maritim atau Maritime Silk Road digunakan sebagai kekuatan penting bagi kekuatan politik dan ekonomi. Ada tiga arteri utama yang diikutsertakan dalam program tersebut seperti arteri yang menghubungkan China ke Eropa melalui Laut China Selatan, Sumatra India, Mediterania, dan Atlantik.

    Juga arteri yang menghubungkan China dengan Australia dan Selandia Baru melalui Laut China Selatan dan mengalir melalui perairan di sekitar Indonesia. Arteri, yang mengalir melalui Samudra Arktik, membentang di sepanjang pantai utara Rusia dan menghubungkan ke wilayah Nordik dan bagian lain Eropa melalui Kanada.

    Orientasi Strategi Pembangunan 2022-2027

    Sultan menambahkan, arah pengembangan lapangan strategis yang sangat dibutuhkan DIY adalah pada 2022-2027. Di bidang ekonomi, di bidang ekonomi, pemerintah negara bagian DIY menjamin pemenuhan barang publik yang membuat persemakmuran lebih sehat, lebih aman, lebih nyaman dan lebih damai.

    Selain itu, pembangunan infrastruktur yang menjamin masyarakat dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kebutuhannya, memungkinkan mereka mengakses sumber-sumber pertumbuhan ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan berbagai batasan.

    Mengembangkan suprastruktur, baik berupa pranata sosial, peraturan, maupun pranata budaya, yang menjamin kepastian hukum dan kepastian masyarakat diperlakukan secara adil dalam mengakses sumber daya ekonomi. Meningkatkan akses kesempatan dan kesempatan bagi masyarakat untuk mengakses pendidikan formal dan nonformal untuk memutus mata rantai kemiskinan.

    Pemberdayaan masyarakat yang lebih besar dan peluang kemandirian ekonomi serta penguatan ketahanan ekonomi lokal sejalan dengan indikator kinerja ekonomi makro. DIY juga meningkatkan pemerataan infrastruktur dan suprastruktur pembangunan, baik antar golongan pendapatan maupun antar daerah, terutama untuk daerah pinggiran dan perbatasan.

    “Meningkatkan akses dan pemanfaatan infrastruktur teknologi untuk kalangan bawah,” jelasnya.

    Di bidang pariwisata, pemerintah negara bagian mengoptimalkan sinergi pariwisata dengan budaya, pendidikan, dan industri kreatif guna menghasilkan produk pariwisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif. Selain itu, optimalisasi pengembangan ekosistem pariwisata yang melibatkan wilayah selatan dan daerah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, serta peningkatan ketahanan desa wisata dan percepatan digitalisasi sektor pariwisata.

    Pemerintah daerah juga meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dan standar bisnis pariwisata. Selain itu, penguatan kelembagaan desa wisata dan kepemimpinan industri pariwisata.

    Di bidang budaya, pemerintah daerah mengembangkan Budaya Among Tani Dagang Layar. Program ini harus mampu menjadi sumber daya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menghilangkan kemiskinan dan ketimpangan tanpa merusak alam. Budaya Tani Dagang Layar harus mampu menjadi arah, model dan inspirasi dalam penyiapan lembaga reformasi Kalurahan.

    “Mengembangkan ekosistem budaya Among Tani Dagang Layar yang responsif dan kritis dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi,” jelasnya.

    Di bidang sosial, pemerintah daerah meningkatkan modal sosial, identitas dan kebahagiaan dengan membangun kapasitas pemimpin desa dan organisasi masyarakat, serta meningkatkan literasi dan kearifan dalam menggunakan media sosial.

    Selain itu, meningkatkan kerukunan dan toleransi melalui keteladanan, pendidikan, keterbukaan, serta berbagai konsultasi masyarakat, serta meningkatkan literasi dan kearifan warga dalam menggunakan media sosial. Juga memperkuat kepribadian, inovasi, penguasaan teknologi informasi dan daya saing melalui pendidikan dan berbagai program pelatihan.

    Sementara itu, di bidang pendidikan, pemerintah daerah memastikan batasan, kriteria dan pendidikan untuk Jogja ditetapkan dan kualitas pendidikan dasar dan menengah ditingkatkan. Selain itu, meningkatkan pemeringkatan DIY dalam hasil PISA (Program for International Student Assessment) dan menjamin tercapainya tujuan pengelolaan pendidikan/organisasi pendidikan dalam Perda DIY Nomor 5 Tahun 2011 (tentang pengelolaan dan pelaksanaan pelatihan berbasis budaya).

    Di bidang lingkungan, pemerintah daerah melindungi kawasan tertentu, termasuk GeoPark Nasional Gunung Merapi dan daerah aliran sungai, melalui berbagai program kolaborasi multi-stakeholder. Serta pengendalian pencemaran termasuk air, tanah dan udara, khususnya di perkotaan, melalui penegakan hukum dan peran serta masyarakat.

    Memastikan pembangunan rendah karbon dalam berbagai aspek pembangunan dan pengurangan risiko bencana melalui kerjasama multi pihak. Selain meningkatkan mitigasi dan adaptasi terhadap
    Bencana melalui peningkatan kapasitas dan keterlibatan semua pihak.

    Di bidang pemerintahan, pemerintah daerah sedang membangun pola hubungan baru antara pemerintah Kalurahan dengan warga dengan menyesuaikan tatanan kelembagaan desa dan membangun budaya organisasi baru. Selain itu, menciptakan kebijakan dan pelayanan publik yang inklusif, bersih dan berkelanjutan, serta mengadopsi pendekatan open governance dalam perencanaan dan pengelolaan anggaran Dana Keistimewaan dan Dana Desa.

    “Meningkatkan kapasitas, koordinasi dan sinergi antar instansi pemerintah dalam mengelola data yang handal,” jelasnya.(iklan)

    Source: koranbernas.id

    Related Articles

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Back to top button