Pasarnya hampir siap, model manajemennya belum jelas - WisataHits
Jawa Timur

Pasarnya hampir siap, model manajemennya belum jelas

PENGELOLA KOTA BERKALI-KALI MENCARI FORMULA TAPI TIDAK MENEMUKANNYA

KOTA BATU – Pemerintah Kota Batu (Pemkot) melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Batu terus mencari formula terbaik untuk membentuk administrasi pasar yang memadai.

Hal ini untuk memastikan Pasar Besar Kota Batu yang baru dikelola secara profesional. Selain itu, Fasum akan diberikan status sebagai pasar wisata sehingga menjadi salah satu tujuan wisata.

Kepala Diskumdag Kota Batu Eko Suhartono mengatakan Pasar Besar Kota Batu lantai 3 yang baru akan dirancang sebagai pusat kuliner yang akan menjadi daya tarik wisata. “Di Pasar Besar baru, pengelolaan dilakukan oleh Eselon IV, sedangkan pengelolaan tetap dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT). Dan kepala UPT akan menangani hal baru yaitu situasi dan kondisi Pasar Besar Kota Batu yang akan lebih modern dari Pasar Besar sebelumnya,” jelas Eko.

Saat ini Diskumdag masih melakukan kajian terkait tata kelola dan perjanjian regulasi karena adanya regulasi dan tata kelola yang baik. Diharapkan operasi akan berlanjut dengan baik dengan standar pasar modern.

Ada beberapa rumusan atau model manajemen yang dapat diterapkan dalam organisasi atau pengurus daerah. “Selain UPT, bentuk pengelolaan Pasar Besar Kota Batu juga terdiri dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Usaha Milik Daerah (PD),” tambah Eko.

Terpisah, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan, penyelesaian pasar tetap akan dilakukan Unit Pelaksana Teknis (UPT). Dia menjelaskan bahwa ini adalah opsi tercepat untuk memungkinkan pasar mulai bekerja sebagaimana mestinya segera. “Kemungkinan besar tetap diurus dalam bentuk UPT, tapi tidak menutup kemungkinan akan ada perubahan seiring dengan terus dilakukannya penilaian oleh Pemprov DKI,” kata Dewanti.

Sebagai pusat perputaran ekonomi di Kota Batu, jangan sampai muncul pasar baru ketika sudah selesai dibangun, namun para pedagang tidak bisa memulai aktivitas dagangnya karena harus menunggu sistem pengelolaan. Dalam waktu dekat, Dewanti akan mengundang perwakilan diler untuk melihat langsung progres pembangunan pasar yang direncanakan Desember nanti. “Tujuannya agar berdasarkan hasil undian lot atau kios, para pedagang memiliki gambaran stand mana yang akan ditempati,” ujarnya. (adk/tutup)

PENGELOLA KOTA BERKALI-KALI MENCARI FORMULA TAPI TIDAK MENEMUKANNYA

KOTA BATU – Pemerintah Kota Batu (Pemkot) melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Batu terus mencari formula terbaik untuk membentuk administrasi pasar yang memadai.

Hal ini untuk memastikan Pasar Besar Kota Batu yang baru dikelola secara profesional. Selain itu, Fasum akan diberikan status sebagai pasar wisata sehingga menjadi salah satu tujuan wisata.

Kepala Diskumdag Kota Batu Eko Suhartono mengatakan Pasar Besar Kota Batu lantai 3 yang baru akan dirancang sebagai pusat kuliner yang akan menjadi daya tarik wisata. “Di Pasar Besar baru, pengelolaan dilakukan oleh Eselon IV, sedangkan pengelolaan tetap dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT). Dan kepala UPT akan menangani hal baru yaitu situasi dan kondisi Pasar Besar Kota Batu yang akan lebih modern dari Pasar Besar sebelumnya,” jelas Eko.

Saat ini Diskumdag masih melakukan kajian terkait tata kelola dan perjanjian regulasi karena adanya regulasi dan tata kelola yang baik. Diharapkan operasi akan berlanjut dengan baik dengan standar pasar modern.

Ada beberapa rumusan atau model manajemen yang dapat diterapkan dalam organisasi atau pengurus daerah. “Selain UPT, bentuk pengelolaan Pasar Besar Kota Batu juga terdiri dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Usaha Milik Daerah (PD),” tambah Eko.

Terpisah, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan, penyelesaian pasar tetap akan dilakukan Unit Pelaksana Teknis (UPT). Dia menjelaskan bahwa ini adalah opsi tercepat untuk memungkinkan pasar mulai bekerja sebagaimana mestinya segera. “Kemungkinan besar tetap akan diurus dalam bentuk UPT, tapi tidak menutup kemungkinan akan ada perubahan seiring berjalannya waktu karena Pemprov akan terus melakukan evaluasi,” kata Dewanti.

Sebagai pusat perputaran ekonomi di Kota Batu, jangan sampai muncul pasar baru ketika sudah selesai dibangun, namun para pedagang tidak bisa memulai aktivitas dagangnya karena harus menunggu sistem pengelolaan. Dalam waktu dekat, Dewanti akan mengundang perwakilan diler untuk melihat langsung progres pembangunan pasar yang direncanakan Desember nanti. “Tujuannya agar berdasarkan hasil undian lot atau kios, para pedagang memiliki gambaran stand mana yang akan ditempati,” ujarnya. (adk/tutup)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button